1. BRIAN DAN FIRA

849 Words
Brian duduk didepan Piano nya, tangannya menari diatas tuts hitam putih itu. Seorang wanita yang dia kencani malam ini melenggok dengan gaya seksinya kearah Brian. Wanita itu menyentuh tubuh Brian dengan gerakkan menggoda membuat Brian terpancing letupan yang ingin segera dia tuntaskan. Brian mencium bibir merah wanita itu dengan rakus dan permainan mereka pun berakhir diranjang kamar apartemen Brian. Setelah berakhir dengan aktivitas ranjangnya, Brian mengambil gelas diatas mini bar miliknya dan menuangkan minuman alkohol kesukaannya. Cairan itu masuk dan membuat dia ingin menuangkan lagi dan lagi. Wanita itu menempel dibelakangnya dengan hanya menggunakan selimut, dan sepertinya permainan mereka akan berlanjut di mini bar ini. Dari ketiga pria yang ada dikeluarga Jayker, Brian adalah yang paling susah diatur dan juga memiliki kehidupan bebas tanpa batas. Brian kehilangan ibu nya saat dia berusia enam belas tahun, dan sejak saat itu dia seperti menghukum dirinya sendiri. Bergonta-ganti pacar hingga tak bisa dihitung lagi. Bahkan setiap malamnya Brian bisa tidur dengan wanita berbeda-beda. Dan semua wanita itu adalah wanita kelas atas, paling rendah adalah artis baru di managment yang dia miliki. Sudah menjadi rahasia umum kalau dia suka melakukan hubungan one night stand. Brian paling patuh dengan oma nya, dan paling takut dengan daddy juga opa nya. Tidak ada perkataan dari ketiga orang itu yang bisa dia lawan. Dan tentu dia menutupo kehidupan tidak warasnya ini dari ketiga orang itu. " Brian... Ah...". Suara desahan wanita itu mengakhiri sesi percintaan panas mereka. ******** Fira sedang menikmati tetesan air hujan pagi ini didepan halte tempatnya biasa menunggu bus yang akan dia naiki. Memiliki orang tua yang berada tak membuat Fira hidup dengan kemewahan, Fira sedari kecil terbiasa hidup sederhana karena ajaran papa dan mamanya. Fira memiliki butik yang baru dia rintis dua tahun belakangan ini bersama sahabatnya Emil. Dan sekarang dia akan menuju butiknya itu. Saat Fira sedang menikmati tetasan hujan itu, mobil Fortuner milik Brian melewatinya dan mata Brian melihat gadis aneh menurutnya itu. Bian tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan kembali fokus dengan ipad nya. Fira menaiki bus yang sudah tiba dan duduk sambil menggunakan headset. Dia bersenandung membuat beberapa pasang mata melihat kearahnya karena suara Fira yang merdu. Tak terasa Fira sampai didepan butiknya, payung yang ada didalam tasnya dia buka untuk membawanya dengan aman kedepan pintu toko. Fira masuk dan melihat Emil sedang duduk dimeja kasir mereka bersama satu pegawai. "Loe kehujanan?" tanya Emil memperhatikan Fira. "Enggak kok. Gue bawa payung ini. Gue naik ya.." Kata Fira lalu dia menuju ruangannya. Saat sudah berkutat dengan sketsa gaun yang dia kerjakan Emil masuk keruangannya. "Ra, gue kemarin lihat si Romi dicafe. Dia kayaknya punya pacar deh sekarang." "Terus masalahnya sama gue apa?" Tanya Fira tanpa mau melihat kearah Emil yang menatapnya dengan kasihan. "Ya loe kapan punya pacar. Kalian udah putus dua tahun tapi sampai sekarang loe gak pernah deket lagi sama cowok. Loe gak trauma kan?" Emil mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya dirasakan Fira saat ini. Benarkah jika Fira trauma karena dia dan Romi putus dengan tidak baik. Romi melakukan k*******n fisik kepada Fira. Dan Fira menutupi itu dari semua orang, dengan alasan dia cinta dan yakin Romi bisa berubah. Tapi dasar pria tak tahu diri, Romi terus saja memukul Fira atau tak segan menampar Fira jika pria itu sudah cemburu atau tak suka dengan apa yang Fira lakukan. Benar-benar pria b******k dan pantas untuk diputuskan. "Aku gak trauma Mil, lagian buat apa trauma. Aku tahu ini jalan hidup aku." "Terus kenapa gak coba dekat sama cowok lain?" Fira menghentikan pekerjaannya dan menatap Emil sambil tersenyum. "Aku belum siap memulainya lagi Mil. Dan yang menjadi fokusku sekarang adalah butik ini. Aku ingin butik kita punya nama di Indonesia bahkan luar negri."  Emil mendekati Fira dan memeluk Fira. "Gue harap loe bisa dapat pria yang baik secepatnya." "Amin" jawab Fira tertawa bersama Emil.  Emil pergi dari ruangan Fira, tapi sampai didepan pintu dia kembali melihat Fira. "Ra, ntar malem gue traktir di Angkringan biasa ya." "Sip" jawab Fira mengajukan jempolnya. ****     Brian menghirup sesuatu diatas meja dan perasaannya menjadi lebih rileks. Seseorang menggedor ruangannya membuat Brian yang ada didalam sana kesal, dia menggosok hidungnya dan berusaha santai membuka pintu itu. Saat dia lihat ternyata Bella lah yang datang menemuinya. Bella menelitinya dan langsung menutup pintu juga menguncinya. "Kamu gak baru pakai barang haram itu lagi kan?" Tanya Bella penuh selidik. Brian menggeleng dan dia berbohong. "Aku gak mau kamu jadi pecandu Brian, kamu tahu kan apa akibatnya sama oma, opa, dan terutama papa kamu." "Bella aku gak akan kenapa-kenapa.aku tahu batasannya oke." "Oh jadi kamu masih juga mau pakai barang haram itu. Baiklah Brian, silahkan lakukan apapun yang kamu mau. Silahkan hancurkan dirimu sendiri dan juga orang-orang yang menyayangimu." Brian hanya diam melihat kemarahan Bella. Bella menghempaskan pintu ruangannya dan pergi begitu saja. Dulu Bella tahu dia memakai sabu-sabu saat Bella tiba-tiba masuk kedalam kamarnya. Bella menangis sejadi-jadinya dan Brian berjanji akan meninggalkan semua itu asal Bella tidak memberitahukan kepada keluarga mereka. Tapi janji tinggallah janji, nyatanya Brian sulit lepas dari semua obat-obatan itu. Dan Bella mencoba mencari cara agar Brian terlepas dari itu semua tanpa keluarga mereka tahu. TBC...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD