Entah sudah berapa lama Kanaya melamun di depan meja rias sembari mengusap tangannya. Stefan membuka pelan pintu kamar sang adik dengan sangat pelan. Dilihatnya Kanaya yang sedang tertawa kecil. Penasaran, Stefan pun masuk lebih dalam dan menutup pintu pelan. Kanaya tidak menyadari Stefan menyelinap masuk. Senyum Kanaya membuat Stefan mencurigai sesuatu. Terlebih Kanaya sekarang sedang mencium tangan sendiri. “Aaa!” Kanaya berteriak ketika melihat pantulan Stefan pada cermin. Ia segera membekap mulutnya sendiri sebelum berbalik menghadap sang kakak. “Kenapa lo ada di sini?” Stefan menjulurkan tangannya ke depan wajah Kanaya. “Dari pada lo nyium tangan sendiri lebih baik nyium tangan gue.” Kanaya menepis tangan Stefan membuat sang kakak langsung memasukkan tangannya ke dalam saku c
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books