11. Tinggal di Kampung

1107 Words

Usai makan siang istimewa meski hidangan yang tersedia hanya ikan asin dan lalapan ditambah sambal dan kerupuk juga nasi hangat dan teh panas namun bagi Profesor Chiko hidangan itu terasa sangat istimewa karena setiap suapan yang masuk ke dalam mulutnya, mengingatkannya akan masa lalunya. Masa kecil yang penuh dengan kenangan dan keceriaan. Meski ia tak tinggal dengan ibu dan bapak kandungnya, namun ada banyak cinta dan kasih sayang yang dicurahkan oleh Ambu Iroh dan Abah Kosim. "Sok atuh makannya yang banyak." Ambu Iroh nampak senang melihat putra kesayangannya makan dengan lahap. Sejak kecil Profesor Chiko tak pernah pilih-pilih makanan. Apapun yang dimasak oleh Ambu Iroh selalu dimakannya dengan lahap. Saat seperti inilah yang sering ia rindukan jika berada di Ibukota. Di sana ia tak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD