Kata-kata Alex tadi malam masih terngiang di telingaku. Bagaimana bisa ia melakukan hal itu pada diriku. Apa karena aku membencinya sehingga Alex bisa dengan mudah mempermainkan hatiku. Kuhembuskan napas panjang, gara-gara memikirkan hal tidak penting itu membuat pekerjaanku tertunda. Apa pun yang berhubungan dengan Alex selalu membuat suasana hatiku buruk. “Tumben lo bawa bekal? Lagi irit ya?” tanya Micel sembari memberikan beberapa dokumen padaku. “Bukan buat aku.” “Terus buat siapa?” “Buat setan yang kelaparan,” ucapku asal membuat kerutan di kening Micel. “Doyan banget sama setan. Pasti sering dihantui ya?” ucap Micel. “Hmmm.” Aku mengangguk membenarkan ucapan Micel. Alex benar-benar menjadi hantu dalam pikiranku. Kenapa jadi seperti ini? Kenapa aku tidak bisa membenci pria itu