05

1868 Words
Kyeo mempercepat larinya. Tak peduli apa pun yang bisa ia lakukan, ia harus berlari untuk menyelamatkan hidupnya yang teramat berharga. Orang-orang yang kini mengejarnya ingin menangkap dan menghukumnya atas kejahatan yang telah dilakukannya selama ini. Mereka hendak mengirimnya kembali ke tempat asalnya, ke Dunia Kematian, tempat para pendosa harus kembali dan berdiam diri. Kyeo tak mau itu terjadi, ia lebih suka di sini. Dunia yang ia tempati kini adalah surga yang nyata baginya. Kyeo cukup beruntung berada di dunia manusia. Tempat di mana ia bebas melakukan p*********n dan memberi orang-orang menyedihkan itu pelajaran. Beruntung bagi iblis sepertinya, ada banyak sekali manusia bodoh yang memanggilnya ke dunia mereka, tetapi pada akhirnya, iblis itu akan membunuh mereka semua. Tak ada yang bisa menampik kelicikan yang dimiliki sesosok iblis, meski mereka telah berjanji akan tunduk kepada perintah sang pemanggil, tetapi nyatanya adalah sebaliknya. Kematianlah yang akan mereka dapatkan bahkan sebelum sempat mencapai tujuan. Dia adalah Kyeo, iblis yang tak bisa dipandang sebelah mata, dan dianggap remeh begitu saja. Kyeo adalah iblis yang sangat membenci umat manusia. Baginya, manusia adalah makhluk rendahan yang nyawanya tak lebih berharga ketimbang helai rambut sang iblis yang jatuh ke tanah. Iblis itu telah membunuh 999 manusia lemah dari berbagai tempat di seluruh dunia, dan menjadikan mereka sebagai santapannya yang lezat. Ketika ia sudah siap untuk membunuh korbannya yang ke-1000, Kyeo bertemu dengan manusia itu. Manusia berjenis kelamin perempuan yang identik dengan pendeta wanita dalam agama Shinto, seorang miko atau gadis penjaga kuil. Makhluk yang terlihat lemah, bahkan untuk sekadar membunuh seekor kucing saja mereka pasti tidak akan sanggup. Namun, kenyataannya ... miko itu berhasil melukai Kyeo hingga membuat sang iblis tak kuasa lagi melawannya. Kyeo menggeram murka, iblis itu ingin sekali membunuh dan menyantap sang miko, tetapi keadaannya kini sangatlah tidak memungkinkan. Ia terluka parah. Kyeo lantas mengumpat sejadi-jadinya. Jelas, bukan gayanya menghindar dari para manusia, biasanya ialah yang akan memburu mereka semua. Akan tetapi, sekarang dia bahkan tak kuasa untuk melawan. Kyeo sadar kondisinya yang sedang terluka parah tidak memungkinkan baginya untuk mengalahkan miko tersebut, ia lebih memilih untuk melarikan diri sejauh mungkin dari sana dan mencari tempat persembunyian yang aman. Ketika Kyeo tengah fokus melompat dari satu pohon ke pohon lain guna menghindar dari kejaran, mendadak dari arah depan muncul berbagai macam senjata tajam yang mengarah kepadanya. Sontak, iblis itu langsung berkelit menghindar. Sikap angkuh sang iblis pun muncul ketika ia berhasil mengelak dan kini tengah berhadapan dengan orang-orang yang telah berani mengejarnya. Ternyata hanya segerombolan manusia lemah. "Hee ...." Kyeo bergumam ketika melihat jumlah lawan yang tidak bisa dikatakan sedikit itu. Jika Kyeo sedang berada dalam keadaan yang sehat, mungkin saja makhluk-makhluk di depannya ini sudah berubah menjadi abu. "Ternyata kalian ya yang sedari tadi mengawasi pergerakanku?" "Kyeo, kau dituduh atas kasus pembunuhan dan p*********n penduduk di negeri ini. Kau sekarang sebagai tersangka," ucap salah seorang prajurit bertopeng kepada sang iblis. "Tolong, serahkan dirimu secara baik-baik." "Ck!" Sang iblis berdecak kesal. Matanya nyalang menatap orang yang berdiri di barisan paling depan. Ia sama sekali tidak merasa takut ataupun gentar. Meskipun dirinya saat ini sedang terluka, pandangannya terhadap manusia tidak akan pernah berubah. "Kalian pikir aku akan menyerahkan diri begitu saja kepada kalian semua?" tanyanya seraya mengangkat dagu. Dia memang angkuh, tak ada iblis di dunia ini yang tak memiliki kesombongan di dalam dirinya. Kesepuluh orang berpakaian hitam di depannya terlihat tidak suka dengan perkataan sang iblis, Kyeo menyeringai seraya menunjuk mereka satu-satu. "Hm, dasar kalian para manusia yang teramat menyedihkan." Sang iblis berhidung mancung dengan paras manusianya yang menawan itu lalu mendengkus geli. Menertawakan sesuatu yang tidak diketahui pasti apakah gerangan. Tak mendapat respons dari manusia di depannya, membuat sang iblis menatap remeh orang-orang yang berusaha menangkapnya itu. Tubuhnya yang tak terbalut pakaian menunjukkan otot-otot bisep dan abdominal yang menggoda. Ya, iblis memang tak pernah menggunakan pakaian, mereka telanjang bulat. "JANGAN HARAP AKU MAU, MANUSIA!" Kyeo berteriak keras, sesaat kemudian ia tertawa dengan lantang, sehingga menimbulkan api kemarahan di hati para manusia yang bertugas memburunya. "Aku tak mungkin mau ikut bersama kalian, Bodoh!" Perhatian sang iblis yang hanya tertuju kepada beberapa orang yang berdiri di depannya, membuatnya tidak fokus terhadap sekitar. Seorang pendeta wanita yang mengejar Kyeo sudah memasang segel tangan di belakang iblis bersurai putih tersebut. "SIAL!" maki Kyeo setelah menyadari dirinya dalam bahaya. Belum sempat sang iblis menghindar, sang miko telah membaca mantranya. "Akuma no shirushi!" Lalu secara tiba-tiba, muncullah sebuah lubang hitam berukuran besar yang dalam sekejap memerangkap dirinya. Kyeo pun tertangkap oleh mantra yang sebelumnya miko itu lafalkan. Kyeo mendecih berulang kali. Belum sempat ia menghindar, dirinya sudah telanjur tertelan ke dalam pelindung cahaya yang secara perlahan mulai mengisap masuk sang iblis, dan memerangkapnya ke dalam kurungan yang mengeluarkan energi yang sangat aneh. Iblis itu terus meronta dan berontak dalam kurungan emas yang dibuat oleh sang miko. Namun, usahanya hanya semakin memperkuat pelindung yang menyerap energi iblis. Gadis penjaga kuil itu tahu titim kelemahan para iblis, mereka semua tak tahan dengan energi murni. Kekuatan spiritual mampu mengalahkan mereka, tetapi itu tergantung dari jenis iblis itu sendiri. Miko bertudung merah dengan raut wajah datar yang telah berhasil memerangkap Kyeo ke dalam mantra yang diajarkan oleh sang ibu, perlahan mendekat ke arah sang iblis kelelawar. "Bawa Kyeo, sang iblis kelelawar ke hadapan penguasa," titahnya cepat. "Baik!" jawab para pengawal dengan sigap. Mereka semua lalu menghilang dalam sekejap, menuju ke tempat di mana Kyeo akan ditahan hingga batas waktu yang belum ditentukan, seraya membawa sang iblis yang dipenjara bak burung dalam sangkar. Tanpa disadari oleh mereka, tatapan gelap sang iblis hanya tertuju kepada satu orang, kepada seorang wanita yang menutupi dirinya dengan jubah panjang berwarna putih s**u. Seorang miko suci yang memiliki tanda lahir dua buah titik merah di dahinya. Iblis yang kehilangan salah satu sayap karena perempuan itu, menggeram murka. Tidak akan pernah ia maafkan wanita itu beserta anak keturunannya! "Akan kubunuh kau, k*****t!" Kyeo bersumpah untuk ini. *** Kaisar Tachibana menatap kurungan emas yang berbentuk seperti sangkar burung dengan tatapan tajam. Tempat itu adalah tempat di mana Kyeo, sesosok iblis yang meresahkan, dikurung selama sementara waktu, hingga sang iblis dibawa ke penjaranya yang sesungguhnya. Kurungan itu dipenuhi aura magis, bercampur aura spiritual yang besar. Iblis tidak bisa menembusnya, apalagi dengan kekuatan Kyeo yang saat ini melemah. Keputusan untuk memenjarakan sang iblis kelelawar masih belum selesai dirundingkan oleh mereka semua, tetapi untuk sementara waktu, Kyeo akan dibiarkan saja untuk terus berada dalam kurungan emas tersebut. Tentu dalam pengawasan yang sangat ketat oleh para pengawal istana yang sengaja diperintahkan oleh sang penguasa negeri itu. Sang iblis yang memiliki wujud asli kelelawar raksasa tampak sedang melamun seraya memandangi Kaisar Tachibana dengan pelototan yang tajam. Pupil matanya yang berwarna kuning sama sekali tak mengalihkan pandangnya dari sang penguasa. Seolah-olah, penguasa itu adalah objek yang sengaja ia targetkan. "Lepaskan aku!" titahnya setengah berteriak, tetapi tak ada satu pun orang yang bersedia mewujudkan perintahnya itu. Sang iblis menggeram kesal. Wajahnya memerah menahan amarah. "HEI, KAU!" seru Kyeo sembari menunjuk ke arah sang kaisar. "Lepaskan aku, b*****h!" serunya murka, masih sempat memaki manusia di hadapannya. Walaupun ia sedang berada di dalam kurungan yang sangat sulit ditembus sekalipun, tetapi tak sedikit pun sang iblis merasa takut dengan manusia. Baginya, manusia tetaplah manusia. Makhluk yang begitu lemah dan tak ada harganya di matanya. Kaisar Tachibana hanya bisa menggelengkan kepalanya prihatin saat mendengar ucapan kotor sang iblis bersurai panjang. Wujud manusia Kyeo memang terlihat seperti seorang dewa, tetapi sesungguhnya dia adalah iblis pembunuh dan seorang perusak sejati yang namanya begitu tersohor di mana-mana. Jangan sesekali terjatuh ke dalam pesona sesosok iblis dari kalangan bangsawan, karena sekali terjebak, maka akan sulit sekali lepas dari cengkeraman pesonanya. Akan tetapi, tampaknya para wanita tak terlalu memedulikan hal itu, pikir Kyeo. Meski begitu, Kyeo juga tak peduli dengan mereka. "Di mana gadis kuil yang telah berhasil menangkap monster pembunuh ini?" tanya Kaisar Tachibana kepada rombongan prajuritnya. Mendengar pria tua bangka yang hampir mati itu menyebut dirinya sebagai monster, sungguh membuat Kyeo geram. Andai saja ia berada di luar penjara energi murni buatan sang miko, mungkin saja manusia tua yang mengenakan jubah panjang itu pasti sudah mati di tangannya. Sang iblis benar-benar gemas ingin membunuhnya. Salah seorang di antara anak buah kaisar itu lalu mendekat dan menunjuk ke arah seorang gadis berkimono warna putih. "Dia ada di sana, Paduka Kaisar," ucapnya sopan. Kaisar mengangguk pelan. "Panggil gadis itu untuk menghadapku segera, sekarang juga," titahnya seraya memandang gadis yang telah menyelamatkan negerinya. Himiko hanya bisa tersenyum manis saat dipandang oleh seorang yang begitu diagungkan di negeri tersebut. Tak beberapa lama kemudian, seorang prajurit berzirah warna merah tua mendatangi sang gadis Akibara, lalu membawanya menuju ke hadapan sang Kaisar Tachibana. "Hormat saya, Paduka Kaisar." Gadis yang tak diketahui namanya tersebut menundukkan badannya di depan Kaisar Tachibana yang sedang tersenyum bijak. Betapa sopannya gadis ini, ucap sang kaisar tua dalam hati. Kaisar lalu berbalik badan, dan kembali menatap iblis kelelawar yang berada di dalam kurungan. Kini ia telah tahu di mana tempat yang cocok untuk mengurung sang iblis berwajah malaikat. "Bawa Kyeo, sang iblis kelelawar ke tempat di mana tak ada seorang pun manusia biasa yang bisa mendekatinya," ucap sang penguasa. "Kyeo, dengan ini kami menyatakan bahwa kau akan kami hukum, yaitu dengan cara menjalani sisa hidupmu di Hutan Terlarang sebagai akibat dari kejahatanmu selama ini." "Selamanya kau akan disegel di sana, tanpa ada satu orang pun yang bisa menolongmu," ujar Kaisar Tachibana lagi menjelaskan. "Bawa dia!" "Siap, laksanakan!" Para prajurit tertinggi menghampiri Kyeo, iblis itu masih memasang mimik yang sama, suram, bahkan tampak gelap dan mengerikan. Dengan aba-aba melalui jari tangan, pemimpin pasukan elite itu lantas memberikan kode untuk membawa sang iblis ke hutan terlarang. Sepeninggal orang-orang berpakaian serba hitam yang membawa pergi Kyeo sang iblis kelelawar ke penjara yang akan mengurungnya selamanya, netra cokelat penguasa tua dengan jubah kebesaran kembali menatap tamu kehormatannya yang telah datang dari jauh. "Terima kasih atas bantuan Anda, Miko-san*." Kaisar itu tersenyum teduh, seraya ber-ojigi* cukup dalam, kemudian kembali berdiri tegak. Pria paruh baya yang disegani oleh para rakyatnya itu lalu berkata, "Tanpa bantuan Anda, iblis itu tak mungkin bisa kami tangkap hidup-hidup. Sekali lagi, terima kasih banyak." Himiko, sang pendeta wanita Shinto itu pun tersenyum manis saat mendengar penuturan sang Kaisar, wanita muda yang telah menurunkan tudung merah di kepalanya itu lalu membungkukkan badannya dalam-dalam. Rambut hitam pendek sebahunya terlihat bergoyang mengikuti gerak kepalanya. "Paduka Kaisar, Anda tak perlu membungkukkan diri Anda," tuturnya sopan. "Saya hanya gadis biasa." Himiko memandang wajah sang penguasa dengan iris matanya yang berwarna hitam, lalu kembali berkata dengan suara yang terdengar begitu lembut, "Saya senang membantu orang-orang yang sedang kesusahan, Yang Mulia." "Semua orang resah dengan kehadiran sang iblis yang telah merusak tatanan kehidupan manusia. Oleh sebab itu, atas perintah dan tugas dari ibu saya, saya mengejar Kyeo dan berusaha menangkapnya." "Lalu, mengenai penanganan Kyeo ini ... saya hanya ikut membantu menciptakan kedamaian di wilayah ini saja. Cukup kurung dia di tempat yang penuh dengan energi putih suci." Himiko menjelaskan semua yang menjadi alasan di balik fakta dirinya yang menangkap Kyeo. Kaisar mengangguk tanda mengerti. Penguasa Negeri Awan lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penduduk yang hadir di sana, hendak menyampaikan apa yang ada di dalam pikirannya. Hingga kemudian rombongan prajurit yang membawa Kyeo kembali seraya membawa sang iblis. "Lapor, Yang Mulia! Kyeo ingin mengutarakan sesuatu!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD