Dendam

1307 Words

23 "Kev." "Hmm." "Kamu beneran belum pernah itu?" "Iya, Na. Kenapa?" "Tapi gerakanmu kayak bukan amatir." Keven terkekeh. "Malah ketawa!" "Serius, Na. Belum pernah, kamu yang pertama dan yang terakhir." "Nggak percaya!" "Cowok kan nggak perlu berlatih karena naluri yang mengambil alih. Lagian, aku ini udah dewasa, Na. Tontonan juga yang dewasa. Dan semuanya terekam di otak." "Me*sum juga ternyata kamu." "Kamunya yang mancing." "Kok jadi nyalahin aku sih? Kan kamu yang nyium duluan." Aruna mengerucutkan bibir dan mengubah posisi tubuh ke kiri. Membelakangi Keven yang kini tengah tersenyum-senyum. "So, menurutmu, apa aku sudah pro?" tanya Keven sembari merapatkan tubuh mereka. "Nggak tau!" "Jangan ngegas, Na." "Budu!" "Oh, baiklah." Keven menggelitiki pingg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD