Disaat Deby memiliki kesadaran penuh, namun tidak begitu dengan Abian. Lelaki tampan itu benar-benar dibawah pengaruh alkohol dan juga obat perangsang yang dicampurkan Deby di dalam minumannya sebagai jebakan. Begitu pintu kamar hotel terbuka, Abian bahkan langsung mendorong tubuh Deby ke dinding dan mencium bibir ranumnya kembali dengan begitu menuntut.
Tangan Deby dengan cepat mendorong pintu, namun ia sedikit menahan bahu Abian ketika lelaki itu mencium bibirnya dengan lapar. Melumatnya dengan menuntut dan kemudian ciuman itu berpindah ke tengkuk Deby, bibir lembab Abian mengecup tengkuk Deby yang memiliki harum menggoda, mencecapnya dan meninggalkan bekas kemerahan disana.
Napas Deby terengah ketika ia bisa merasakan hembusan napas berat Abian. Abian sendiri memang dikenal mempunyai banyak teman wanita, begitu friendly kepada kebanyakan wanita maupun kekasih teman-teman terdekatnnya—namun Abian tahu apa itu sebuah jarak. Abian menciptakan jarak pada setiap wanita yang hendak mendekatinya, entah karena apa.
Namun dengan Deby saat ini, dibawah pengaruh obat perangsang itu, Abian benar-benar tak bisa menahan napsunya lagi. Abian seolah kehilangan arah, seluruh tubuhnya terasa panas, memiliki gairah yang membara dan hal itu membuat tangannya bergerak melucuti satu persatu helain kain yang melekat menutupi tubuh indah Deby.
“Bian…” Deby terengah, terdengar begitu seksi saat Abian perlahan-lahan melancarkan kecupan di bahu Deby yang memiliki kulit cerah dan bersih.
Kecupan bibir Abian beralih pada belahan d**a Deby dan gundukan p******a yang masih tertutupi bra. Dikecupnya dengan lembut dan tangannya bergerak meremas gundukan p******a itu, membuat Deby terengah dan kulit tubuhnya meremang ketika merasakan sentuhan tangan Abian.
Abian kemudian menegakkan tubuhnya kembali, kedua tangannya mengukung tubuh ramping Deby yang bersandar di tembok. Tidak ada pergerakan berarti dari Deby, seolah Deby tidak ingin melanjutkan percintaan ini. Tapi Abian tidak kuat lagi, maka dari itu Abian memilih untuk melepaskan satu persatu kancing kemejanya sendiri, memperlihatkan d**a bidang dan perut sixpack-nya yang terbentuk, menunjukkan bahwa Abian benar-benar seorang pria yang menjaga tubuhnya.
Hingga akhirnya tangan Deby bergerak, menyentuh dan mengusap d**a Abian, kemudian ia menaikkan pandangannya menatap mata Abian.
Abian menundukkan kepalanya, berbisik pada Deby dengan sensual. “Aku tidak bisa menahan ini lagi.”
Diam-diam Deby menelan salivanya, jantungnya berdegup kencang saat tangan Abian bergerak kebelakang punggungnya dan melepaskan kaitan bra miliknya. Namun sebelum bra itu benar-benar terlepas, Deby menahan dengan lengannya dan menatap Abian dengan pandangan sayu. Tanpa banyak kata-kata, Deby mendorong pelan Abian dan melangkah kearah ranjang.
Deby duduk disana dengan kaki jenjangnya yang menyilang, lalu menurunkannya bra-nya untuk mengundang Abian—memperlihatkan kedua gundukan itu yang membuat Abian menelan salivanya. Tatapan Abian menggelap penuh napsu, ia kemudian melepaskan kaitan ikat pinggangnya dan melepaskan kaitan celananya, kemudian menunrunkannya. Membuat Deby menahan napas sepersekian detik ketika melihat dengan jelas ada yang menonjol dibalik boxer yang Abian pakai.
Abian kemudian melangkah mendekati Deby, naik keatas ranjang dan langsung kembali mencium bibir Deby, kali ini Abian melakukannya dengan lebih lembut hingga membuai Deby. Tangan Abian bergerak kebelakang, menarik kuncir rambut Deby dan membuat rambut hitam panjang wanita itu tergerai indah. Perlahan tapi pasti, Abian mendorong tubuh Deby hingga berbaring dibawah kukungan lengan Abian.
Deby tidak bisa menahan degupan jantungnya yang semakin lama semakin keras, hingga rasanya takut Abian dapat mendengar degup jantungnya. Karena bibir Abian benar-benar mengecupi inci per inci kulit tubuhnya, membasahi dengan bibirnya yang lembab. Hingga napas Deby tertarik saat Abian melumat ujung payudaranya, mengulumnya dan salah satu tangannya meremas payudaranya, lalu melakukan hal itu secara bergantian.
Deby membasahi bibir bagian bawahnya. Matanya terbuka dan tertutup merasakan lidah Abian menyapu dan mengulum bergantian payudaranya dengan nikmat. Deby tidak tahu jika Abian sangat pandai memuaskan seorang wanita di ranjang. Namun tak sampai disitu, karena kemudian kecupan Abian turun hingga ke perut rata Deby dan terus turun hingga Abian mengecup kewanitaan Deby yang mulai basah dibalik celana dalamnya.
Abian menaikkan pandangannya, menatap Deby. Abian tidak banyak bicara, hanya tangannya yang bergerak untuk menurunkan satu-satunya kain terakhir yang menutupi tubuh Deby dan setelah itu, tubuh Deby benar-benar polos, memperlihatkan keindahan tubuhnya dihadapan seorang lelaki asing yang bahkan baru ditemuinya malam ini.
Deby berusaha mengatur napasnya. Dalam hatinya sudah panik sendiri karena merasa bahwa jalan yang dia ambil terlalu beresiko saat ini. Karena ia akan bercinta dengan Abian Hadinata!
Namun Abian tidak perduli, kaki Deby menekuk dan Abian membukanya. Ketika kepala Abian hendak sejajar dengan kewanitaan Deby yang bersih itu, tangan Deby tiba-tiba menahan bahu Abian.
“Ka-kamu mau apa?” Tanya Deby dengan gugup.
“Memakanmu.” Jawab Abian sambil tertawa kecil. Abian kemudian menangkup tangan Deby menjadi satu dan menahannya diatas kepala Deby, membuat p******a Deby makin membusung dan makin membuat Abian b*******h. “Tenanglah, aku akan memuaskanmu malam ini. I’m yours tonight, Deby.”
Abian mengecup mesra bibirnya sekilas, kemudian kecupannya langsung turun ke kewanitaan Deby yang terbuka. Membuat Deby langsung terengah dan mendesah saat Abian melumat bibir kewanitaannya dan menjilatnya.
“Ehmm, Bian… ahh!” Deby tidak bisa menahan desahannya yang berisik saat lidah Abian bergerak naik turun di bibir kewanitaannya, membasahinya dan mengulumnya lagi.
Tubuh Deby menggelinjang nikmat, tangannya bergerak meremas-remas kecil rambut Abian. Ia memejamkan matanya, menahan agar tubuhnya tidak menggelinjang terlalu hebat karena nyatanya buaian lidah Abian di kewanitaannya benar-benar membuat kepala Deby begitu pening.
Di tengah-tengah desahan Deby, dirinya melirik kebawah, sedikit tak percaya bahwa kini seorang bungsu keluarga Hadinata, salah satu penerus perusahaan keluarga Hadinata sedang menunduk diantara kedua kakinya dan menikmati tubuhnya. Ada sedikit rasa tidak percaya, namun entah kenapa Deby juga memiliki kebanggaan tersendiri. Deby tersenyum kecil, ia mengusap rambut tebal Abian sambil mengulum bibirnya sendiri, menikmati permainan lidah Abian pada bibir kewanitaannya.
“Eungh, Bian...” tubuh Deby tiba-tiba terasa tersentak saat ada sebuah gelombang o*****e dari bawa tubuhnya yang hendak keluar ketika lidah Abian menusuk-nusuk dibawah sana.
Namun sebelum Deby mendapatkan pelepasannya hanya karena permainan lidah Abian, Abian memutuskan untuk mengangkat kepalanya dan menyudahi semuanya. Hal itu jelas membuat Deby sedikit terkejut dan mendapatkan sedikit kekecewaan. Namun kekecewaannya tertahan saat Abian menurunkan celananya.
Memperlihatkan kejantanannya yang menegak dan besar. Membuat Deby menahan napasnya. Abian benar-benar tidak mengatakan apapun ketika ia memposisikan dirinya diatas Deby dan memasukkan kejantannya ke kewanitaan Deby.
“Ahh!” Deby mendesah saat ujung kejantanan Abian menyapa di kewanitaannya dan menerobos masuk begitu saja. “Eumhh, Bian, ahh!”
Begitu seluruh batang kejantanannya masuk ke kewanitaan Deby yang terasa hangat dan begitu rapat, Abian tidak butuh waktu panjang untuk mulai menggerakan tubuhnya, memompa kejantannya pada kewanitaan Deby, membuat Deby mendesah nikmat dan Abian juga mendesah sama nikmatnya merasakan kejantannya diurut nikmat oleh kewanitaan Deby.
Abian menurunkan tubuhnya, mencium bibir Deby sembari memompa terus kejantanannya, menggerakannya dengan ritme yang semakin menuntut. Tangannya sesekali bergerak ke p******a Deby dan meremasnya dengan keras secara bergantian, membuat Deby mendesah tak karuan.
Wajah Deby dibawahnya yang menikmati hujaman kejantanan Abian benar-benar membuat Abian terpukau. Hingga pada akhirnya pelepasan mereka hendak datang, lengan Deby memeluk seluruh punggung Abian ketika hujaman Abian semakin cepat dan kewanitaan Deby semakin menjepit kejantanannya.
Abian juga balas memeluk tubuh Deby, di surukannya wajah Abian ke ceruk leher Deby ketika ia merasakan pelepasannya semakin dekat. Abian semakin cepat memompa kejantanannya, desahan Deby semakin tidak teratur, desahan yang membuat tubuh Abian semakin terbakar napsu dan Abian tidak perduli lagi saat ia tidak bisa menahan pelepasannya di dalam kewanitaan Deby.
“Ah! Arghh, ahh!!” Abian menyemprotkan begitu saja cairan pelepasannya di dalam kewanitaan Deby, bersama dengan tubuh Deby yang menggelinjang dan juga mendapatkan pelepasannya.
Tubuh mereka berdua saling menegang, melemas perlahan ketika mendapatkan pelepasan secara bersamaan. Mereka saling merasakan degup jantung masing-masing. Hingga kemudian Abian menarik diri dari Deby, namun kembali melumat bibir Deby dengan penuh napsu, seolah percintaan mereka belum selesai.
Deby juga rasanya tidak ingin percintaan mereka selesai pada malam ini. Ia bercinta dengan seorang lelaki tampan dan kaya, Deby sangat senang akan fakta itu. Walaupun setelah ini Deby juga harus bekerja. Deby kemudian memberanikan diri, ia mendorong tubuh Abian dan kemudian membalikkan posisi.
Deby kemudian duduk diatas perut six-pack Abian dan kembali mencium bibir Abian. Bagaimanapun, Deby harus membuat Abian kelelahan pada malam ini agar Abian tidak akan sadar mengenai apa yang akan dilakukan Deby setelah ini. Dan setelah itu Deby yang memimpin percintaan, ia mendorong tubuhnya kebelakang, sedikit menaikkan tubuhnya dan memegang kejantanan Abian yang sudah kembali menegang.
Mengarahkannya pada kewanitaannya dan kemudian Deby menurunkan tubuhnya, membuat kejantanan Abian menusuk dan masuk kedalam kewanitaannya kembali. Abian mendesah nikmat. Kepalanya terasa pening, namun ia masih terbuai ketika melihat wanita secantik Deby, dengan rambut hitam panjangnya dan tubuhnya yang molek kini bergerak memompa tubuhnya diatas Abian, memimpin percintaan mereka.
Suara desahan Deby memenuhi ruangan. Tangan Deby bergerak mengarahkan tangan Abian agar menyentuh payudaranya dan meremasnya selagi Deby memompa tubuhnya diatas Abian. Mereka berdua benar-benar larut dalam percintaan yang panas hingga pagi sudah menyapa, hingga kesadaran Abian benar-benar hilang dan Deby tersenyum puas di dalam pelukan Abian yang juga sudah puas dengan percintaan mereka yang sudah berapa ronde. Kini giliran Deby yang lanjut bekerja.
Dengan perlahan, Deby keluar dari kukungan tubuh Abian yang tertidur sambil memeluknya. Deby kemudian mengambil kimono hotel dan memakainya, mengikatnya dengan asal-asalan. Pandangan Deby mulai berkeliling ke sekitar kamar.
Hingga kemudian ia bergerak cepat mengambil celana Abian. Sambil merogoh satu persatu kantung celana Abian, Deby melirik Abian yang masih tertidur nyenyak di kasur. Percintaan mereka hingga pagi ini pasti membuat Abian begitu kelelahan. Sampai kemudian Deby menemukan dompet milik Abian.
Dibukanya dompet itu, Deby dapat melihat beberapa kartu debit, bahkan Abian memegang kartu american blackcard, membuat Deby cukup tercengang namun ia teringat bahwa ini adalah Abian Hadinata, anak seorang konglomerat ternama di Indonesia. Deby dengan rapi terus membongkar dompet Abian.
Sampai kemudian ia menarik sebuah foto yang terselip di dompet milik Abian. Potret Abian dengan seorang anak dari diva terkenal yang menjadi digosipkan menjadi istri simpanan Bram Hadinata—ayah Abian.
“Apa hubungannya Abian dengan anak ini?” Gumam Deby sambil menamati foto tersebut.
Abian terlihat tersenyum cerah sambil merangkul wanita itu yang tersenyum sama cerahnya, mereka terlihat begitu bahagia di foto ini.
“Apa Abian punya hubungan khusus dengan anak ini?” Tanya Deby sendiri dan kemudian ia mengambil ponselnya, memotret lembar foto itu dan kemudian mengembalikan lagi dompet Abian dengan rapi kedalam saku celana.
Setelah urusannya beres, Deby kemudian naik kembali keatas ranjang dan kembali memeluk Abian. Dirinya tersenyum senang sembari mengusap pipi Abian.
“Terimakasih untuk malam ini, Bian. Malam ini adalah malam terindah untukku.”
***
Suara dering ponsel yang berbunyi berkali-kali bak alarm perlahan-lahan memasuki indra pendengar Abian Hadinata. Dering ponsel itu kian menganggu, membuat saraf kelopak mata Abian memaksa untuk terbuka. Satu yang kemudian dirasa kemudian adalah, tenggorokannya yang begitu kering dan kepalanya yang sangat penih.
Abian mengerang pelan, ia merasa sudah kelewat batas saat minum di secret bar semalam. Namun ketika Abian hendak menyentuh dahinya, tiba-tiba saja ia merasakan hal yang aneh. Lengan kanannya tidak bisa digerakkan dan terasa berat. Dengan paksa, Abian kemudian menoleh ke kanan.
Ada seorang wanita disampingnya. Abian masih diam, berusaha mencerna apa yang terjadi dan mengumpulkan nyawanya. Kemudian ia menyipitkan matanya, ada seorang wanita yang menjadikan lengannya sebagai bantalan untuk tidur dan wanita itu tertidur tanpa baju—hanya tertutupi selimut putih yang sama dengan Abian.
Selimut putih yang sama.
Abian juga sama-sama tidak memakai baju sehelaipun! Dan kemudian dering ponsel Abian yang berbunyi nyaring semakin meningkatkan kesadarannya.
“Astaga!” Abian langsung sadar walaupun terlambat dan menarik tangannya dari wanita itu. Bahkan Abian langsung terduduk dengan kepala yang nyeri luar biasa karena mabuk dan tangan kanannya yang pegal.
Deby yang juga ikut bangun dari tidurnya hanya membuka matanya dengan santai. Bahkan ia masih sanggup tersenyum menatap Abian yang kebingungan. “Good morning, Bian.”
Jantung Abian malah berdebar ketakutan mendengar sapaan wanita asing disampingnya ini. Tatapan Abian kemudian berkeliling, bahkan ia tidak tahu sedang berada dimana sekarang dan jam berapa sekarang. Yang Abian tahu hanyalah cahaya matahari yang memasuki kamar ini sudah benar-benar terik dan yang Abian ingat selanjutnya adalah ATSA!
Entah bagaimana boss-nya yang garang itu saat ini. Padahal setiap pagi Abian seharusnya menyapanya di lobby, mengikutinya masuk ke ruangan, menjadwalkan jadwal Atsa dan mengurusi mood wanita itu.
“Kamu siapa?” Tanya Abian dengan panik. “Yang kita lakukan semalam—”
“Luar biasa, bukan?” Deby balas bertanya sambil terduduk dan meregangkan tubuhnya. Dia kemudian langsung menoleh kearah Abian dengan tatapan wajah sedih. “Oh, jangan bilang kamu melupakan semua yang terjadi semalam?”
Abian kemudian menggaruk rambutnya. “Engh, semalam—”
“Astaga, kamu benar-benar tidak ingat malam percintaan kita yang hebat?!”
“Percintaan?” Abian menelan salivanya, melihat seluruh tubuh keduanya yang telanjang bulat diatas ranjang dan tidur bersama, tentu saja pasti mereka melakukan sesuatu yang tidak-tidak. Abian kemudian mendesah sesal sambil mengusap wajahnya.
“Sungguh kamu tidak ingat? Astaga, kamu benar-benar nyakitin perasaanku kalau kamu tidak ingat apapun.”
Abian tidak ingin menyakiti perasaan wanita disampingnya ini. Bagaimanapun juga tadi malam mungkin Abian kecolongan dan memanfaatkan tubuh wanita asing ini. “Eumh, aku ingat semuanya. Semalam… benar-benar menajubkan, hehe.”
Abian tertawa canggung. Iya, menajubkan sampai Abian tidak mengingat apapun yang ia lakukan!
Dan kemudian dering ponselnya untuk yang kesekian kali kembali memenuhi kamar ini. Dengan panik dan mengubur rasa malunya, Abian turun dari kasur dan memakai kembali celana dan bajunya dengan cepat di depan wanita asing yang tidak dikenalnya ini. Sialan! Bisa-bisanya Abian bercinta dengan orang asing!
Dengan panik, Abian kemudian mengangkat telepon itu. “Halo, Miss Atsa. Selamat pagi, maaf aku—”
“ABIAN HADINATA! JIKA 5 MENIT KAMU TIDAK ADA DISINI, MAKA AKU AKAN—”
“OKE, OKE, AKU BERANGKAT SEKARANG!” Abian dengan berani dan penuh rasa terpaksa membantah ucapan Atsa.
Karena Abian benar-benar tidak bisa lagi mendapatkan ancaman dari wanita ular berbisa itu! Ancaman yang terakhir terjadi adalah, Atsa membuat Abian lembur hingga pukul satu pagi dini hari dan esoknya langsung mengajak Abian untuk perjalanan bisnis ke Australia. Karena Atsa Mayleen, benar-benar wanita bar-bar yang hobi menyiksa orang lain dan orang itu termasuk Abian Hadinata.
---
Author Note
Hai! Bian sayangnya kalian kembali lagi! Gimana nih pandangan kalian soal Bian? Ikuti terus yuk ceritanya! Dan jangan lupa tinggalkan komentar serta tekan love di bagian sinopsis untuk menambahkan cerita ini ke reading list kamu.
Follow me on IG: segalakenangann