Suara bisik-bisik terdengar di telinga Abian ketika kesadaran perlahan-lahan mulai menguasai dirinya. Namun ia masih merasa berat membuka matanya. Suara bisik-bisik itu semakin keras, terdengar tidak bisik-bisik lagi melainkan sebuah obrolan. Sampai kemudian Abian merasakan saraf motoriknya kembali bisa digerakan. Jemari tangan kanan Abian perlahan bergerak, seiring dengan kelopak matanya yang ingin terbuka. “Abian?! Abian sudah sadar!” Terdengar suara panik bercampur senang dari Tania—Mama Abian. “Bian, ini mama, nak.” “Abian sudah sadar, dok.” Terdengar suara bel dan suara Alin Hadinata yang memanggil tim medis. Dengan susah payah Abian membuka matanya, sorot putih sinar lampu benar-benar memenuhi pandangannya. Membuat Abian memejamkan matanya lagi, kepalanya sangat pusing dan kem