Senyum Deby terlihat sama cerahnya dengan matahari di luar sana ketika pintu lift berdenting dan terbuka di lantai tempat ia dan team wartawan Starblitz Magazine bekerja. Dan tentu saja, empat pasang mata yang paling mengikuti setiap gerak-gerik langkah Deby begitu memasuki ruangan kerja mereka adalah Pinka dan Liana—teman satu team-nya untuk mengorek informasi mengenai Abian Hadinata.
“Selamat pagi semuanya!” Sapa Deby dengan senyum cerah ketika melewati kabinet Pinka dan Liana. Ia kemudian duduk di kursi kerjanya sendiri dan meminum kopi yang baru saja ia beli sebelum berangkat kerja. “Hm… hari ini indah sekali, ya!”
Pinka dan Liana kemudian saling lirik. Lalu Pinka yang kabinetnya berada di depan Deby langsung berdiri dan mencondongkan tubuh kearahnya. “Everyhting good?”
“Good.” Jawab Deby dengan riang. “Abian Hadinata benar-benar hebat di ranjang.”
Pinka langsung terkesiap pelan dan menutup mulutnya. “Segeda apa?!”
“Apanya?” Deby terkikik geli dan Liana langsung memukul kepala Pinka dengan map mika.
Liana kemudian berdecak. “Serius, lo dapat informasi yang bisa kita terbitin untuk membongkar skandal yang ada di keluarga Hadinata?”
“Dapat dong!” Liana mengedipkan salah satu matanya. Tatapan matanya melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan bahwa partner kerjanya yang lain tidak menguping pembicaraannya dengan Pinka dan Liana. “Abian Hadinata sekarang lagi berhubungan dengan—”
“Deby!”
Pinka, Liana dan Deby sontak menoleh secara kompak ke ruangan lead editor yang terbuka. Seketika Deby langsung berdiri tegap dan tersenyum kaku.
“Ya, mbak?”
“Sini ke ruangan saya.” Ucap Ester—selaku lead editor di Starblitz Magazine.
Pinka dan Liana kompak tersenyum tipis pada Deby dan kemudian perlahan-lahan kembali ke kabinet mereka. Sedangkan Deby langsung menggigit bibir bagian bawahnya dengan resah, kemudian mengambil Ipad dan merapikan pakaiannya. Karena dia tahu, begitu memasuki ruangan Ester, ia harus melaporkan berita yang hendak ia tulis dan terbitkan.
Deby kemudian mengetuk pintu ruang kerja Ester dan tak lama kemudian dipersilahkan masuk.
“Duduk, Deb.” Ucap Ester mempersilahkan sembari membenarkan letak kacamatanya dan fokus pada Imac dihadapannya. Tak ada suara dari Deby yang kini sudah duduk, sampai kemudian Ester menaikkan pandangannya dan melirik Deby. “Saya dengar kamu dan team-mu mau mengangkat skandal berita mengenai keluarga Hadinata?”
“Iya, benar, mbak.”
“Keluarga Hadinata terkenal dengan nama baik dan skandal yang bersih lo.”
“Bagaimana dengan skandal perselingkuhan Bram Hadinata dengan mantan Diva terkenal di Indonesia, mbak? Kami mau mengangkat skandal itu lagi.”
Ester sontak tertawa. “Skandal itu sudah sangat basi, Deby. Kuno. Kedua belah pihak dari jaman dulu juga sudah mengklarifikasi bahwa mereka berdua hanyalah partner bisnis.”
“Lalu bagaimana dengan Abian Hadinata?”
“Abian Hadinata?” Ester malah balik bertanya. “Siapa dia?”
Senyum Deby langsung mengembang bahagia. Dengan semangat ia memberikan Ipad yang terpampang foto-foto Abian Hadinata yang Pinka dan Liana ambil secara diam-diam ketika di Secret Bar, bahkan Deby juga mengambil foto-foto eksklusif Abian dari ponsel lelaki itu.
“Dia adalah anak bungsu dari keluarga Hadinata yang memang tidak pernah di ekspos. Beberapa orang yang mengenal Abian Hadinata adalah si bungsu keluarga Hadinata hanyalah orang-orang terpandang di Indonesia.”
“Tampan juga.” Komentar Ester dan Deby langsung menjentikkan jari seraya mengangguk setuju. “Kamu tahu alasan dia tidak pernah di ekspos oleh keluarganya sendiri?”
“Gosipnya, karena Abian adalah anak dari Bram Hadinata dan Diva terkenal itu.”
Ester langsung mengernyitkan aslisnya. “Kamu mau menerbitkan berita soal skandal itu kembali?”
“Sabar dulu, mbak. Satu persatu.” Deby tersenyum tipis. “Pertama saya akan membuat artikel tentang si bungsu Abian Hadinata yang tampan. Jelas itu akan menarik perhatian netizen. Apalagi kakak kembarnya, Alin dan Alina Hadinata adalah istri dari aktor ternama dan mereka aktif di dunia infotaiment.”
“Kemudian?”
“Saya akan menerbitkan artikel dan mulai bekerja mengambil foto kedekatan hubungan Abian Hadinata dengan Atsa Mayleen.”
Wajah Ester terlihat bingung sekarang. “Woah, Atsa Mayleen? Anak tunggal keluarga pengusaha Leen yang terkenal cantik dan hedon itu? Dia kan terkenal banget di sosial media.”
“Banget, mbak!”
“Ada hubungan apa dia dengan Atsa?”
“Aku masih belum tahu. Kayaknya sih cuma hubungan pekerjaan. Tapi kalau nerbitin skandal soal mereka berdua kan bisa menarik viewers laman berita kita.”
Ester kemudian tertawa dan ia mengembalikan Ipad Deby. “Terus kapan kamu mau nerbitin soal skandal bahwa Abian Hadinata adalah anak haram keluarga Hadinata?”
Deby sontak terdiam karena sedikit terkejut. Ia sebelumnya tidak terpikirkan oleh kata ‘anak haram’ dalam skandal yang hendak ia terbitkan soal Abian, karena kata itu terlalu kejam.
“Harus tega-tegaan aja kalau beritamu mau naik.” Kata Ester melanjutkan sembari fokus lagi pada Imac-nya. “Kamu mau di mutasi ke Starblitz Magazine yang di Seoul, kan?”
“Iya, mbak. Mau banget!” Deby langsung memasang wajah memelas.
“Makannya, naikin terus kualitas berita yang kamu tulis biar kamu bisa dimutasi dan naik jabatan.”
“Siap, mbak!”
“Strategi yang kamu buat sudah bagus dan masuk ke keinginan pasar. Update beritanya nanti malam bisa?”
Deby terdiam sejenak, lalu menghela napas walaupun entah kenapa dadanya terasa sesak. “Bisa, mbak.”
Abian Hadinata memang sangat baik padanya, tapi Deby memilih kebaikan untung dirinya sendiri terlebih dahulu. Lagipula dari awal ia bercinta dengan Abian hanya untuk mengulik informasi mengenai lelaki itu. Tidak boleh ada perasaan yang terlibat di dalamnya.
Ya, Deby harus tidak perduli dengan Abian Hadinata.
***
Sebelum menjadi sekertaris Atsa Mayleen, Abian sedari kecil hingga dewasa tidak pernah masuk ke butik-butik ternama di Indonesia. Bahkan tidak pernah masuk ke store Chanel, Gucci, maupun Louise Vuitton. Karena walaupun lahir di keluarga yang bergelimang harta, Abian jarang sekali tertarik dengan barang-barang branded. Ia mendapatkan barang-barang branded dari kakak-kakaknya sebagai hadiah ulangtahun, atau dari mama dan papanya yang asal saja membelikan.
Sedari muda Abian lebih senang membuka usaha sendiri dan bekerja sendiri, uang yang ia dapatkan lebih dipilih Abian untuk investasi saham—yang kemudian membuatnya dapat membeli rumah, apartemen—yang kemudian juga di investasikan dan juga dua mobil miliknya yang ia beli dengan uang sendiri. Mobil lainnya Abian tentu saja punya, namun lagi-lagi itu hanyalah pemberian dari orangtuanya dan kakak-kakaknya.
Baru kali ini Abian seharian mengikuti Atsa mengambil pesanannya ke butik ternama di salah satu mall di Jakarta dan membeli sebuah gaun seksi bertabur kristal swarovski, kemudian berpindah ke store barang branded lainnya hingga kaki Abian pegal dan ia sudah menyuruh lima orang bodyguard Atsa membawakan barang belanjaan boss-nya itu. Abian kemudian duduk di salah satu store, ia hanya menatap minuman dan camilan yang di hidangkan tanpa minat karena ini sudah kelima kalinya ia disajikan minuman yang hampir sama di tiap store yang berbeda.
Abian sedang menngernyitkan dahinya dan merasa sesak saat membaca pengeluaran Atsa hari ini di Ipadnya ketika kemudian Atsa menghampirinya dengan dua pramuniaga yang mengikutinya sambil membawakan tas yang berbeda jenis dan motif.
“Bian, bagus yang mana?” Tanya Atsa yang menghampirinya dengan riang.
Abian hanya mengalihkan tatapannya sejenak dari Ipad untuk melihat kedua tas itu. “Nggak ada yang bagus, biasa aja modelnya, harganya juga sudah tidak cocok untuk dompet kamu.”
Beberapa pramuniaga di store yang berada di sekitar Atsa dan Abian langsung saling lirik. Sedangkan Abian kurang peka bahwa langsung ada buih-buih air mendidih dalam diri Atsa ketika sekertarisnya itu mengeluarkan kata-kata yang mempermalukannya. Atsa kemudian tetap berusaha tersenyum walaupun terpaksa dan duduk persis di samping Abian sambil mengamit lengan Abian dengan keras.
“Bian,” bisik Atsa penuh penekanan. “Bisa nggak kamu kalau ngomong yang bener dikit?”
Abian hanya melirik Atsa tanpa minat. “Nggak bisa. Pengeluaran kamu hari ini sudah melebihi limit. Argh, sakit!” Abian mengerang kesakitan saat Atsa menyikut pinggangnya dengan keras.
“Kamu buat saya malu!” Bisik Atsa penuh penekanan dan kemudian ia langsung melangkah keluar store dengan langkah yang kesal.
Para pramuniaga itu berdiri kebingungan, sedangkan Abian hanya berdiri sambil mengusap pinggangnya yang sakit dan kemudian menatap pramuniaganya sambil meringis menahan sakit.
“Maaf ya, nggak jadi beli dulu.” Ucapnya santai sambil melangkah keluar dari store.
Abian berhasil membuat Atsa menahan pengeluarannya pada hari ini yang sudah hampir menyentuh lima ratus juta rupiah dalam sehari dan kini ia membawa Atsa ke sebuah salon ternama untuk mempersiapkan Atsa tampil di acara awarding salah satu stasiun televisi ternama yang sebenarnya merupakan milik kakaknya—Alina Hadinata.
Abian juga bersiap. Namun persiapannya tidak seheboh dan seribet Atsa yang memakai gaun dengan taburan kristal swarovski yang tadi ia beli. Bahkan Atsa juga langsung mengenakan tas dan high heels branded yang tadi ia beli, tak lupa perhiasan-perhiasan miliknya. Untungnya, Atsa tidak cerewet dan tidak menjadi ular berbisa yang galak ketika sedang persiapan ke malam awarding ini.
Walaupun tadi Atsa dibuat malu di salah satu store ternama oleh Abian, wanita itu hanya marah sekali pada Abian dan tidak melakukan kekerasan verbal maupun non verbal pada Abian. Kelihatannya mood Atsa sedang bagus karena ia bahagia bisa memakai semua barang dan pakaian branded yang ia beli pada malam ini. Dan bahkan ketika mobil mewah Atsa berhenti di jalur khusus tamu vip, Atsa langsung mengamitkan lengannya pada Abian begitu mereka berdua turun dari mobil.
“Maaf Miss Atsa yang terhormat,” Abian berusaha melepaskan tautan tangan Atsa di lengannya. “Ini apa-apaan ya?”
“Ish, pokoknya kamu harus jalan sama saya di red carpet.” Jawab Atsa penuh perintah.
“Kenapa harus sama saya? Saya disini kan cuma sekertaris kamu.”
“Enggak buat malam ini.” Atsa mengembangkan senyum manisnya yang menggoda sembari mendongak menatap Abian. “Kamu jadi milik saya malam ini. Saya nggak mau kelihatan jomblo di red carpet dan nanti satu Indonesia akan menebak bahwa saya ini wanita yang malang—”
“Atsa Mayleen?”
Ocehan Atsa terhenti ketika ada suara berat seorang pria mengintrupsi pembicaraan Atsa dan Abian. Lelaki itu adalah Richard Willy—lelaki blasteran Canada-Indonesia yang merupakan salah satu selebriti dan aktor ternama di Indonesia. Richard sedang berdiri dan mengantri untuk jalan di red carpet seperti Abian dan Atsa.
“Richard?!” Atsa terlihat tak menyangka dan senang ketika bertemu Richard yang merupakan teman nongkrongnya. Bahkan Atsa tidak sungkan untuk langsung memeluk dan mengecup kedua pipi Richard. “Astaga, kamu ganteng banget malam ini. Harum lagi.”
“Hahaha, ya harus, dong.” Jawabnya sambil memperhatikan keseluruhan penampilan Atsa yang terlihat begitu cantik, seksi dan elegan. “Dan seperti biasa dandananmu selalu menajubkan, Atsa.”
“Oh, thank you so much. Pujianmu memang selalu berhasil memikat hati wanita. Cowok peka seperti kamu pasti jadi idaman banyak wanita.” Ucap Atsa sembari melirik Abian yang langsung merasa bahwa ia disindir.
Abian langsung menggaruk tengkuk bagian belakangnya dan langsung mengalihkan tatapannya kearah lain. Sindiran Atsa benar-benar membuatnya harus menahan emosi.
Mendengar sindiran itu, Richard sontak kembali tertawa sambil ikut melirik Abian. “Pacarmu yang baru?”
“Hah?!” Abian dan Atsa kompak tercengang.
“Enggak!” Dengan cepat Atsa langsung membantahnya.
“Saya sekertarisnya. Perkenalkan, Abian.” Ucap Abian sambil mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Richard dengan erat.
“Richard. Nice to meet you, Abian.” Kemudian Richard langsung kembali menatap Atsa yang masih mengamit lengan Abian. Richard sontak mempersiapkan lengannya. “Aku datang sendirian loh malam ini. Mungkin kamu mau jadi pasanganku untuk foto di red carpet pada malam ini?”
Atsa tidak langsung menjawab. Melainkan ia langsung mendongakkan pandangannya kembali kearah Abian yang hanya menaikkan kedua alisnya penuh dengan tanya untuk tatapan Atsa. Wanita itu sontak berdecak kesal dan berbisik pada Abian dengan cepat. Namun entah kenapa, walaupun tidak ada telepati diantara mereka berdua, namun Abian merasa bahwa Atsa sedang menanyakan pendapat Abian.
Abian sontak memajukkan sedikit tubuhnya mendekati Atsa dan berbisik persis disamping telinga boss-nya itu. “Terserah kamu kalau mau jalan sama dia. Tapi jangan libatkan saya kalau nanti akan muncul skandal baru antara kamu dan Richard.”
Atsa sontak mencibir ketika mendengar itu dan langsung menarik lepas tangannya dari lengan Abian. “Yaudah bodoamat. Pokoknya kamu harus mengurus apapun yang terjadi pada saya karena kamu sekertarisku.”
Abian benar-benar menahan diri untuk tidak mengeluarkan wajah kesalnya dihadapan Atsa yang langsung mengamit lengan Richard.
“Yuk, Richard. Kita sapa semua wartawan disini dan bikin sensasi baru!” Ucap Atsa dengan santai, sedangkan Richard hanya tertawa dan mengangguk, mensejajari langkah Atsa yang mulai melewati red carpet.
Abian langsung menghela napasnya dan memasukkan kedua tangannya pada saku celana. “Sabar, Bian. Sabar, kamu pasti kuat.” Tapi kemudian ia langsung menjambak rambutnya dan mendesah frustasi.
Dari tempatnya berdiri, diam-diam Abian masih tak bergerak dan memperhatikan Atsa bersama Richard yang berpose bak layaknya pasangan selebriti dan pengusaha di acara awarding stasiun televisi swasta milik salah satu kakak kembarnya—Alina Hadinata. Atsa terlihat begitu cantik, gaun seksi bertabur kristal swarovski sangat tepat menjadi pilihannya walaupun awalnya Abian menganggapnya aneh. Gaun itu benar-benar menampakkan lekuk indah tubuh Atsa dan bergemerlap cahaya yang terpantul dari lighting dan blitz kamera.
Walaupun sering menganggap Atsa aneh, sebenarnya Abian tahu bahwa Atsa selalu pintar memilih apa yang terbaik untuk dirinya. Dan disinilah Abian berada, berdiri dan berjarak dari Atsa—seperti yang sebelumnya dan seharusnya. Disaat seperti ini, Abian tahu, bahwa Atsa begitu gemerlap di depan semua orang dan bercahaya.
Sedangkan Abian hanyalah seseorang yang semu, redup, dan tak semua orang dapat menemukannya.
---
AUTHOR NOTE
Hai! author yang suka menghilang ini kembali lagi, mwehehe. Gimana cerita mereka untuk chapter ini? komen dong yang banyak!
Jangan lupa klik love di bagian sinopsis untuk menambahkan cerita ini ke reading list kamu. Jangan lupa juga follow me on IG: segalakenangann
(aku post cast Abian di IG dan banyak info menarik lainnya. CIAO!XX)