9

1534 Words
       Harumi menggeliat, tubuhnya terasa berat dan ngilu dibawah sana yang lebih ketara. Harumi membuka mata, menatap lurus langit langit kamarnya. Ingatan kemarin langsung terulang, mata Harumi berkaca kaca. "Jadi bukan mimpi"lirihnya pelan di iringi jatuhnya air mata. Suara pintu terbuka membuat Harumi repleks menoleh. Afwan menghampiri Harumi dengan wajahnya yang terlihat sudah segar. "Sudah bangun..." Afwan merangkak, lalu duduk bersila di samping Harumi yang masih tiduran. Tangan Afwan terulur, mengusap air mata dipipi Harumi. "Aku akan tanggung jawab.. Jangan takut, aku ga akan ninggalin kamu"terang Afwan dengan melempar senyum menenangkan. "Aku takut hiks.." Harumi semakin terisak. Afwan mengangkat Harumi agar duduk, lalu membenarkan selimutnya. Bahaya kalau sampai terlihat bisa bisa Afwan ingin lagi. "Sstt.. Jangan takut.. Kamu percaya sama aku hmm?" Afwan menatap lekat mata Harumi. Harumi mendekatkan tubuhnya, memeluk Afwan. "janji ga ninggalin?"gumam Harumi lirih. Afwan mengangguk diatas kepala Harumi. "Janji... Kamu juga harus janji.." Afwan mengurai pelukannya agar bisa menatap Harumi "jangan takut.." Harumi mengangguk seraya mengusap air matanya. Afwan menurunkan tatapannya, s**l! Afwan melihat d**a Harumi yang menyembul. "Ma_mandi"gelagap Afwan seraya membenarkan selimut Harumi. "Mama bentar lagi pulang"lanjutnya dengan kembali menatap Harumi yang menunduk dengan wajah merona. "A_aku ga di baju.."cicitnya. "Aku udah liat semuanya, pegang juga udah"jelas Afwan enteng dan kembali berwajah datar. "Sa_sakit juga"cicitnya lirih. ah! Afwan lupa kalau Harumi baru hilang virgin. Dengan gesit Afwan melilitkan selimut, lalu mengangkat Harumi. "Ah!"pekik Harumi kaget, Repleks mengalungkan tangan di leher Afwan. "Stt.. Kita mandi.." "Kita?"cicit Harumi tak nyaman. "Hmm.."gumam Afwan acuh. *** Afwan memperhatikan Harumi yang berjalan kearah dapur dengan piring kotor di kedua tangannya. Mata Afwan turun kebawah. ada yang beda. cara jalan Harumi yang sedikit ngangkang? Mengusiknya. Apa masih sakit? Pikirnya. Afwan beranjak dari duduknya untuk menyusul Harumi. "Mau kemana?"tanya Ana. "Menyusul Harumi.." Ana mengangguk kecil seraya melanjutkan kembali makannya. "Ah Afwan!"panggil Ana. Afwan membalik badannya. "Mama menginap di rumah depan, rumah bu Endah.. Lagi ada acara reuni.. Ga papa? Mama titip Harumi jangan main keluar! Mama cuma di rumah depan.." Afwan hanya mengangguk lalu melanjutkan langkahnya. Harumi menoleh, Afwan berjalan dan berdiri disampingnya. "Apa sakit?" "hah?" Afwan mengambil spons. "punya kamu masih sakit?"tanya Afwan seraya menatap Harumi serius. Harumi menggeleng seraya memalingkan wajah. "Engga...tapi Se_sedikit sih"terangnya malu. Afwan menarik spons dari tangan Harumi. "Tidur! Biar aku yang beresin" "Ta_tapi.." Afwan menajamkan tatapannya, tak ingin dibantah, Harumi menciut. "i-iyah.."gumamnya pelan. *** Afwan membawa Obat pereda sakit ke kamar Harumi. "Nih.. Minum" Harumi meraihnya. "Apa?" "Yang jelas bukan obat pencegah hamil"jelas Afwan datar. Harumi meminumnya dengan ragu. "Pahit!"ringisnya Merem melek. Afwan meraih gelas kosong itu, lalu merangkak naik. "aku tidur disini.." Afwan memeluk perut Harumi erat. "Aku...takut ha_hamil" Afwan menatap Harumi, tak terbaca. "Kenapa? Aku bakal tanggung jawab" "Ta_tapi ini bukan perkara tanggung jawab!" Afwan menatap Harumi serius. "Lalu?"tanyanya seraya mengusap perut Harumi. "Kasihan mama...keluarga kita" Afwan merenung, benar kata Harumi, tapi namanya laki laki, Afwan masih ingin melakukannya lagi. "Nanti beli pengaman"putusnya final. *** Harumi melupakan masalahnya sejenak, dirinya terlihat riang saat Afwan membawa boneka keinginannya waktu itu. "Aku beli di london.. Online.." Harumi tersentak tak percaya. "London"gumamnya syok. Afwan terkekeh. "Apa yang engga buat kamu sayang" Harumi merona seketika, semenjak kejadian itu Afwan terasa beda, sedikit romantis? "Pasti mahal"lirih Harumi sendu. "Itu hadiah! Jangan di pikirin"ujar Afwan tak suka. Padahal kalau Harumi minta tas mahal pun akan di berikannya. "Iya maaf.. Makasih" Afwan memeluk Harumi gemas. "Mau apa lagi?" Harumi menggeleng. Afwan menatap Harumi lekat. "Kalau aku mau kamu" Harumi membalas tatapan Afwan, Afwan mengecup singkat bibir Harumi. "Tapi nanti.. Aku mau ke rumah Mushin, ikut?"sambungnya. Harumi menggeleng. "ga mau.. Capek" Afwan mengangguk paham. "Aku pamit" Harumi mengangguk seraya melempar senyum. Afwan kembali mengecup Harumi Sekilas. *** Afwan menyesap kopinya. pikirannya di penuhi Harumi. baru beberapa jam sudah rindu aja. dasar di mabuk cinta. "serem sumpah!"ujar Dinar syok. Afwan tersadar, menatap Dinar heran. "Paan?"tanyanya malas. "Lo senyum senyum sendiri wan! Lo ga sadar?"tanya Mushin tak percaya, "Oh! Gue lagi seneng aja.."jawabnya enteng "Ada apa emang? Wah giliran seneng seneng kita ga di ajak!"ujar Dinar tak terima. "Masa b******a bareng bareng gila lo!"ujar Afwan kalem. Dinar dan Mushin terdiam, lalu memicingkan matanya curiga. "Lo apain Harumi?"tanya Mushin serius. Afwan tak menjawab, biar mereka berpikir sendiri. "Lo!"pekik Dinar dengan tak sanggup melanjutkan kata katanya. "Woah woah woah" suara tepuk tangan mengalihkan ketiganya. "Ada geng gong nih! Mana si barbie imut! Ga di bawa mainan lo?"tanya Heru dengan senyum remeh. Afwan hanya menajamkan tatapannya. "Harumi... gue bakal dapetin dia... cewek polos kaya dia itu gampang gue milikin.. Cekok obat aja udah kelar, mantep" Afwan mengepalkan tangannya. "Ah! Jadi lo suka ya cewe bekas gue"ujar Sfwan dengan senyum miring. Melempar tatapan meremehkan pada Heru. "ga cari cewe perawan aja? Lo suka yang udah di toblos ternyata, bekas gue lagi"ujar Afwan puas. Heru terlihat menahan emosi. "oh jadi lo udah gol sama si imut, gimana tahan lama ga? Atau cuma dua menit langsung nyampe"ejeknya di akhiri decihan. Afwan tertawa pelan dan dalam. "Menurut lo! Dia sampe ga bisa jalan"jawab Afwan kalem Dan angkuh. Haru berdecih. "Cabut Rom! Males gue sama si pembual satu ini! Gue bakal tetep rebut dia dari lo!" Afwan menatap Heru nyalang kalau saja bukan di area ramai, Afwan pastikan dia sekarat disini. "Lo serius?"tanya Dinar ragu. Afwan mengangguk kecil seraya beranjak. "Gue pulang, kangen Harumi"jelasnya seraya berlalu. Dinar menggeleng kecil. "Ga nyangka, kasihan Harumi" "Tapi gue yakin, Afwan bakal tanggung jawab"ujar Mushin serius. Dinar mengangguk setuju. *** Dinar memakan kacang polong dengan mata menyelidik menatap kekasih sahabatnya itu. "Kamu kenapa? Dua hari ke belakang murung terus?" Afwan melarikan matanya sesaat ke arah Harumi, lalu kembali menatap game yang sedang di mainkannya di ponsel. Acuh, Harumi yang melihat itu semakin menekuk wajahnya. "Ehe? Kalian berantem?"tanya Dinar kepo. Afwan masih saja sibuk dengan dunianya, Harumi menatap Afwan kesal. Setelah mengambil kesuciannya, Afwan memang romantis, tapi hanya bertahan 4 hari. Ingat! 4 hari! Harumi merasa sudah di pakai lalu di buang. sebenarnya di mana letak kesalahannya hingga Afwan kembali acuh. Mood Harumi semakin anjlok, di tambah dirinya sedang pms. Sensitif! "Mau pulang.."ujar Harumi pelan, Afwan masih fokus. Dinar mengernyit, di cafe ini cukup ramai, di tambah suara Harumi sangat kecil. "Gimana?" Harumi mendesah lelah, dengan berani Harumi menarik kaos Afwan sebentar. "Pulang.." Afwan menoleh. "Apa?" Harumi semakin down moodnya. "Pulang.."ulangnya sedikit ketus. Afwan tersenyum miring. "Udah berani ya sekarang?" Harumi memberengut takut "Maaf.." Dinar mengulum senyum, lucu batinnya saat melihat Harumi yang takluk pada Afwan. *** Harumi melirik Afwan yang diam disampingnya. keheningan benar benar membuatnya canggung di tambah lagi Harumi sedikit terganggu dengan sifat Afwan. Yang dulunya posesif, sekarang berubah acuh. "Ada apa?" Harumi tersentak. "Engga"jawabnya cepat. Afwan memasukan ponselnya kedalam saku, Lalu merengkuh Harumi, dengan mata menatap lekat Harumi. "oke! Aku cape mau tidur" Afwan membenamkan wajahnya di d**a Harumi. Harumi risih tapi tak bisa melawan. *** Afwan berjalan dengan Harumi disampingnya. koridor sekolah masih sepi. "Kita kepagian.." Harumi mengangguk kecil, Afwan menoleh kearah Harumi, lalu menarik lengannya. "ikut dulu.." Harumi hanya mengekor dengan jalannya sedikit terseok seok. "masuk!" Harumi masuk dengan ragu, inikan toilet?. Harumi mendongkak, menatap Afwan penuh tanda tanya. "Masuk aja!" Afwan mendorong bahu Harumi hingga memasuki bilik paling ujung. "Af_Afwan.."panggil Harumi cemas. Afwan menaikkan rok Harumi, Harumi repleks menahan gerakan tangan Afwan. "Jangan!"pekik Harumi kelabakan. Afwan menajamkan tatapannya, dan Harumi menundukkan wajahnya. Afwan tersenyum puas. Harumi benar benar takluk di tangannya, Afwan suka itu! Afwan menurunkan cd Harumi, Harumi sudah berlinang air mata,takut. Afwan benar benar tega melakukan ini di area sekolah. Afwan membuka celananya tanpa melepasnya, tangannya mengangkat sebelah kaki Harumi agar terbuka. "Sebentar kok.." Afwan memasukan miliknya perlahan, Harumi memekik tertahan, Afwan memasukkannya tanpa pemanasan. "Sa_sakit"lirih Harumi. Afwan mengusap sebelah pipi basah Harumi. Afwan mendekatkan bibirnya, melumat bibir ranum Harumi dengan rakus, tangannya tak lupa meremas d**a Harumi yang masih terbungkus rapih oleh seragam. "Ash.."desah Harumi di dalam decapan Afwan. Afwan menggerakkan pinggulnya, Harumi mengernyit menahan ngilu di bawah sana. Satu tangan Afwan yang bebas dia gunakan untuk menggantikan tugas bibirnya. Jangan sampai desahan Harumi terdengar keluar. Harumi merem melek dengan desahan yang tertahan, kepalanya menggeleng cepat saat Afwan menggerakkan miliknya dengan brutal. "Ssh.."gumam Afwan tertahan, gemas sekaligus nikmat yang kini dirasakannya. Sudah lama dirinya menahan diri karena Harumi datang bulan. Afwan seperti orang gila saat tau Harumi sudah selesai datang bulan, Afwan sudah seperti hypersex, yang haus kenikmatan, hingga melakukan hal tak bermoral di sekolah. Sangat tak patut di contoh! Afwan melepaskan tangannya lalu dengan gerakan cepat dirinya membungkam mulut Harumi dengan bibirnya kembali. Tubuh Harumi bergetar, Harumi sudah menerima pelepasannya. dengan mudah Afwan menggendong Harumi tanpa melepaskan pagutan dan penyatuannya. Pinggulnya kembali dirinya gerakkan Dalam posisi itu. Nikmat! Afwan memjamkan mata dengan nafas terengah yang bersahutan. Afwan menurunkan tubuh lemas Harumi, melepaskan penyatuannya. Afwan melihat sesuatu mengalir di paha Harumi, spermanya. Afwan merogoh tasnya, mengambil tissu disana. *** Harumi belajar dengan tak bersemangat, ngantuk dan lelah. "Keuks sayang?"bisik Afwan dengan menatap lekat Harumi. Harumi menggeleng lesu. "Ga sakit kok.." Afwan mengusap kepala Harumi sekilas, tanpa kata Afwan kembali menatap ibu guru di depannya walau terlihat sangat membosankan. *** Dinar duduk di depan Afwan yang kini tengah mengusap kepala Harumi yang telungkup di kedua tangannya di atas meja. "kenapa lagi?" "dia ga enak badan.."jelas Afwan Acuh. "lo apain dia wan?"tanya Mushin serius plus kepo. "di servis dikit.."jelasnya enteng. "b******k lo emang!"sembur Dinar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD