Cintia berjalan dengan tergesa-gesa, namun seperti kebiasaannya dia selalu menggunakan angkutan umum yang berbeda turun dari satu terminal ke terminal lainnya. Tapi kali ini dia lengah, seorang tukang ojek yang dia sewa adalah anak buah suaminya.
Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga. Tukang ojek membawa Cintia ke tempat yang di tuju. Dia tak tahu jika anak buah Arkana sudah berpencar. Mereka yang menerima pesan kemana tujuan akhir Cintia, sudah menunggu dengan kamera pengintai yang bisa merekam dari jarak jauh.
Cintia turun di tempat biasa dan berjalan perlahan menuju sebuah rumah sederhana. Dia kemudian membuka pintu dengan hati-hati. Dia tak tahu sebelum dia tiba seseorang telah memasang kamera pengintai di dahan pohon yang mengarah ke ventilasi Rumah itu.
"Akhirnya k
