Pak Taryo menghentikan cumbuannya, menatapku seakan meminta persetujuan, aku diam saja, tak sanggup untuk meng-iya-kan, padahal sebenarnya memang tugasku. "Itu para cewek di DolLa atau Tandes aja bisa melakukan, masak Lala yang terkenal itu nggak mau sih, lagian Dion juga ingin melihat bagaimana pintarnya kamu setelah kubilang kalau kamu lebih pintar karaoke dari pada aku" lanjut Ana dalam bahasa jawa. Aku semakin jengkel tapi merasa tertantang saat dibilang Dion ingin melihat kemahiranku, entah kenapa seakan aku ingin membuktikan dihadapan Dion bahwa aku lebih hebat dari Ana. Kuminta Pak Taryo berdiri, pennisnya tepat berada di depanku, kupegang dan kuremas remas, lalu kukocok dengan tangan, kembali ada keragu raguan saat pennis itu hendak kucium. Kulirik Ana dan Dion yang ten