Keesokan harinya, tepat pukul enam pagi Aditya mulai mengerjapkan matanya. Di rasakannya pusing masih menjalar di kepalanya hingga ia belum sanggup untuk sekedar membuka matanya. Namun, ia tetap terduduk di ranjang itu dan belum menyadari bahwa dirinya tak berada di kediamannya. "Sudah bangun Dit?" tegur seseorang. Sontak saja Aditya menghentikan aktifitasnya yang tengah memijit kepalanya sendiri. Netranya langsung terbuka saat suara yang tak asing ia dengar menyapanya pagi-pagi seperti ini. Ia langsung menyapu seluruh ruangan yang nampak asing dan tatapannya berhenti pada sosok perempuan yang tengah berkutat di area seperti dapur kecil di dalam kamar itu. Sosok yang jelas ia kenal seluk beluknya. "Sandra, kamu —" "Sudah jangan memikirkan apa-apa dulu. Aku membuatkan teh jahe untu