Wisnutama Narendra, pria berusia empat puluh tahun itu duduk di depan sebuah foto yang tidak pernah ia turunkan walau orang yang ada di dalam foto itu sudah lama meninggalkannya. Wisnu menatapi foto itu lekat-lekat dengan sebatang rokok yang beberapa tahun terakhir ini menemaninya. Rokok dan alkohol menjadi sahabat baik Wisnu semenjak kepergian orang yang berada di dalam foto itu. Seorang wanita cantik yang tersenyum lebar dalam pelukannya. Wisnu berharap ia memiliki kekuatan memutar waktu ke masa lalu dan berharap bisa menyelamatkan wanita itu sehingga ia bisa hidup bersama wanita yang ia cintai itu lebih lama.
Ketika rokoknya habis, Wisnu kemudian memandangi cincin yang masih melingkari jari manisnya. Sama seperti foto yang sedari tadi ia pandangi, cincin yang kini menjadi pusat perhatiannya itu pun bernasib sama. Wisnu tidak pernah melepasnya walau hanya sesaat. Foto yang terpasang dan cincin yang melingkari jarinya adalah bukti bahwa ia pernah menikahi seorang wanita yang ia cintai teramat sangat. Nadira Christella.
Kehadiran Carissa berhasil membuat Wisnu kembali teringat pada Nadira. Rumah ini adalah rumah yang ia tempati bersama Nadira selama pernikahan mereka. Carissa adalah kakak Nadira. Nadira adalah adik tingkat Wisnu saat masih kuliah dulu dan keduanya kembali bertemu ketika keduanya bekerja ditempat yang sama. Nadira menjadi karyawan baru dikantor dimana Wisnu bekerja. Namun sesungguhnya Wisnu sudah menyukai Nadira jauh sebelum keduanya bertemu lagi di tempat kerja mereka. Wisnu mendekati Nadira dan berhasil menjalin hubungan dengan Nadira selama dua tahun sebelum keduanya sepakat menikah.
Pernikahan baru seumur jagung itu berakhir karena Nadira meninggalkannya untuk selama-lamanya padahal pernikahan mereka belum genap satu bulan. Pernikahan dengan bara yang masih menyala-nyala terpaksa padam karena Nadira mengalami kecelakaan tunggal saat pulang bekerja dari kantornya yang baru.
Tidak ada yang memanggilnya Tama kecuali Nadira. Mendengar Carissa memanggilnya Tama membuat Wisnu seakan dipaksa masuk ke dalam kubangan kehilangannya. Wisnu merindukan Nadira dan ketika Wisnu merindukan Nadira, Wisnu akan kembali ke rumah ini dan berdiam menatap foto bahagia dirinya dan Nadira.
“Tam! Aku tahu kamu ada di dalam! Buka pintunya, Tama!”
Wisnu mengumpat mendengar suara Carissa. Ia bersumpah akan mengganti seluruh kunci rumahnya dan tidak akan memberikan serepnya pada siapapun karena Carissa sungguh membuatnya terganggu.
Carissa tidak berhenti mengejarnya pasca kematian Nadira. Carissa adalah kakak tiri Nadira. Ibu Carissa menikah dengan Ayah Nadira. Namun dari pandangan Wisnu, Carissa dan Nadira tidak pernah dekat. Kedua orang tua mereka tidak berhasil mendekatkan keduanya dan membiarkan hubungan keduanya berjalan masing-masing.
Wisnu mengabaikan gedoran Carissa dan menenggelamkan dirinya pada ingatan masa lalunya di dalam rumah ini. Wisnu mencintai Nadira. Dulu hingga sekarang perasaan itu belum pernah berubah. Wisnu mencintai mendiang istrinya dengan amat sangat hingga ia mengabaikan segala permintaan semua orang yang memintanya untuk melanjutkan kehidupannya dengan mencari pendamping baru.
Bagaimana Wisnu mencari pendamping hidup kalau pendamping yang ia inginkan sudah pergi meninggalkannya, Bagaimana caranya Wisnu melanjutkan kehidupannya kalau alasan hidupnya saja sudah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Wisnu kehilangan arah sudah sejak lama dan ia sendiri bingung. Wisnu hanya menjalani kehidupannya karena ia tahu mengakhiri hidupnya secara sengaja adalah sebuah dosa besar.
“Tama! Kedua orang tua kita sudah sepakat menjodohkan kita, Tam! Kamu harus melanjutkan hidup kamu dan bersama aku kita akan bahagia sama-sama!”
Tama mengumpat ketika kesadaran membawanya kembali dan ucapan Carissa terdengar jelas ditelinganya. Wanita itu benar-benar keras kepala dan pantang menyerah. Wisnu sudah jutaan kali menolak Carissa mulai dari cara baik-baik hingga kasar. Wisnu tidak akan menggantikan Nadira dengan siapapun sekali pun itu dengan Carissa.
Wisnu memejamkan matanya sambil merebahkan diri di sofa tepat depan fotonya bersama dengan Nadira. Kepala Wisnu terasa berdenyut karena efek alkohol yang mulai terasa pada tubuhnya. Kehilangan Nadira membuat Wisnu belajar mengenal alkohol dan perlahan tapi pasti toleransi Wisnu terhadap alkohol semakin waktu semakin tinggi.
Ingatan Wisnu beralih pada Emily Paramitha, wajah wanita itu mengusik Wisnu. Apa lagi cara wanita itu saat menatap Lukman membuat Lukman merasa ada sesuatu yang aneh terjadi pada dirinya. Dari cara pandang Emily dan Lukman, Wisnu bisa mengerti ada sesuatu yang terjadi diantara keduanya dan masih ada cinta di antara keduanya dan ketika Wisnu tanpa sengaja mendengar percakapan mereka, Wisnu pun semakin mengerti apa yang terjadi di antara keduanya.
Tatapan Emily pada Lukman begitu mengusik Wisnu hingga Wisnu spontan ikut campur dalam hubungan Emily dan Lukman. Dimata Wisnu, Lukman hanya perlu dorongan untuk mau berjuang untuk Emily dan Emily pasti akan bahagia jika Lukman mau berjuang untuknya. Namun beberapa kali berinteraksi dengan Emily membuat Wisnu merasakan sebuah perasaan lain. Wisnu pikir ia tertarik pada Emily, ia senang melihat wajah kesal Emily karena ia ikut campur dalam urusan wanita itu.
Tapi kini berada di depan foto Nadira menyadarkan Wisnu kalau perasaannya pada Emily hanya sebatas penasaran karena hubungan wanita itu dan Lukman. Hati Wisnu masih milik Nadira. Perlahan tapi pasti mata Wisnu yang semakin berat pun semakin terpejam. Entah karena kantuk atau alkohol yang menguasai dirinya namun Wisnu pun membiarkan dirinya tenggelam dalam kegelapan.
***
Di lokasi lain ada seorang pria lain yang juga sedang tenggelam dalam lamunannya. Lukman Kurniawan kini sedang duduk memandangi tempat tinggalnya yang baru. Bekerja keras dibawah Ryandra Algantara jelas mendapat imbalan setimpal. Lukman yang bisa mengikuti kegilaan Ryandra dalam bekerja pun akhirnya bisa memiliki sebuah tempat tinggal atas namanya sendiri.
Pasca berpisah dengan Emily, Lukman semakin tenggelam dalam pekerjaannya. Kini hasil dari hasil kerja kerasnya, sebuah apartemen yang lokasinya tidak begitu jauh dari kantornya berhasil ia beli. Apartemen dengan isi yang masih seadanya kini sudah ia tempati selama beberapa bulan belakangan ini. Dulu Lukman hanya tinggal disebuah kamar kost yang letaknya dengan kantor Algantara karena lebih banyak mengirimkan sebagian besar gajinya untuk biaya Ibunya di kampung.
Gaji yang Lukman kirimkan digunakan untuk keperluan sehari-hari Ibu dan biaya kuliah adiknya, Laura Kurniawan. Sisa dari uang yang Lukman kirimkan setiap bulan disimpan sang Ibu dan dari uang simpanan itu rumah keluarga Lukman di Jogja. Dengan hasil kerja kerasnya, Lukman mampu merenovasi tempat tinggalnya di Jogja sehingga Ibu dan Laura bisa tinggal dengan nyaman.
Lukman memang berasal dari keluarga sederhana. Keluarga Lukman tinggal di Jogja. Ibu Lukman tinggal bersama adik perempuan Lukman dekat dengan sanak saudara lainnya disana. Keluarga Lukman pun tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana. Rumah orang tuanya di Jogja tidak bertingkat dan hanya ada dua kamar sederhana dengan satu kamar mandi. Namun setelah di renovasi rumah Lukman pun berubah menjadi tiga kamar sederhana dengan satu kamar mandi. Rumah dengan ukuran sederhana itu sedikit diperbesar dengan menghilangkan sisi kiri kanan rumah yang tadinya hanya lahan kosong.
Di dalam apartemennya dengan perabotan seadanya, Lukman duduk di sofa sambil memandangi fotonya bersama Emily yang masih terus menjadi wallpaper ponselnya. Lukman memang sudah mengakhiri hubungannya dengan Emily namun perasaan Lukman untuk Emily tidak pernah berakhir. Beberapa tahun ini Lukman menikmati menjadi pria yang memandangi Emily dari jauh.
Lukman mengakhiri hubungannya dengan Emily karena pria itu merasa Emily akan menjadi seperti Ibunya jika ia tetap bersikeras memperjuangkan hubungan mereka. Lukman mencintai Emily adalah sebuah kenyataan dan melihat Emily terluka adalah hal yang paling dihindari oleh Lukman.
Cerita Ibunya tentang apa yang terjadi di masa lalu membuat Lukman takut. Takut Emily mengalami hal yang sama. Semenjak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di keluarganya berbekal informasi yang Lukman terima dari Ibunya, Lukman mengetahui siapa sosok ayahnya yang ternyata masih hidup. Lukman mencari tahu karena ingin melihat bagaimana kehidupan pria itu saat ini.
Handi Kurniawan. Lukman mematung melihat sosok pria yang sebenarnya adalah ayah kandungnya sendiri itu. Pria itu sangat mirip dengan Lukman namun pria itu adalah Lukman versi lanjut usia. Pria itu berambut putih dan menggunakan kaca mata. Pria itu nampak memiliki kehidupan yang baik dilihat dari pakaian yang ia kenakan. Setelah mengetahui sosok yang ia cari, Lukman pun memilih untuk pergi.
Mengingat apa yang terjadi pada kedua orang tuanya, bagi Lukman keputusan yang ia ambil adalah keputusan yang terbaik bagi semua orang walau hatinya dan hati Emily jelas terluka namun Lukman pikir untuk masa depan Emily, pilihannya mengakhiri hubungan mereka jelas jauh lebih baik.
Lukman selalu mengawasi Emily dari jauh. Walau otaknya sudah memutuskan untuk berpisah namun hatinya masih terus tertuju pada Emily. Lukman diam-diam mengawasi Emily dan lega saat tahu Emily masih sendiri namun ketika ada pria yang terang-terangan memberikan signal ketertarikan pada Emily, Lukman pun panik. Lukman seorang pria dan radarnya adakan kehadiran pesaing lain yang mampu merebut wanita yang menjadi pujaannya pun jelas sangat kuat.
***
Hari sudah larut namun Emily memilih untuk jalan-jalan di taman yang menjadi fasilitas apartemen tempatnya tinggal selama ini. Emily memilih tinggal di apartemen karena lokasi apartemen lebih dekat dengan kantornya dibanding rumah kedua orang tuanya. Emily kembali tidak mampu memejamkan mata karena Lukman.
Emily mencintai Lukman adalah sebuah kenyataan. Keduanya saling mencintai tapi keduanya tidak bisa bersama karena tidak ada restu dari kedua keluarga mereka. Karena itulah hubungan keduanya berakhir namun walau demikian perasaan Emily pada Lukman masih sama. Emily masih menyimpan cintanya untuk Lukman walau banyak pria yang berusaha mendekat atau didekatkan padanya.
Keluarga Emily bahkan beberapa kali menjodohkan putri bungsu mereka dengan beberapa pria yang mereka rasa baik dan cocok untuk si bungsu namun semuanya gagal. Emily tidak memberikan respon baik sehingga sang pria memilih mundur.
Emily merasa hatinya belum siap memulai cerita baru. Emily masih merasa butuh waktu untuk menerima orang baru dan memulai cerita baru. Emily takut kembali terluka. Ditinggalkan saat ia mau untuk berjuang. Ditinggalkan saat ia mencintai begitu dalam.
Emily memilih duduk di sebuah kursi yang ada di dekatnya. Emily menikmati semilir angin malam yang menerpa wajahnya. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam namun ia masih belum bisa memejamkan mata. Ingatan akan ucapan Lukman terus berputar dikepalanya. Lukman ingin berjuang untuk hubungan mereka lagi namun Emily malah merasa bingung dengan perasaannya sendiri setelah mendengar keinginan Lukman.
Masih segar dalam ingatan Emily bagaimana penolakan keluarganya dan keluarga Lukman akan hubungan mereka berdua. Di saat keduanya mantap melangkah ke jenjang pernikahan, hubungan keduanya diuji oleh restu yang tidak mereka dapatkan dari keluarga mereka masing-masing. Alasannya klise. Keluarga Emily lebih berada dari keluarga Lukman dan masa lalu Ibu Lukman membuat semuanya semakin sulit. Saat itu Emily siap berjuang tapi Lukman memilih menyerah. Emily patah hati karena ia berharap hubungannya dan Lukman berlanjut.
Pertanyaan Emily adalah kenapa baru saat ini Lukman mau berjuang untuknya? Kenapa setelah beberapa tahun berlalu baru Lukman mau berjuang lagi? Bagaimana nanti kalau Lukman memilih kembali menyerah? Bagaimana nasib hatinya jika Lukman memilih kembali menyerah? Haruskah ia hancur untuk kedua kalinya?