Aku merasa kasihan dengan nenek itu. Sebelumnya, ia tersenyum begitu manis padaku, kenapa aku dengan tega membuatnya sakit seperti ini?. Aku seharusnya bertanya dulu, jangan nyelonong begitu saja. Kalau seperti ini, aku lah yang akan di salahkan. Karena kecorobohanku. Kini, nenek cantik itu berselang infus dan oksigen. Pasti sangat sakit. "Sudah, tidak apa. Itu tidak sengaja, jangan terlalu dipikirkan. Kamu istirahat saja." Ucap Bunda, berdiri di sampingku sejak tadi. Aku tidak berani masuk ke ruang kesehatan di rumah Jompo ini, tempat dimana nenek itu di rawat untuk sementara waktu. Di dalamnya juga ada pria yang memarahiku tadi. Setelah di telpon tadi pagi, siangnya langsung datang. Memarahiku habis-habisan. Aku berdiri di luar, melihatnya secara sembunyi-sembunyi. Tidak berani memun