"Iya, dia si gadis kopi.." Saga bicara tegas. "Aku tahu itu dia!" Saga mencoba tenang meski sekujur tubuhnya terasa tegang dan gemetar. "Ironi macam apa ini?" Saga menggumam. Tama kembali sadar dan dengan cepat menelepon sekretarisnya, "Tolong bawakan data karyawan! Semua yang ada di kantor pusat ini!" Ia terduduk di kursi kerjanya dengan perasaan lemas. "Kamu yakin?" Tama menutup teleponnya sambil menatap sahabatnya. Seperti juga Saga, ia merasakan tangannya seperti bergetar dan tak bisa ia kendalikan. Tubuhnya seperti terbang entah kemana. Semua terasa ringan dan tak menentu. "Aku yakin!" Saga menegaskan. "Dia gadis itu!" "Tama! Adikmu.. A-aku menyukainya? Itu sebabnya ada hal aneh yang aku rasakan. Ini hal yang tidak biasa," Saga menarik nafas panjang. Ia duduk di sofa sa