Seorang wanita membuka mata, mengedarkan pandangan dan mendapati dirinya yang berada di kamar tidurnya. Ia adalah Selena Zakeisha, seorang artis papan atas yang memiliki jutaan penggemar. Sayangnya, saat ini ia sudah pensiun dari dunia hiburan dan memilih untuk mengurus keluarganya. Namun sampai saat ini suaminya tidak mengetahui tentang profesinya, yang ia tahu Selena hanyalah pemilik sebuah toko kue yang memiliki beberapa cabang. Itu memang benar karena Selena memang memiliki usaha toko kue dan ia sudah menjalankan bisnis itu sejak ia masih menjadi artis. Dan ia sengaja tidak memberitahu suaminya tentang profesi sebenarnya karena sebelumnya ia pernah memiliki pacar yang hanya ingin popularitas saja, agar ikut populer dan terkenal. Itu sebabnya kenapa ia memilih untuk merahasiakan hal tersebut.
"Ternyata udah pagi" ia bergumam saat melihat jam di dinding yang telah menunjukkan pukul enam pagi. Ia menoleh dan melihat suaminya yang masih tertidur di belakangnya. Ia pun bangkit dari posisinya dan duduk di tempat tidur.
"Mas, bangun, Mas. Udah pagi" ia berkata menepuk tangan suaminya dengan lembut dan mencoba untuk membangunkannya.
Namun pria yang bernama Raditya Mahendra itu tidak bergeming, ia masih memejamkan matanya tanpa bergerak sedikitpun seolah yang dilakukan oleh Selena sama sekali tidak mengganggu tidurnya.
"Mas, ayo dong bangun. Kamu kan harus kerja" Selena kembali menepuk tangan Radit dan berharap kali ini usahanya berhasil.
Radit pun membuka mata dengan perlahan dan melihat Selena yang sedang menatapnya. "Emang sekarang jam berapa sih?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Jam enam" jawab Selena tanpa melepaskan pandangannya dari pria itu. "Makanya kamu bangun nanti telat, lho"
"Sebentar lagi deh aku masih ngantuk" Radit berkata kembali memejamkan matanya. "Lima belas menit lagi baru kamu bangunin aku" ia melanjutkan.
Selena menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar. "Ya udah, aku mau mandi dulu nanti setelah selesai mandi aku bangunin kamu lagi" katanya.
"Hmm" Radit bergumam tanpa membuka matanya.
Selena kembali menghela nafas, menyingkap selimut dan bangkit dari tempat tidur. Ia pun berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar itu dan menutup pintu di belakangnya.
***
Waktu telah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi dan saat ini Radit, Selena, dan ibunya Radit sedang menyantap sarapan bersama di meja makan, seperti yang biasa ia lakukan.
"Ingat enggak teman aku yang tiga bulan lalu menikah?" Radit memulai setelah sedari tadi mereka hanya terdiam dan sibuk dengan makanan masing-masing.
"Maksud kamu Raihan?" Selena bertanya mengangkat satu alis.
"Iya dia" Radit mengangguk. "Kemarin aku enggak sengaja liat statusnya, ternyata istrinya udah hamil dua bulan" katanya sambil menatap makanannya.
"Lho, kok cepat banget?" sahut Wulan, ibunya Radit. "Kan baru nikah tiga bulan yang lalu masa udah hamil aja"
"Itu dia aku juga enggak paham, Bu" jawab Radit memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya. "Aku aja yang udah bertahun-tahun menikah tapi belum juga punya anak" ia melanjutkan mengunyah makanannya.
Selena langsung terdiam dan membeku di tempat begitu Radit mengatakan itu. Ia tahu itu memang benar namun itu bukanlah keinginannya. Bahkan ia tidak tahu apa alasan sampai saat ini mereka belum diberikan momongan. Lagipula, ia juga ingin memiliki anak tapi belum juga diberikan. Ia sudah beberapa kali mengajak Radit untuk memeriksa ke dokter tapi pria itu selalu menolak dan mengatakan, mungkin memang belum rezeki dan mereka harus lebih bersabar sehingga mau tidak mau Selena menuruti ucapannya.
"Ibu jadi heran kok bisa sih kalian belum juga punya anak?" Wulan bertanya membuat Selena tersadar dari lamunan.
"Mungkin belum rezeki, Bu" jawab Radit dengan acuh, kembali memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Atau jangan-jangan..." Wulan berkata melirik ke arah Selena dan sengaja tidak melanjutkan ucapannya.
Selena membersihkan tenggorokannya sebelum akhirnya ia berbicara. "Dari pada cuma menebak-nebak gimana kalau kita pergi ke dokter aja untuk memeriksa? Biar kita tahu apa alasan kita belum memiliki anak" ia menyarankan dan berusaha untuk tetap tenang meskipun ia merasa sedikit kesal dengan suami dan ibu mertuanya.
"Enggak usah" jawab Radit dengan sedikit ketus dan Selena menoleh ke arahnya. "Ngapain sih pakai periksa segala mungkin emang belum waktunya kita punya anak jadi sabar-sabar aja" ia melanjutkan tanpa menoleh ke arah istrinya.
"Tapi kan enggak ada salahnya kalau kita coba periksa" Selena berkata menatap Radit yang duduk di sebelahnya.
"Dan Ibu setuju dengan istri kamu" jawab Wulan menganggukkan kepala dan Selena menoleh ke arahnya.
Radit menghela nafas dengan berat, meraih segelas air mineral dan meneguknya perlahan. "Enggak usah, Bu. Aku enggak ada waktu. Hari ini aja aku ada meeting yang harus aku hadiri karena pemilik perusahaan enggak bisa hadir jadi aku harus mewakilkannya" jelasnya meletakkan segelas air yang tersisa di atas meja makan.
Karena tidak ingin berdebat Selena pun menganggukkan kepala dan melanjutkan makannya. Dan ia berharap setelah ini Radit dan ibu mertuanya tidak lagi membahasnya. Karena sudah satu Minggu mereka terus membicarakan hal tersebut yang membuat Selena menjadi tidak nyaman tinggal di rumah itu, meskipun itu
adalah rumahnya yang ia beli dengan hasil keringatnya.