Pria Di Kolam Renang

780 Words
"Benar kata kamu hotelnya nyaman banget, udah gitu berada di dekat pantai lagi" Selena berkata, melangkah masuk ke dalam kamar hotel dan memperhatikan ke sekitar. Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit dengan menggunakan taksi akhirnya mereka pun tiba di sebuah hotel yang diceritakan oleh Thalia, mereka segera memesan sebuah kamar di hotel itu dan berencana untuk menginap selama beberapa hari sebelum mereka kembali ke Jakarta. "Iya lah, siapa dulu yang pilih, aku gitu. Kan kamu tahu kalau aku yang milih selalu enggak pernah mengecewakan" jawab Thalia dengan percaya diri dan melangkah masuk ke dalam, menutup pintu di belakangnya. "Iya, iya deh yang paling bisa pilih tempat" Selena berkata sambil melepas jaketnya dan meletakkannya di tempat tidur. Thalia terkekeh dan meletakkan kopernya di dekat tempat tidur. "Eh, ngomong-ngomong gimana kalau kita berenang?" ia menyarankan mengangkat satu alis. "Mumpung lagi panas gini pas banget buat berenang" Selena terdiam sejenak dan mencoba untuk mempertimbangkan saran temannya. "Boleh, sepertinya itu ide yang bagus. Kebetulan aku juga udah lama enggak berenang" jawabnya menganggukkan kepala. "Ya udah, yuk kita cus" ajak Thalia dan Selena mengangguk. Kemudian mereka pun segera keluar dari kamar dan berjalan menuju kolam renang pribadi yang berada di belakang hotel itu. Setelah tiba di sana mereka langsung terdiam dan membeku di tempat melihat pemandangan di depan mereka yang begitu indah. Ternyata benar, kolam renang di hotel itu menghadap langsung ke pantai dan pemandangannya begitu indah. "Gila, ini sih indah banget" Thalia berkomentar dan tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa kagum. "Benar, enggak sia-sia kita jauh-jauh ke sini" Selena mengangguk dan merasa setuju dengan yang dikatakan oleh sahabatnya. Thalia pun segera berdiri di pinggir kolam renang dan mengambil ancang-ancang. Tanpa mengatakan apa-apa lagi ia langsung melompat ke dalam kolam renang. Selena mendengus kesal dan mengusap wajahnya saat terkena cipratan air kolam renang. "Kebiasaan deh ini orang udah kayak kutu air aja" omelnya. Namun Thalia tidak mendengarnya, ia terlalu asyik menikmati air kolam renang seperti anak kecil yang pertama kali diajak berenang oleh orang tuanya. Melihat temannya yang mengabaikannya membuat Selena merasa sedikit kesal, ia mengalihkan pandangan dan melipat tangan di d**a namun ia tidak sengaja melihat seorang pria yang juga berada di dalam kolam renang itu. Pria itu tampak menikmati aktivitasnya di air dan sesekali mengusap wajahnya yang basah. Selena terdiam dan mendadak membeku di tempat sambil terus memperhatikan pria itu, dan seketika ia lupa dengan sahabatnya. Pria itu terus berenang dan terlihat begitu ahli seperti seorang atlet. Bahkan ia tidak menyadari bahwa Selena sedang memperhatikannya. "Cie... Ngeliatin siapa tuh?" Selena langsung terperanjat dan tersadar dari lamunannya saat mendengar suara itu, ia menoleh dan melihat Thalia yang entah sejak kapan sudah duduk di pinggir kolam renang dengan tubuhnya yang basah. "Enggak, aku enggak liatin siapa-siapa" jawab Selena, mengalihkan pandangan dan berusaha untuk terlihat tenang karena ia kepergok sedang memperhatikan seorang pria oleh Thalia. Namun ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menatap pria itu yang kini juga sedang duduk di pinggir kolam renang dan mengusap rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk. "Liatin aja terus orangnya enggak sadar kok" sahut Thalia dan Selena menoleh ke arahnya. "Apaan sih! Siapa juga yang ngeliatin dia" bantah Selena memutar matanya. Thalia terkekeh dan mengambil segelas jus jeruk di sebelahnya, menyesapnya dengan perlahan. Sedangkan Selena kembali menatap pria itu yang masih mengeringkan rambutnya. Ia tidak tahu kenapa ia terus memperhatikan pria itu yang baru pertama kali dilihatnya, namun ia merasa sulit untuk melepaskan pandangannya dari pria itu. "Tuh kan kamu ngeliatin lagi. Tapi enggak apa-apa, wajar kok kalau kamu ngeliatin dia. Soalnya dia tampan banget gitu. Ditambah, liat tuh perutnya kotak-kotak udah kayak roti sobek" komen Thalia membuat Selena menoleh ke arahnya. Selena menghela nafas dengan sedikit berat dan duduk di sebelah Thalia tanpa mengatakan apa-apa. Namun ia merasa apa yang temannya katakan memanglah benar, pria itu begitu tampan seperti seorang pangeran di negeri dongeng dan ia juga menawan. Apalagi rambut hitamnya yang membuatnya terlihat semakin tampan. "Dari pada cuma ngeliatin doang mending kamu samperin aja" Thalia berkata menatap pria itu juga. Selena kembali menghela nafas dan mengalihkan pandangan. "Enggak ah, malu. Masa tiba-tiba main samperin aja. Kenal aja enggak" katanya. "Makanya samperin terus kenalan biar kamu bisa kenal sama dia. Kali aja bisa jadi teman" Thalia menyarankan dan menoleh ke arah temannya. Selena hanya terdiam dan beralih menatap pria itu yang sedang asyik menikmati minumannya, namun tiba-tiba ia menoleh ke arah Selena dan tersenyum. Mata Selena melebar, ia tidak menyangka jika pria itu akan tersenyum padanya. Buru-buru ia mengalihkan pandangan dan berusaha untuk tetap tenang meskipun jantungnya berdebar dengan kencang. "Sialan! Ngapain sih dia nengok, mana pakai senyum segala. Kan jadi ketahuan kalau aku sedang memperhatikannya" Selena berkata di dalam hati dan menatap lurus ke depan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD