Daren lantas tertawa. “Kalau itu, bukan hanya keahlianku saja. Tapi, hampir semua laki-laki pandai berinvest di perut istrinya masing-masing.” “Bisa aja, kamu. Oh, iya! Tadi Meisya kirim pesan ke aku. Katanya nomor kamu kenapa gak aktif? Mami kamu mau telepon.” Daren menghela napas kasar. “Aku sedang tidak ingin diganggu, Sayang. Orang-orang itu, tidak pernah mengerti me time.” “Siapa tahu ada hal penting yang ingin mereka sampaikan, Daren.” Lelaki itu mengadahkan kepalanya. “Sampai kamu berpisah dengan Zion, aku tidak ingin berbicara dengan siapa pun termasuk Mami dan Papi. Aku tidak ingin merusak semua rencana yang sudah kususun.” “Rencana apa? Kamu lagi rakit bom atau gimana?” tanya Devya kemudian. “Rakit masa depanku sama kamu.” “Ooh!” Daren kembali menatap wajah Devya dengan d