Takdir
Eris
Aku benci bagaimana semesta mempermainkan hidupku, mempertemukan ku dengannya lalu dipaksa berpisah dan dengan kejamnya setelah 3 tahun berjuang untuk bisa move on - lagi lagi semesta mengerjaiku.... Sengaja menguji ku apakah hatiku benar benar sudah sembuh - apakah aku sudah benar benar lupa segala tentang nya...
Ketika mengingat namanya tak lagi membuatku meneteskan air mata, ketika mengunjungi sebuah tempat tak lagi membuatku bagaikan diserang ribuan peluru kenangan, menghujani otak ku dengan banyak kenangan dengannya yang berakhir dengan tetesan air mata lagi....
3 tahun aku berjuang untuk sembuh 3 tahun aku berjuang untuk menemukan diriku kembali,...mengapa setelah aku merasa telah baik baik saja,....mengapa kau pertemukan kami lagi.....sebegitu dendamkah kau padaku --apa salahku padamu semesta...hingga kau permainkan aku sekejam ini....tidak senangkah kau melihatku baik baik saja....
Siang itu, direstoran biasa aku menghabiskan waktu bersama ketiga temanku, setelah hampir 6 bulan tidak bertemu akhirnya aku, Ita,Mimi dan Wiwit bisa bertemu untuk melepas rindu, kebetulan Wiwit memang sedang ada pekerjaan di kota ini sehingga kami memutuskan untuk bertemu saat jam makan siang untuk melepas rindu dan berbagi banyak cerita, walaupun kami berempat tetap menjalin komunikasi lewat group chat di wa tapi rasanya selalu menyenangkan untuk bisa bertemu dan ngobrol panjang lebar dengan mereka ini.
Aku sedang menikmati beef tenderloin steak kesukaanku ketika sebuah suara melingking tinggi memanggil namaku berulang kali...aku menoleh, dan jantungku langsung berhenti seketika saat melihat jauh ke belakang tubuh gadis kecil yang terus memanggil namaku membuat beberapa orang menoleh kearahku dan aku mendapatkan wajahnya disana.....tersembunyi dibalik wajah wajah orang yang aku kenal.
" Onttttiiiiii errriissssssss......." Teriak gadis berusia hampir 8 tahun itu riang, berlari memeluk leherku yang terpaku ditempatku duduk tidak siap dengan pertemuan ini.... jauh dibelakang gadis itu ada Friska mamanya yang teman baikku sejak jaman kuliahku dulu,berjalan pelan bersama suaminya disampingnya, lalu dibelakang Friska ada Mark yang kukenal baik juga dan wanita yang ada disampingnya yang kurasa itu istrinya Mark, dan pria itu...pria yang selama 3 tahun aku usahakan setengah mati untuk melupakannya.....lalu wanita muda didepannya itu siapa ? Pacar barunya kah.....jantung benar benar berhenti berdetak.....
" Hey, mak....ga nyangka ketemu disini,apa Kabar mu...makin cantik mempesona gini ...." Friska langsung menyapa ku sambil memelukku hangat begitu juga dengan suaminya, Mark seperti juga Angela anak nya Friska itu Mark sudah ribut memanggil manggil namaku sesaat menyadari kehadiranku dan segera menarik tangan wanita yang ada disampingnya, dan memperkenalkan kami ....ya benar wanita yang ada disampingnya itu adalah istrinya....aku bertanya tanya mengapa saat ini ada Mark dan istrinya, aku ingin bertanya tapi aku tidak berani, aku menyimpan pertanyaan itu dalam hatiku sendiri, aku terlalu takut untuk mendengar jawabannya nanti, karena aku tahu dia tidak akan pernah membawa Mark jika bukan untuk urusan besar dan penting, Mark adalah sahabat baiknya dan juga tangan kanannya yang paling dia percaya.
" Akhirnya aku bisa mengenalmu...Mark banyak bercerita tentang kalian...." Aku tersenyum kecut saat istri Mark menyebut kata kalian sambil menatapku penuh arti, aku tahu maksud kata "kalian" adalah bukan ditujukan untuk aku dan Mark tapi lebih untuk aku dan pria itu....pria yang kehadirannya langsung menghentikan waktuku, dia tetap berdiri diujung pintu,sama sekaki tidak melihat kearahku, dia sengaja menghindari ku, aku bisa merasakan itu.....aku tersenyum getir,menutupi rasa perih yang tiba tiba menyerang hatiku.
" Ahhh...pasti cerita memalukan ..." Balasku benar benar merasa malu, aku harap mereka tidak melihat wajah gelisahku.....aku berusaha sekuat tenaga untuk bersikap biasa, menyembunyikan semua perasan gelisah dan gugupku.... Mark dan istrinya tertawa mendengar jawabanku, aku yakin saat ini Mark pasti bisa melihat kegelisahanku...dia menepuk nepuk lenganku lembut seakan sedang memberi kekuatan untukku.
Setelah sedikit berbasa basi mereka pun menuju meja yang sudah mereka pesan sebelumnya, mereka duduk jauh dibelakang meja kami,dibatasi oleh dinding kaca sehingga aku masih bisa melihat kearah meja mereka begitu pula dengan mereka....
Dan pria itu, entah mengapa dia masih berdiri didepan etalase yang memajang aneka dessert didekat pintu masuk, aku segera duduk dengan wajah lesu....apakah itu pacar barunya....aku bahkan tidak berani mengatakannya...rasanya aku sudah ingin menangis melihat kemesraan mereka.
" Anjing, aslinya ganteng banget,wajar sih kalo Eris sampe cinta mati kayak gitu...." Ucap mimi sambil matanya terus mencuri pandang kearah pria itu.
" Tapi wajahnya beneran, lihat dech ...keliatan sadis ya.kan..ga ada senyum senyumnya....aura boss-nya itu loh keliatan banget....kebayang sih kalo dibentak sama dia langsung mengkeret kalo aku " Timpal wiwit dengan wajah ngeri saat membayangkannya.
" Aku kok malah jadi bayangin saat dia nindih Eris ya.....beuuuhhh......duh ini kenapa jadi mikir jorok gini...." Ucap Ita dan langsung disambut gelak tawa ketiga temanku....
Aku menunduk dengan gelisah, apakah dia akan menyapaku, dan mengenalkan wanita itu sebagai kekasih barunya....aku takut dengan reaksiku nanti, aku tidak ingin terlihat gugup didepannya, parahnya mungkin meneteskan airmata-ku....
Aku menarik nafas berulang kali, mencoba menenangkan hatiku,...ayooo Eris, jadilah kuat jadilah kuat....aku mencoba memotivasi diriku sendiri....bukankah kau selalu berdoa untuk kebahagiaan-nya, mungkin saat ini doa-mu sedang dikabulkan Tuhan,lihatlah...dia terlihat sangat bahagia dengan pacar barunya....
Setan...aku benci dengan pikiranku sendiri...aku mengutuki pikiranku yang terbang kemana mana.
" Sttt....eh eh dia udah jalan kesini...."
Aku diam,benar benar tak berani menoleh atau menatap kearahnya, aku ingin dia yang menyapaku......waktu rasanya berjalan sangat lambat, aku menatap layar ponselku, pura-pura sibuk dengan ponselku.
Dan dia berjalan pelan melewatiku tanpa menoleh ke arah ku, seakan akan aku ini tidak ada, lewat begitu saja.....sesaat dia melintas aroma parfum tubuhnya langsung tercium indera penciumanku seketika saja membuat otakku langsung penuh dengan memori tentangnya, berebut menyerang otakku bagaikan ratusan peluru....menghujani otakku dengan kenangan manis dan pahit bersamanya.
" Sadisssssss......ditoleh aja enggak loe ris " ucap Ita memberitahu sambil menahan tawa,
" Sumpah,wajahnya ganteng tapi kayak Yakuza, dingin banget...ampe merinding aku..." Lanjut Wiwit.
" Fix....dia dendam banget sama loe ris....." Tambah Mimi, aku menghela nafas panjang dan berat.
Aku menarik nafas panjang....menatap ketiga sahabatku, sebenarnya rasanya aku ingin menangis saat itu tapi mendengar komentar mereka...membuatku bingung,apakah aku harus menangis atau menertawakanku perasaanku sendiri....aku benar benar tidak bisa berpikir apakah mereka ini sedang memberiku support atau sedang menertawakanku kebodohanku.....lihatlah dia sama sekali tidak peduli padamu dan kau masih saja bertingkah sekacau ini, ayooo Eris....jadilah kuat.....berulang kali aku memotivasi diriku sendiri, tapi sumpah rasanya aku ingin menangis, aku tidak ingin diacuhkan olehnya......dan rasanya sakit sekali.
" Eris...." Aku terkejut ketika tiba tiba Friska sudah ada dibelakang ku bersama Angela anaknya.
" Ya..." Jawabku gugup....menendang kaki temanku agar mereka menutup mulutnya.
" Ini angel mau duduk sama kamu, boleh ?....mau main dandan an sama onty Eris aja katanya"
" Iya, gak papa...kalian lagi meeting serius ya...pasti bosen Angel dengerinnya..."
" Gitu dech, judulnya aja makan siang, tapi tetep aja yang dibahas kerjaan juga....jatuhnya entar gue juga yang diomelin..." Aku mencoba tersenyum
" Udah sabar sabar...yang penting duitnya gede...."
" iya sih....titip angel ya Mak...." Aku mengangguk, dan Friska meninggalkanku, aku sekilas melihat kearah meja mereka dan tatap mata itu....rasanya aku sendiri tak sanggup untuk melihatnya......seper-sekian detik mata kami sempat bertemu, tanpa senyum dia tetap sibuk dengan kertas kertas kerjanya, aku kembali mengabaikan perasaanku dengan mengajak angel bicara dan mengobrol.
Aku lalu berdiri,menyuruh Mimi Menganti tempat duduk denganku, agar aku tidak perlu melihat kearah meja , ketiga temenku menertawakan sikapku itu...aku tidak tahan dengan keinginanku sendiri untuk melihat kearah mejanya....
" Yang kuat ya ris....." Goda Ita tanpa henti, rasanya aku ingin menampar mulut temen satuku ini, ...
Aku tersenyum kecut....
Aku tahu ketiga temenku ini berusaha mencari info siapa wanita itu dari Angela, tapi aku bersikeras melarang ketiga sahabatku melakukan itu, terlalu riskan dan berbahaya, aku tidak ingin Friska mengetahui, selama ini Friska tidak tahu dan aku berusaha keras agar dia tidak pernah tahu...
" Onty...lusa aku mau ke Bali loh .."
" Oh ya....mau liburan ya ?"
" Iya,diajak sama uncle Daniel...sekalian ada wedding juga, tadi sebelum kesini kami semua coba baju pesta nya, gaun ku bagus loh....." Tiba tiba, mulutku terkatup rapat,ketiga temenku ikutan terdiam.....
" Loh wedding ya siapa ? " Tanya ketiga temanku bebarengan.....aku menendang kaki ketiga temenku,kesal...
" Itu onty Amanda...."
" Yang Dateng sama uncle Daniel tadi ?" Cecar Wiwit tak sabar, mataku sudah melotot....
" Iya..." Jawab Angela santai sambil tangannya terus memoles kuku ku dengan kutek yang dia bawa.
Yang kutakutkan seperti nya menjadi kenyataan, mataku langsung berkaca kaca....aku pikir setelah 3 tahun aku sudah cukup kuat jika suatu hari aku menerima kabar jika dia akhirnya menemukan wanita yang terbaik yang bisa memberikan kebahagiaan seperti yang dia mau,
Dan ternyata aku masih lemah.....tubuhku diam tak bergerak, hanya aku bisa merasakan air mataku pelan pelan mulai membasahi pipiku....ketiga temanku langsung berhenti berkelakar, mereka sudah berusaha menghiburku sebenarnya....
" Sabar ris....yang kuat.....yakin elo kuat..." Ucap Mimi sambil menepuk nepuk pundakku.
Angel menatapku bingung...melihatku tiba tiba menangis.
" Onty kenapa ? "... Aku menatap angel bingung,bagaimana memberi alasan pada anak kecil ini tanpa menimbulkan banyak pertanyaan.
" Onty Eris matanya sakit,kebanyakan main ponsel..." Ucap Mimi membantu memberikan alasan pada angel...
" Sakit onty ?"....aku hanya sanggup mengangguk.....
" Pasti sakit banget.......itu air matanya gak berhenti keluar kan...." Tutur Ita sambil menyembunyikan tawanya, ....aku tahu ketiga temenku mencoba menghiburku...tapi aku tak bisa menahan diri lagi,
Aku menangis tanpa suara, hanya airmataku yang terus mengalir deras tak mau berhenti....tiba tiba Angel segera berlari kearah mamanya....
" Waduh....pake nangis segala loe ris,...lihat mereka ngeliat kearah kita sekarang....." Ucap Wiwit, aku menelungkupkan wajahku keatas meja,...tepukan lembut Mimi diatas punggungku tak cukup membuatku untuk bisa menghentikan tangisku....
" Kuat kuatin ris........"
" Mereka pasti lagi bahas elo ini,...."
" Duh,gue serem.liat tatapan matanya......"
" Udah ris....udah....iklasin napa.....jangan nangis lagi...boleh nangis, tapi jangan disini....apa kita pulang aja ya...."tanya Wiwit ikutan merasa gelisah.
Aku menggeleng lemah,
" Jangan......" ucapku lirih...
Tak lama, Angel kembali lagi dengan sebotol obat tetes mata ditangannya.
" Onty, pake obat ini...mommie kalo sakit matanya ditetesin obat ini...." Aku menatap Angel, antara ingin menangis dan juga tertawa...
" Aku bantuin ya....." Tanya Angel khawatir, aku hanya mengangguk, anak itu segera naik keatas pangkuanku.
" Itu mereka kok masih ngeliat kesini sih....."
" Dia gak berhenti ngeliatin loe,ris....."
" Eh...eh...dia berdiri,. Jalan kesini....waduh...waduh...waduh....."
" Serem wajahnya....dingin...tapi gantengnya..."
Aku tak berani melihat,aku diam kaku dengan mata terpejam....aku bisa merasakan kehadirannya sudah dekat, aroma parfumnya tercium kuat dan ketiga temenku yang seketika terdiam.
" Angel...hentikan....." Ujar pria itu dengan suara tegasnya.
" Uncle...tolong,ini air matanya onty keluar terus, nanti bisa kehabisan...." ucap Angel dengan suara khawatirnya.
Aku membuka mataku pelan, dia menatapku tajam, menarik kursi disampingku dan duduk lurus menghadapku
" Jangan seperti itu...nanti kau malah melukai mata onty Eris..." Angel menyadari kesalahannya dan langsung beringsut takut,gadis kecil itu merasa sedang dimarahi..
" Dia hanya ingin membantuku...." Aku mencoba membela Angel.
" Aku tahu " jawabnya datar, menurunkan angel dari pangkuanku.
" Lihat aku ya....kau harus melakukan seperti ini....." Angel menyadarkan tubuhnya di bahu pria itu,memperhatikan dengan serius bagaimana pria ini akan meneteskan obat tetes mata itu padaku.
" Pertama pastikan tanganmu bersih, begitu juga dengan botolnya....dan hapus dulu airmatanya...." Aku diam menatapnya, dia menatapku tajam beberapa saat dan tiba tiba menarik wajahku, Manarik nya tegas untuk mendekatkan wajahku kearahnya jantungku rasanya seperti seketika berhenti berdetak....aku bahkan tidak berani bernafas karena tegang..begitu juga dengan ketiga temanku.
Saat tangan kirinya menarik wajahku, seperti ada aliran listrik yang membuat tubuhku kaku tak sanggup bergerak, dan tangan kanannya melap kedua pipiku yang basah karena airmata,...aku memejamkan mataku.....aku tidak sanggup menghadapi ini.
" Buka matamu...bagaimana aku bisa meneteskan obat ini jika matamu terpejam...." Ucapnya dekat jelas dan tegas.....pelan pelan aku membuka mataku, mata kami saling bertatapan, dekat....mata itu hidung itu bibir itu....rasanya aku ingin menarik wajah itu dan menciumnya......rindu yang yang sekuat tenaga aku tekan kuat kuat...
Dia dengan tenang meneteskan obat itu, aku mengerjap ejapkan mataku,....
" Begitu caranya....." Ujarnya pada Angel.
" Bisakah aku minta tolong padamu...." Tanyanya pada angel...
" Apa ? "
" Pesankan onty Eris ini cake coklat itu agar matanya cepat sembuh ...."
" Tapi aku juga mau...."
" Untukmu juga..."
" Kami juga mau...." Sahut Ita sambil tersenyum genit yang di ikuti oleh Wiwit dan Mimi juga, Dia tersenyum menatap ketiga teman baikku itu..
" Ya kalian juga.....pesankan untuk onty onty ini juga ya ...." Angel langsung berlari menuju ke etalase kaca meminta pada waiters untuk membawa 5 potong cake coklat kemeja kami.
" Maafkan aku..... kenalkan ini teman teman genkku,kau ingat mereka ?.....gaes...kenalkan ini soojii.....uhmmm....maaf maksudku Daniel...." Ucapku dengan suara gugup....pria ini langsung memberikan tangannya menyalami ketiga teman baikku dengan senyum lebarnya, menunjukan ketampanan dan pesonanya yang selalu berhasil meluruhkan banyak hati wanita.
" Kita tau kok... Daniel atau soojii....sama aja..."
Aku langsung menunduk saat dia menatapku dan berkata
" Sudah lama tidak mendengar panggilan itu....soojii....kau masih saja memanggilku dengan sebutan itu...." Ujarnya dengan senyum tampannya, membuat ketiga temen ku langsung meleleh seketika....aku bisa mendengar desah gemas mereka setiap kali pria ini berkata lembut padaku.
Aku hanya diam,melihat mereka berusaha bertanya tanya padanya dengan bahasa Inggris yang kacau balau.....ya,soojii atau Daniel adalah bule asli Australia, tapi dia bisa berbahasa Indonesia dengan baik.
Angel datang dengan waiters dibelakangnya,meletakan cake coklat dihadapan kami masing masing.....
Menyelamatkan ku dari suasana canggung.
" Bisakah kalian menungguku, aku ingin berbicara banyak dengan kalian...." Ujarnya dengan bahasa Indonesia yang masih fasih.
" Oh,tentu saja...kami akan menunggu....."
Dia berdiri,menyentuh pundakku lembut...
" Tunggu aku ...." ucapnya singkat, aku menatapnya, tidak tahu harus menjawab apa,...dia lalu berjalan meninggalkanku....
" Astagaahhhh...... senyumnya itu....pantesan Eris klepek klepek, kalo udah senyum, tampannya jadi luar biasa parahnya...."
" Eh, ini kita tungguin apa gimana ya...." Tanya Mimi sambil menikmati cake coklatnya.
" Tungguin lah....." Sahut Wiwit cepat
" Tapi bahaya ini, bisa ada yang CLBK lagi....." Ucap Ita menyadarkanku akan kenyataan yang harus aku hadapi didepan mata.
Aku menarik nafas panjang......aku benar benar takut dengan pikiranku sendiri,menatap wajah ketiga temanku dengan sedih....
" Gimana ini,ya .. masa musti ngulang lagi ? Ga inget gimana kacaunya Eris waktu itu." desah Mimi dengan wajah khawatirnya.
" Ya udahlah, kalo emang takdirnya cuma temenan aja ya temenan aja.....ga usah dipaksa paksa ....bisa kan ris ?" Tanya Ita terdengar bijak, aku menatap wajah Ita dengan wajah sedih.
" Duh...giliran Erisnya udah single....kok ya dia yang mau nikah ......" Guman Mimi dengan resah, mendengar itu aku menunduk lagi...mengaduk aduk cake coklat ku dengan gelisah.
" Yang kuat ris....yang kuat......." ucapnya lagi sambil menepuk pundakku lembut,aku menjawab dengan tersenyum getir...
Oh semesta, cerita apalagi yang ingin kau berikan padaku.....benarkah aku harus mengulang semuanya lagi........