Jeremy memasuki kamar tempatnya mengurung Amber di dalamnya. Jeremy melihat pada gadis yang sedang meringkuk dengan mata terpejam dan terlihat mata gadis itu bengkak, karena menangis beberapa hari ini.
Amber beberapa kali minta dilepaskan pada Jeremy, tapi, Jeremy tidak akan pernah mengabulkan permintaan Amber sedikitpun. Memangnya siapa Amber, dia hanya gadis yang tidak berdaya dan selalu menolak ungkapan cinta dari Jeremy.
Jeremy mengambil duduk di tepi ranjang, dan menyentuh lembut wajah Amber. Jeremy memejamkan matanya, merasakan kulit lembut wajah Amber. Sungguh. Jeremy sangat mencintai Amber. Walaupun Jeremy tidak mengelak, saat Amber mengatakan dirinya terobsesi pada Amber.
Tapi, Jeremy tahu, kalau perasaannya bukan obsesi semata. Walaupun rasa cintanya ini juga terselip rasa obsesi untuk memiliki Amber sepenuhnya. Dan tidak akan pernah membiarkan Amber dimiliki oleh pria lain, selain dirinya.
“Kau sangat cantik sayang. Saat aku melihatmu pertama kali waktu dulu, aku selalu memerhatikan dirimu dan menjaga dirimu dari jarak jauh. Tapi, kau selalu menolakku. Saat aku mengatakan kata cinta dan ingin menikah denganmu, jangan salahkan aku sekarang, karena aku menculik dirimu dan akan menikahi dirimu secara paksa. Karena aku tidak mau kau dimiliki oleh pria miskin itu,” ucap Jeremy mengertakkan giginya.
Amber yang terusik oleh sentuhan di wajahnya, membuka matanya secara perlahan, dan menatap pada Jeremy yang balik menatapnya dengan senyuman manis yang terpatri di bibir Jeremy. Amber merasa sangat takut. Amber langsung duduk dan beringsut ke belakang dengan selimut yang menutup dadanya.
“Mau apa kau ke sini?” tanya Amber dengan nada bergetarnya.
Jeremy yang melihat Amber takut padanya, ada sudut hatinya tersakiti. Jeremy ingin Amber melihatnya dengan tatapan penuh cinta, bukan tatapan penuh ketakutan. Tapi, Jeremy tidak ingin bersikap lembut pada Amber sekarang.
“Kau harus mencoba gaun pengantinmu. Besok pagi kita menikah, tidak ada penolakan sayang. Atau kau mau aku membunuh kedua orangtuamu atau tunangan bodohmu itu? Aku mampu membunuh mereka semuanya, kau akan lihat kejamnya diriku ini,” ucap Jeremy dengan tatapan mengancamnya.
Amber menggeleng dan tidak percaya dengan ancaman Jeremy pada dirinya. “Tidak. Kau pembohong! Kau tidak akan berani melakukan itu!” ucap Amber.
Jeremy yang mendengar ucapan Amber tertawa terbahak. “Kau kira aku bercanda? Kau tahu aku siapa? Aku adalah ketua mafia dan ditakuti oleh banyak mafia,” ucap Jeremy berbisik di depan wajah Amber.
Amber yang mendengar ucapan Jeremy, semakin takut. Mengetahui fakta siapa sebenarnya Jeremy, kalau memang Jeremy adalah seorang mafia, bukan tidak mungkin Jeremy mampu membunuh orang-orang terdekat Amber.
“Kau bercanda mengatakan dirimu adalah seorang mafia. Kau bukan mafia! Bukan!” ucap Amber bergetar.
Jeremy tertawa kembali. “Kau mengira aku bercanda? Semenjak kapan aku bercanda? Aku tidak pernah bercanda, apalagi menyangkut dirimu sayang. Ah … aku punya kejutan untukmu, kau harus melihat ini. Kalau kau masih menolak pernikahan ini, aku tidak segan-segan melenyapkan pria sialan itu beserta keluarganya,” ucap Jeremy, dan mengeluarkan ponselnya dalam saku celananya.
Jeremy mengotak-atik ponselnya, dan menunjukkan beberapa foto pada Amber. Foto tunangan wanita itu, yang sedang diawasi oleh orang suruhan Jeremy dan juga foto orangtua Amber yang juga diawasi oleh orang suruhan Jeremy.
Dalam foto tersebut, tampak beberapa pria berbadan kekar yang mengarahkan pistol mereka pada tunangan Amber, keluarga tunangan Amber, dan orangtua Amber sendiri. Amber yang melihat itu semua bergetar dan mulai menangis kembali.
Amber tidak mau orang-orang yang disayanginya menjadi korban dari Jeremy. Amber menatap pada Jeremy dan menghela napasnya panjang. Amber harus menerima pernikahan ini dengan terpaksa dan tidak ada pilihan lain sama sekali.
“Aku akan menikah denganmu. Tapi, aku mohon … jangan bunuh mereka. Aku tidak mau kehilangan mereka semua,” ucap Amber menangis sendu.
Jeremy mengangguk, walaupun hatinya terasa sakit. Karena Amber menerimanya karena terpaksa bukan karena kemauan gadis itu sendiri. Jeremy juga tidak akan membunuh orangtua Amber, kecuali tunangan Amber dan keluarga tunangan Amber mungkin Jeremy akan memikirkan itu.
“Hah, kau seperti itu dari tadi lebih baik sayang. Sekarang kau turun dari atas ranjang ini, dan cobalah gaun pengantin yang sudah aku siapkan untukmu,” ucap Jeremy dengan nada datarnya.
Amber dengan berat hati turun dari atas ranjang, dan melihat Jeremy yang keluar kamar dan menyuruh Amber untuk mengikutinya dari belakang. Amber dengan tatapan takutnya mengikuti langkah Jeremy dari belakang.
Amber melihat sekeliling mansion ini, dan semakin takut, karena banyaknya pria-pria berbadan kekar dan membawa senjata dengan berkeliling dan juga menjaga mansion ini. Amber percaya, kalau Jeremy memang ketua mafia.
“Kau sudah percaya, ‘kan? Jangan coba untuk kabur di sini. Atau isi otakmu akan berceceran di lantai ini, dan anggota tubuhmu akan menjadi santapan buaya-buaya peliharaanku,” ucap Jeremy dengan senyuman sinisnya menatap Amber yang penuh ketakutan.
Amber tidak menjawab ucapan Jeremy dan memilih menunduk. Amber ingin segera berlalu mencoba gaun pengantin ini, dan kembali ke dalam kamarnya. Amber tidak mau berlama-lama di sini. Dirinya sangat takut.
Mama. Papa. Amber ingin pulang. Amber takut di sini. Ucap Amber dalam hatinya.
***
Jeremy menunggu di sofa dalam ruangan khusus untuk mencoba pakaian pengantinnya dan Amber dalam mansion ini. Di dalam ruangan ganti di sana, Amber sedang mencoba gaun pengantin dan dibantu oleh beberapa pelayan.
Amber yang sudah selesai mengenakan gaun pengantinya, dengan langkah pelan dirinya keluar dari ruang ganti, dan menatap pada Jeremy yang sedang memainkan ponselnya dengan wajah datar dan tidak bersahabat sama sekali.
“Jeremy.” Amber memanggil nama Jeremy pelan, karena dirinya sangat takut sekarang berada dekat dengan Jeremy.
Amber takut dirinya akan melakukan kesalahan, dan akan membuat Jeremy marah dan melakukan hal buruk pada orang-orang terdekatnya.
Jeremy yang mendengar suara Amber memanggil dirinya, melihat pada gadis itu dan terpukau betapa cantiknya Amber mengenakan gaun pengantin pilihannya itu. Jeremy berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Amber.
Jeremy membelai tangan telanjang Amber yang tidak ditutupi oleh apa pun, lalu Jeremy mendekati mulutnya ke telinga Amber dan berbisik.
“Kau sangat cantik sayang. Aku sudah tidak sabar untuk menjadikan dirimu sebagai istriku,” ucap Jeremy dan mengembuskan napasnya di sekitar leher Amber.
Amber yang merasakan napas Jeremy di lehernya, segera memundurkan wajahnya ke belakang dan menunduk takut. Ya Tuhan … tidak adakah jalan lain, dirinya lolos dari Jeremy sekarang. Dirinya sungguh takut.
“Aku terpaksa menikah denganmu. Kalau bukan karena kau mengancam membunuh mereka semuanya, aku tidak akan pernah menikah denganmu. Kau pria b******n. Sialan dan tidak berguna sama sekali!” ucap Amber sengit.
Jeremy yang mendengar ucapan Amber mengepalkan tangannya. “Aku tidak peduli. Kau harus jadi milikku dan itu yang paling penting. Sebentar lagi kau akan menjadi istriku dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskanmu. Camkan itu,” ucap Jeremy.
Amber yang mendengar ucapan Jeremy kembali menangis. Hidupnya kini seperti burung dalam sangkar tidak ada kebebasan, dan hanya sebuah siksaan yang di dapat olehnya. Amber tidak tahu, sampai kapan ini akan berakhir. Amber tidak tahu.
***
Hai, jangan lupa komentarnya ya, dan makasih untuk komentar kalian kemarin.
Dan jangan lupa follow i********: aku, nama instagramnya, fhieariati_97
***