Di dalam ruang kerjanya. Erick melihat semua yang dilakukan oleh Syifa di dalam kamar itu dan dia menatap layar di depannya dengan serius. "Wanita ini! Apakah dia semakin bodoh saja!" Ucap Erick sambil memijat pelipisnya. "Dia bisa meninggalkan aku selama enam tahun dan dia begitu berani mengatakan jika ingin berpisah denganku. Tapi, kenapa dia sejak tadi terus menangis? Bahkan tidak bisa menjawab apapun yang ibunya katakan padanya," ucap Erick yang langsung menyandarkan punggungnya di kursi dan merasa heran dengan Syifa yang dia lihat sangatlah berbeda dengan apa yang dia pikirkan selama ini. "Apakah mungkin aku salah? Tapi … Dia tega meninggalkan aku dan rela melenyapkan bayi yang sangat aku sayangi. Bukankah dia wanita yang sangat kejam? Ya kan?" Ucap Erick yang semakin dia memikirk