Part 19

1047 Words

"Tehnya, Pak." Selina meletakkan teh yang baru saja dia buat di hadapan Leo. Leo melirik cangkir teh lalu mengangguk kecil. Kemudian dia kembali fokus pada pekerjaannya. "Saya tidak meminta kamu duduk, Selina," kata Leo mencegah Selina yang hendak duduk di sofa. "Tetap berdiri sebelum saya memerintahkan pekerjaan yang lain untuk kamu," tambah Leo lagi. "Baik, Pak," jawab Selina patuh, dia mengepalkan tangannya ketika rasa sakit mulai terasa di bagian tengah perutnya. "Pak, saya izin ke toilet." Leo mengangguk tanpa melihat ke arah Selina. Selina dengan cepat melangkah menuju toilet. Wajahnya sudah berubah pucat, keringat dingin menetes dari pelipisnya. Lipstik berwarna merah muda yang pakai bahkan tidak bisa menutupi perubahan warna pada wajahnya itu. Selina menurunkan penutup clos

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD