Leo menatap Selina dengan tatapan paling tajam yang dia punya. Dia masih sangat kesal dengan apa yang terjadi pagi ini. Bisa-bisanya dia melewatkan satu kesempatan besar untuk bisa memiliki Selina. Sialan! Leo memaki di dalam hatinya. Sementara Selina, wajahnya begitu berseri karena utang gaun yang beberapa hari ini menjadi beban pikirannya lunas begitu saja. Leo benar-benar sangat baik, pikir Selina polos. "Bapak nggak mau tambah lagi?" tanya Selina sembari menunjuk nasi goreng spesial buatannya. Setelah keluar dari kamar tadi, dia memasak dengan cepat. Dan memang hanya menu ini yang bisa dia sajikan dalam waktu lima belas menit. Dia buat Spesial dengan tambahan telur dan juga sosis sapi. Leo melirik nasi goreng itu lalu mendengus pelan. "Saya sudah kenyang," jawab Leo datar. Selina men