When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tekanan itu semakin kuat, tangguh juga tak dapat dikalahkan meski Rosie terus berusaha melepaskan diri. Suara erangan itu pun terdengar, menambah sebuah permainan yang terbilang keras dan kasar. Meskipun Rosie menahan gejolak itu lagi, tapi sia-sia saat Bevan mengambil posisi setengah berdiri sambil membawa pinggangnya. Keadaan di mana tubuhnya sedikit terangkat, Rosie berusaha keras memungut napasnya karena tenaga itu semakin besar menguasai. "Kak," Rosie berusaha tidak berontak. "Aawh, kita… Emh, kita bisa… Pelan-pelan melakukannya!" Suara itu terdengar jelas namun Bevan hanya peduli pada permainan yang begitu menggodanya. Jelas jika kenikmatan itu tak bisa dipahami, semakin cepat Bevan memberikan penjelasan pada miliknya yang melata lebih dalam, rasa itu mulai membentuk