When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Melihat arah sekeliling yang sepi memang seakan menarik perhatian Bevan menatap arah di depannya, ia berupaya menenangkan Rosie yang terus saja memeluknya. "Jangan takut sayang!" Benar saja memang suara gaduh itu terdengar namun tiba saja bayangan orang terlihat saat menuruni anak tangga dari lantai 2, membawa lilin dan seketika ruangan menjadi terang. "Selamat ulang tahun." Hampir saja Bevan menyerang orang yang ternyata adalah Helen, sosok wanita itu berjalan dan masih saja dengan teriakan yang semula membuat Bevan dan Rosie mencari keadaan apa yang telah terjadi itu membawa kue kecil di tangan. "Selamat ulang tahun keponakan bibi yang tampan." "Ugh, hampir saja aku melukai Bibi." Bevan pun merasa kesal karena ia telah mengumpulkan rasa waspada, tapi juga ia lega