"Hanah!" Raihanah langsung panik mengambil bantal untuk menutupi bagian depan tubuhnya, dia sedang menyisir rambutnya saat Affan tiba-tiba masuk ke dalam kamar mereka. "Oh, maaf ...." Affan pun merasa tak enak hati. "Ya Mas, ada apa?" tanya Raihanah. "Itu, aku sudah beli sarapan untukmu, sarapanlah, aku mau berangkat ke Rumah Sakit, pulang sore!" "Oh, iya Mas." Kemudian Affan mengambil snelli miliknya dan saat itu Raihanah menghampirinya masih memeluk bantalnya. "Kenapa?" tanya Affan saat melihat Raihanah mengulurkan tangannya. "Sa-salim," ucap Raihanah, dia gugup, takut ditolak niatnya itu. "Ah, ya." Affan pun menerima tangan istrinya itu, dan dia menghela napasnya perlahan saat Raihanah mencium punggung tangannya, hatinya berdebar-debar saat itu. "Semoga pekerjaan Mas Dok