Mobil Ilyas berhenti tepat di depan rumah mertua. Namun, semua mata langsung tertuju pada Ilyas dan Amira yang turun. Karena mobil Ilyas lebih berharga ketimbang harga diri, sepertinya sih. "Bu, Ayah," sebut Ilyas langsung mendekat dan salim. Ayub tersenyum dan mengajak sang menantu untuk masuk ke rumah sembari berbincang. Sementara ibunya menghampiri Amira yang juga mengikuti suaminya. "Kok bisa suamimu ikut? Padahal baru pulang kerja kan lelah," bisik ibunya. "Tidak tahu Bu, minta ikut sendiri." Ibunya tersenyum. "Alhamdulillah, berarti suami kamu mengerti, padahal anak orang kaya." Amira pun memandang suaminya yang sedang salim pada beberapa keluarganya dan tetangga. Penampilan suaminya memang tidak mencerminkan orang kaya sih. Maka dari itu, Amira tidak pernah merasa minder jika