TIFFA mengetuk pintu ruangan Jason. “Masuklah.” Teriakan Jason memberanikan Tiffa membuka pintu dan masuk ke dalam ruangannya.
“Kamu sudah datang rupanya, duduklah!” Jason menunjuk kursi yang bersebrangan dengan mejanya.
“Ava bilang Bos menyuruhku kemari untuk tugas penting,” ujar Tiffa.
Jason mengangguk. “Ya benar. Kamu mungkin sudah mendengar informasinya dari pegawai lain, kelab ini sudah berganti pemilik.”
“Ya, Makenna memberitahuku. Tapi aku masih tidak percaya Bos menjual kelab yang Anda bilang sangat berharga ini,” sahut Tiffa, tidak mengerti kenapa Jason cepat sekali berubah pikiran.
“Dia menawar dengan harga fantastis, dia juga mempertahankan posisiku sebagai Bos dan berjanji membayar gajiku lima kali lipat setiap bulannya. Siapa yang bisa menolak keuntungan sebesar itu?” Jas
