“Puspa belum pulang, Bram! Dan ibu tidak bisa menghubunginya!” Ratmi terdengar panik saat menelepon Bram yang saat itu baru saja ingin memulai memeriksa beberapa berkas perusahaan yang di bawa dari kantor tadi. “Belum pulang?” tumben, Bram melihat ke pergelangan tangannya, hampir jam sebelas malam, “Mungkin dia masih di tempat acara pesta itu.” “Puspa kan kalau pergi tidak pernah terlalu malam seperti ini, kecuali bersamamu,” omel ibunya, “Seharusnya kau tidak membiarkan Puspa pergi sendiri, kau tahu dia itu pemalu dan tidak pandai bergaul juga seorang wanita yang lugu.” Bram hanya diam mendengar ibunya mengomel, “Apa kau tidak kasihan dengan Puspa, dia itu kan seorang janda, pasti dia akan punya imej yang jelek kalau pulang selarut ini.” “Bagaimana kalau di pesta itu ada pria-pria