**Sudut Pandang Leonardo Dia memang menggoda, tapi aku tidak bisa mempercayainya. Tidak setelah apa yang dia lakukan padaku. Tetapi pada saat yang sama, aku membutuhkan lebih banyak darinya. Aku ingin mencicipinya. Jadi aku memberinya kesempatan kedua untuk merubah pikiranku. Dengan tanganku di lehernya yang ramping, aku bisa merasakan denyut nadinya berdetak dengan cepat. Kulitnya lembut dan berembun dengan keringat cemas. Dia bergetar di bawah ujung jariku seperti kelinci di bawah cakar serigala. Aku memindai wajahnya. Dia tidak memakai riasan dan juga tidak perlu. Dia tidak bisa menyembunyikan siapa dia sebenarnya hanya dengan pena dan kuas. Aku tahu siapa dia. Mata safirnya melebar karena