Raquel berteriak keras, kedua matanya bengis melihat foto Anindya dan dirinya di atas laci. Langkah lebar meraih frame foto, dan melemparnya hingga pecah. “Gue benci lu Anin, gue benci. Arghh. Brengsek.” Mulutnya memaki Anindya, menginjak-injak foto Anindya setelah ia robek memisahkan foto mereka. Hari nya benar-benar sial. Adyatma datang ke kantor, dia yang biasanya cuma ongkang-ongkang kaki harus bekerja lebih keras lagi untuk memasarkan barang. Dia kesal, biasanya materi marketing yang ia bawa dan diterima dengan baik bahkan langsung di ACC oleh tim pemasaran punya Anindya. Anindya selalu membantunya mengoreksi materi miliknya, tak jarang Anindya yang mengerjakan semuanya dia cuma menunggu sampai selesai dan menerima ajaran Anindya. Sekarang dia tidak mungkin membawa Anindya kemari