Tangan Agni mendarat di pipinya. Agni berani menamparnya begitu saja, hingga Bram merasakan, kebasan tangan Agni di pipinya. Bram menatap iris mata Agni, terlihat jelas wajah itu penuh emosi. Agni menarik nafas, dengan berani memandang wajah Bram. Agni membuka amplop coklat itu, ia mengambil semua uang itu dari amplop. Agni melirik uang di genggamannya, uang itu begitu banyak hingga kepalan tangannya tidak cukup untuk dirinya, ada sebagian uang jatuh ke lantai. Agni mengalihkan tatapannya lagi, kearah Bram. Agni manarik nafas dalam-dalam, sebelum meluapkan kemarahannya. "Mungkin saya terlalu bodoh mempercayai ucapan kamu. Saya memang terlalu bodoh mengikuti semua mau kamu. Saya memang bodoh mengikuti kata hati saya bahwa saya mencintai kamu. Saya pikir kamu benar-benar mencintai saya. S