Mr. Pilot ILYSM

1287 Words
Sebuah bunyi telpon meja berdering, setelah di angkat ternyata receptionist tempat karaoke keluarga itu yang menghubungi, mengingatkan mereka akan segera tutup. “ Gaeess! Tempat mau tutup, sepertinya malakin Arsih, sambung minggu besok yak…” Ucap seroang sahabat yang menerima panggilan, lalu dia memasang lagu anak-anak Gilang sepatu gilang. “ Tarohan dah, minggu besok pasti gak bisa, alesan ini-itu dan lain-lain…” Ledek Qeyla membuat Arsih mencibir lalu menjulurkan lidahnya. “ Tar, pas senggang aku bakalan kabarin yak, tenang deh sekalian syukuran rejeki yang berlimpah…” Jawab Arsih sembari menerima uluran tangan Casey untuk berdiri. “ By the way, thankyou ya girl’s, kalian berhasil menghibur wanitaku, dari wajah lelah menjadi ceria…” Ucap Casey yang sudah tak asing lagi dengan mereka. Mereka berjalan menuruni tangga menuju parkiran, lalu langkah Casey terhenti. “ Berarti, kamu bawa mobil dinas donk, Han?” Arsih mengangguk perlahan “ Tuh, mobilku terparkir dengan manis di bawah pohon…” Casey berfikir sejenak “ Yasudah, kalau gitu, kamu jalan duluan, dan aku ngikutin kamu dari belakang…” Arsih menggeleng perlahan “ Gak perlu gitu sayang, aku udah biasa sendirian balik ngantor malem juga gak ada apa-apa, jadi slowly aja, lagian kamu besok harus terbang pagi kan?” Tanya Arsih sembari melambai kerarah sahabatnya yang telah pergi meninggalkan pelataran parkir. “ No! Selagi ada aku, aku wajib anterin kamu, kecuali aku sedang di luar kota atau luar negeri…” Casey membelai rambut Arsih dengan manis, dan tatapan teduhnya membuat Arsih enggan berdebat dengan pria yang telah di pacari selama ini. “ Tapi, kamu nanti langsung pulang ya, Sayang. Inget! Kamu itu bawa ratusan nyawa dalam pesawat, jadi istirahatmu harus cukup…” Casey melempar senyum manis kearah sang kekasih di balik bibir merahnya. “ Don’t worry honey, aku tahu apa yang harus aku lakukan di pekerjaanku…” Ucapnya sembari merangkul Arsih dan berjalan kearah mobil dinas milik Arsih. Casey membukakan pintu mobil itu, lalu menutupnya dan kembali berjalan menuju mobilnya terparkir. Casey mengikuti Arsih dari belakang, menembus jalanan malam hari yang semakin dingin menerpa. Suasana jalanan telah tetrlihat sunyi, hanya sesekali kendaraan melintas dengan kecepatan tinggi. Hingga akhirnya, mereka sampai di gerbang kost Arsih dan memasuki di pelataran parkir kost yang tersedia luas khusus untuk penghuni kost. Setelah turun dari mobil, Arsih mengunci mobilnya dan berjalan menuju mobil sang kekasih yang baru terparkir. Casey keluar dari mobil dan membawa papper bag dan memberikannya kepada Arsih. “ Honey, sekali lagi selamat ulang tahun. Semoga tahun depan kita bisa merayakan dalam rumah dan telah menjadi keluarga sah…” Bisik Casey sembari memberikan papper bag kepada sang kekasih. “ Aku gak tahu, apakah kamu menyukainya atau tidak, tapi itu benda terindah untukmu yang indah di hatiku…” Arsih terpana melihat sikap manis sang kekasih yang akhir-akhir ini meningkat tiga kali lipat dari biasanya. “ Seharusnya kamu tak perlu repot membelikanku sesuatu, dengan kamu ada untukku saja aku sudah cukup bahagia, Casey…” Arsih memeluk sang kekasih dengan erat, d**a bidang yang selalu memberi kedamaian baginya setiap kali dia merasa gundah ataupun lelah. “ Aku belum bisa memberikan kebahagiaan penuh untukmu, tapi berilah aku kesempatan untuk memperbaiki diri dan terus belajar untuk hubungan kita yang lebih baik…” Casey benar-benar manis sekali malam itu, hingga membuat Arsih terharu dan tanpa sadar dia menitikkan air mata. “ Casey, tiap kali melepasmu untuk terbang, sebenarnya berat bagiku, aku takut terjadi sesuatu. Aku mohon jaga dirimu baik-baik dan kembali dalam keadaan seperti ini…” Bisik Arsih sembari terisak. “ Jangan sedih, Honey. Justru dengan kau bersedih begini, fokusku akan terpecah. Percayalah, aku tahu apa yang terbaik dalam bekerja. Aku yakin doamu untuk keselamatanku juga bakal terkabul…” Jawaban Casey sedikit melegakan Arsih. Maklum saja, seminggu yang lalu baru saja terjadi sebuah kecelakaan penerbangan. Hal itu membuat trauma tersendiri bagi Arsih. “ Yaudah, pulanglah. Bukankah kamu terbang besok pagi?” Casey mengangguk perlahan “ Aku bakalan sibuk kedepannya, karena promosi yang di berikan perusahaan, tapi percayalah sesibuk apapun aku, aku selalu mengingatmu, semua aku lakukan demi kita kedepannya…” Casey menggenggam jemari Arsih dan mengecupnya, membuat Arsih semakin tenang dan kembali mengusai diri. “ Aku percaya padamu, karena aku tak punya pilihan lain, jadi terus semangat dalam bekerja ya, Sayang…” Arsih menuntun sang kekasih menuju mobil, hingga memasukinya. “ See you, Honey…” Casey sembari menyalakan stop engine mobilnya. Arsih melambaikan tangan, hingga bayangan mobil menghilang dari pandangannya. Air mata kembali menetes membasahi pipinya. Ya, Allah. Aku titip kekasihku padamu. Jaga dia untukku, dia pria yant setia dan pekerja keras. Di dunia ini, pria sepertinya sudah langka! Lima menit lamanya Arsih berdiri di parkiran. Lalu dia melangkah menuju kamarnya, dengan membawa papper bag di tangannya dan bunga pemberian sang kekasih. Sesampainya di kamar, Arsih membuka papper bag merk international. Sudah jelas itu barang branded Ternyata sebuah gaun, sepasang dengan sepatu dan aksesories di dalamnya termasuk jam tangan dan kalung yang indah. ‘ Casey! Pasti ini mahal semua. Duh kenapa gak di hemat ajasih. Buat tambah-tambah modal nikah. Lagian aku pakai baju murahan juga tetep jdi trend setter’, aku harus mengirimi dia fotoku tengah mengenakan hadiah darinya, agar dia semakin semangat esok dalam bekerja…’ Gumam Arsih menyombongkan diri di depan cermin sembari mencoba kado pemberian sang kekasih. Memang harus di akui, wajah cantik Arsih di tambah dengan kulit putih bersih, meskipun dia malas mandi, tapi menjadikan semua yang di kenakannya akan terlihat eye catching. Meskipun semua yang di kenakan adalah barang palsu. Maklum saja, aktivitasnya yang padat sejak kuliah dulu, karena harus bekerja keras mencari pemasukan membuat kost adalah tempat beristirahat, jadi wajar jika dia juga malas dalam hal berberes ruangan. Baginya, yang terpenting tempat tidurnya bersih, itu sudah lebih dari cukup. Jadi tak heran jika kamar kost Arsih begitu berantakan dan semua berserakan dari pintu masuk hingga ke dapur mini miliknya. Memiliki fasilitas kost yang lumayan lengkap, walau ruangan sempit, tapi cukup bagi Arsih untuk nyaman berada di dalamnya. Terlebih kategori pemalas sepertinya. Lain hal jika sang kekasih berkunjung ke kamar itu, jangan harap kunjungan Casey bermesraan atau menikmati manisnya masa pacaran. Casey yang tak terbiasa dengan hal kotor, dia memilih membersihkan kamar kost sang kekasih dibanding dengan bermesraan di kamar sempit itu. Meski Casey adalah seorang pria, tapi dia adalah tipikal pria pembersih dan rapi. Bagi Casey, mengunjungi kost Arsih adalah tugas extra nya di luar sebagai seorang pilot. Casey tak pernah keberatan dengan Sikap Arsih, Wajar Arsih tak sempat melakukan pekerjaan rumah, mengingat diri nya bekerja paruh waktu sebagai penjaga toko di sebrang kost kala itu sebelum ia di terima kerja di Sutani Group. Arsih bukan wanita yang mau menikmati uang tanpa bekerja, oleh karena itu setiap kali Casey ingin membantu nya dalam segi keuangan Arsih selalu menolak dan menyaran kan Casey untuk memberikan kepada Orang tua dan adik adik nya. Arsih hanya menerima barang pemberian Casey tapi tidak dengan uangnya. Arsih tak ingin hidup sebagai parasit yang menikmati kehidupan dengan bermalas - malasan. Dan itu merupakan salah satu point plus bagi Arsih di Mata Casey selain kecantikan dan kepintaran yang di miliki Arsih. Arsih juga bukan tipikal wanita yang tak suka cemburu kepada Casey, dan itu membuat hubungan mereka hampir tak pernah di selingi pertengkaran. Hubungan Arsih dan Casey tak selalu romantis, terkadang terlihat seperti teman, terkadang terlihat seperti kakak adik dan terkadang seperti guru dan murid, Ya, Casey masih dengan giat belajar mengenai budaya di Indonesia. “ Sayang…apakah aku terlihat semakin cantik dengan ini? “ Sebuah pesan singkat, beserta foto dirinya yang tengah mengenakan kado dari sang kekasih. “ Kamu, adalah wanita tercantik di dunia Honey…” Sontak jawaban pesan singkat Casey membuat Arsih melonjak-lonjak seperti baru pertama jadian. “ Mr. Pilot, I Love You so much…” Jawaban Arsih lagi sembari tak sabar matanya terus menatap kelayar ponsel menunggu jawaban sang kekasih. “ Love you too, Honey…”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD