Keesokan harinya, sepuluh orang mahasiswa tersebut berkumpul di The Enlightenment. Miss Veil yang mengabari mereka semua lewat interkom, juga lewat e-mail dan pesan singkat di ponsel mereka. Hanya ada Miss Veil yang menunggu mereka. Senyumnya merekah begitu melihat sepuluh orang mahasiswa baru itu memasuki ruangannya. "Ah, kalian sudah datang. Ayo masuk! Duduk saja dengan santai," katanya sambil menunjuk ke arah sofa yang tersedia. Para mahasiswa segera duduk. Beberapa di antara mereka menatap Miss Veil dengan pandangan bertanya-tanya. "Begini, kalian pasti heran kenapa saya panggil ke sini, bukan?" Beberapa orang langsung mengangguk, sisanya tetap tak bergerak. "Saya mau mengumumkan kalau dua minggu depan akan ada para mahasiswa baru yang juga bergabung dengan kalian. Mengingat sem