Esok harinya, Satria berpamitan kepada warga Desa Taki yang sudah ditolongnya. Hari ini dia berniat kembali ke tempat pertama kali dia muncul di dunia ini yang kata para penduduk tempat itu cukup dekat dengan Kota Lunar. Tujuan Satria adalah untuk memastikan apakah teman sekelasnya masih ada di sana atau tidak, jika ada kesempatan yang bagus mungkin dia bisa memberi mereka pelajaran.
Satria yang menggunakan job class ranger langsung masuk ke dalam hutan menyusuri tepi sungai yang menuju ke air terjun. Sepanjang hutan dia terus berdecak kagum menikmati pemandangan yang begitu indah, sebenarnya dia berharap bertemu dengan monster yang biasa muncul di game MW RPG tapi menurut penduduk desa di sekitar sana memang jarang ada monster sebab para petualang selalu membasminya sesuai quest atau misi dari asosiasi petualang Kota Lunar.
"Jadi di dunia ini NPC juga bisa menjadi petualang dan membentuk guild rupanya, benar-benar lebih realitstis," kata Satria sambil terus berjalan.
"Aku tidak pernah menduga kalau game MW RPG akan sampai serealistis ini, meski aku masih belum bisa menebak bagaimana cara mereka melakukannya dan apa tujuannya," gumam Satria. Ya dia waktu mengisi survey saja hanya berharap kalau game MW RPG bisa dimainkan dengan virtual reality, tapi kini yang terjadi malah lebih baik dari harapannya sendiri.
Sesampainya di air terjun Satria mulai menaiki tebing dengan tangan kosong, job class ranger memang sangat berguna di keadaan seperti itu. Jantung Satria mulai berdebar setelah sampai di atas tebing, dia mulai berjalan menyusuri tepi sungai dengan cepat. Dari kejauhan sudah bisa terlihat tempat awal dimana dia datang ke dunia MW RPG ini.
"Kalau tidak salah, di sini tempatnya," ujar Satria tepat di tempat dimana dia pertama kali muncul. Bekas pertarungannya kemarin terlihat masih ada, Satria berdiri merenung sebentar sambil menatap bekas tempatnya berdiri. Saat itulah dia baru sadar bahwa ada seseorang di kelasnya yang tidak terlihat saat datang ke dunia ini.
"Guru baru itu, kenapa dia tidak ikut terbawa ke dunia ini? Apakah memang hanya para player game MW RPG saja yang masuk ke sini? Tapi apa benar mereka semua memainkan game itu? Terlebih murid perempuan biasanya tidak akan terlalu tertarik dengan game seperti itu, apa memang mereka semua pernah memainkannya?" pikir Satria, kini pertanyaan yang muncul semakin terasa membingungkan.
"Hemh.. kelihatannya berpikir sendirian tanpa informasi tambahan tidak akan menghasilkan apa-apa, lebih baik aku segera ke Kota Lunar. Mungkin saja mereka masih ada di sana," gumam Satria yang langsung melanjutkan kembali perjalanannya menuju Kota Lunar.
Setelah keluar dari hutan dia sudah bisa melihat pemandangan Kota Lunar di kejauhan, tanpa terasa Satria tersenyum sendirian. Dia tidak menyangka kalau kota fantasi dalam game yang beberapa kali pernah dia kunjungi kini bisa dia saksikan sendiri. Satria mulai berjalan di jalanan besar yang menuju Kota, sepanjang jalan dia berpapasan dengan beberapa rombongan petualang, beberapa pedagang.
Saat sampai di pintu gerbang setiap orang yang akan memasuki kota diperiksa terlebih dahulu oleh penjaga, dua penjaga dari ras demi-human dengan armor lengkap langsung memeriksa Satria. Mungkin untuk orang yang pertama kali melihat mahluk seperti itu akan sangat ketakutan, tapi bagi Satria ini semua seakan ada di dalam mimpi.
"Kelihatannya aku baru melihatmu datang kemari anak muda," ucap seorang demi-human dengan kepala kelinci.
"Saya memang baru kali ini mengunjungi Kota Lunar," jawab Satria sambil tersenyum.
"Berhati-hatilah jangan sampai tersesat," kata demi-human dengan kepala serigala.
"Terima kasih," jawab Satria sambil berjalan memasuki gerbang.
Setahu Satria Kerajaan Luxurie memang terbuka untuk banyak ras di dunia ini. Dari mulai demi-human, Elf, Dark Elf, Dwarf, Dragonoid dan manusia. Mungkin hanya ras monster dan raksasa saja yang belum pernah dia lihat ada di Kerajaan Luxurie selama memainkan game MW RPG.
"Ini benar-benar mimpi," gumam Satria saat melihat bangunan-bangunan megah di Kota Lunar. Jalanan kota terlihat ramai oleh lalu lalang penduduk dan petualang, kereta-kereta kuda juga ikut meramaikan suasana kota.
"Buah-buahan segar!"
"Ayo yang lapar silahkan mampir!"
"Pakaian terbaik ada di sini!"
"s*****a kualitas terbaik ada di sini," terdengar banyak pedagang menawarkan barang dagangannya, Satria hanya tersenyum saja mendengarnya. Entah mengapa dia benar-benar merasa senang bukan main.
"Sayang sekali aku tidak punya uang, padahal aku penasaran dengan rasa makanan di sini," gumam Satria sambil terus berjalan. Dia melihat-lihat bahwa di setiap kedai terdapat tulisan dalam Bahasa inggris, kelihatannya sistem di dalam game ini memang tetap menggunakan sistem yang biasa digunakan olehnya.
"Tempat mencari informasi terbaik ada di asosiasi petualang, mungkin aku juga bisa mendaftar jadi petualang di sana," batin Satria sambil terus berjalan. Dia beberapa kali menanyakan lokasi bangunan asosiasi petualang di Kota Lunar, hal itu hanya untuk memastikan saja apakah lokasinya tetap sama dengan yang ada di dalam game atau berbeda.
Nyatanya lokasinya memang masih sama, tanpa membuang waktu Satria langsung berjalan menuju ke bangunan asosiasi petualang Kota Lunar. Sesampainya di sana terlihat diluar bangunan yang tinggi itu banyak para petualang sedang berbincang dengan kelompoknya masing-masing. Sejenak Satria berdiri mematung, dia memikirkan apa saja yang perlu dia pastikan saat ini.
"Priest," ucap Satria mengubah job classnya. Setelah itu dia mulai berjalan mendekati pintu masuk bangunan, semua petualang yang ada di sana tampak melihatanya dengan tajam.
"Kira-kira quest seperti apa yang akan dia berikan kepada asosiasi ya?" terdengar seorang petualang berujar.
"Palingan membereskan goblin di sekitar desanya," kata petualang lain. Mereka mengira Satria adalah perwakilan sebuah desa yang ingin mengajukan misi kepada asosiasi petualang.
Satria masuk ke dalam bangunan. Tampak banyak sekali petualang yang berlalu lalang, ada juga yang sedang duduk dan berbincang dengan rekannya. Ada yang sedang mengurus misi yang sudah mereka selesaikan, ada juga yang sedang melihat-lihat misi yang akan diambilnya, selain itu tampak ada juga warga desa yang sedang mengajukan misi kepada asosiasi.
Setiap quest dikelompokan berdasarkan tingkat kesulitannya, petualang yang ingin mengambilnya juga harus sesuai dengan tingkatannya. Di dalam game MW RPG para petualang juga diberikan peringkat oleh asosiasi. Di ujung ruangan besar itu terdapat sebuah meja panjang khas resepsionis di dalam game, di sana berdiri beberapa pengurus asosiasi yang bertugas melayani para petualang dan warga yang datang.
"Selamat datang di asosiasi petualang Kota Lunar, apakah anda ingin mengajukan quest?" tanya seorang pria saat Satria berjalan mendekati meja.
"Maaf, tapi aku ke sini ingin menjadi seorang petualang," kata Satria sambil tersenyum. Sejenak pria itu terlihat tertegun, mungkin dia ragu sebab Satria masih sangat muda terlebih pakaiannya begitu lusuh.
"Oh silahkan ke lantai dua, nanti kamu bertanya lagi dimana ruang klasifikasinya. Disana kamu akan diperiksa apakah cocok atau tidak menjadi seorang petualang," ucap pria itu menunjuk ke arah tangga.
"Terima kasih," jawab Satria seraya berjalan menuju lantai dua. Kini banyak petualang langsung memperhatikannya, tampaknya semua orang tahu kalau untuk mengajukan quest cukup di lantai satu saja.
Setelah sampai di lantai dua, Satria kembali menanyakan dimana ruang klasifikasi berada. Setelah diberitahu dia langsung masuk ke dalam sebuah ruangan yang berukuran sedang. Di dalamnya terdapat dua wanita petugas asosiasi petualang yang duduk menghadap sebuah meja. Di atas meja tersebut ada sebuah bola kristal besar yang biasa digunakan untuk mengecek beberapa data dari calon petualang. Di sanalah hal pertama yang ingin dia pastikan adalah statistik dirinya.
"Selamat datang. Apakah kamu ingin mendaftar jadi petualang?" tanya seorang wanita berambut hijau dengan ramah, sementara wanita lainnya yang berambut hitam tampak menatap Satria dengan tajam.
"Iya," jawab Satria pelan.
"Kalau begitu silahkan tempelkan kedua tanganmu di bola kristal ini, nanti akan muncul job class apa yang cocok untukmu," jawab wanita berambut hijau. Satria langsung melakukan apa yang disuruh wanita itu, bola kristal tiba-tiba saja bersinar dan timbul beberapa huruf secara perlahan.
"Priest ya," gumam Satria, ternyata yang muncul sesuai dengan job class yang digunakannya tadi. Tapi ada sesuatu yang berbeda dengan yang ada di dalam game, statistik dirinya tidak muncul. Padahal biasanya statistik player juga akan muncul bersamaan dengan job classnya di kristal.
"Apa yang muncul hanya job classnya saja tanpa ada statistik kekuatan petualangnya?" tanya Satria kepada wanita berambut hijau.
"Statistik? Maksudnya?" tanya wanita berambut hijau dengan raut wajah bingung.
"Jadi begitu ya, NPC asosiasi juga tidak mengetahuinya. Kelihatannya beberapa sistem di dunia ini berbeda dengan sistem di dalam game," pikir Satria. Namun tiba-tiba saja wanita berambut hitam menggenggam tangan kanannya. Sontak Satria terkejut.
"Trixi, untuk penjelasan selanjutnya biarkan aku langsung yang menjelaskannya," ucap wanita berambut hitam.
"Ara, tumben Alexa ingin menjelaskannya sendirian," goda wanita berambut hijau yang bernama Trixi.
"Aku sedang semangat untuk bekerja," jawab Alexa sambil menuntun Satria keluar dari ruangan.
"Ada apa ini?" tanya Satria karena kaget.
"Ikut denganku, aku akan menjelaskan beberapa peraturan penting jika kamu ingin menjadi petualang," kata Alexa sambil terus menuntun Satria ke lantai tiga lalu masuk ke dalam ruangan besar yang sepi. Alexa langsung mempersilahkan Satria untuk duduk.
"Kau seorang player MW RPG kan?" tanya Alexa dengan tatapan serius, matanya menatap tajam Satria yang langsung kaget bukan kepalang.
"Bagaimana kau tahu? Apa mungkin kau j-"
"Ya, aku juga seorang player. Akhirnya aku bertemu dengan player lain selain diriku," potong Alexa sembari menarik nafas lega. Satria akhirnya sadar kalau Alexa mengetahuinya pasti gara-gara dia mengatakan statistiknya yang tidak muncul.
"Jika kamu memang player, bagaimana bisa bekerja di asosiasi petualang?" tanya Satria.
"Aku sedang tidur tiba-tiba terbangun di dunia ini kemarin, aku saat itu terbangun di perbatasan kota ini. Dengan bingung aku menyusuri jalanan, disaat itulah aku bertemu dengan Trixi yang akan berangkat bekerja di sini. Dari dia juga aku mendapatkan banyak informasi, akhirnya aku memutuskan untuk bekerja di sini karena aku yakin ini adalah tempat yang tepat untuk mencari tahu apakah ada player lain yang datang kedunia ini sepertiku," jelas Alexa.
"Begitu rupanya, bukan hanya aku dan teman sekelasku saja yang datang ke dunia ini. Dilihat dari gaya bicaranya kelihatannya wanita bernama Alexa ini cukup pintar," pikir Satria.
"Lalu bagaimana denganmu?" tanya Alexa.
"Aku waktu itu berada di sekolah dan tiba-tiba saja kemarin aku datang ke dunia ini, aku datang kemari juga untuk mencari informasi dan mendaftar jadi petualang. Tapi aku tidak pernah menduga akan ada player yang bekerja di asosiasi petualang Kota Lunar," jawab Satria sambil tertawa kecil.
"Kalau boleh tahu, sudah berapa lama kamu memainkan game ini?" tanya Satria sambil menatap Alexa, dia sengaja tidak menanyakan level atau nickname Alexa secara langsung sebab khawatir dia akan menanyakan pertanyaan yang sama kepadanya. Padahal dia sudah berniat untuk menutupi identitasnya sebagai Loner King.
Bersambung…