Dua - Tak Sengaja

1509 Words
Yuno kembali ke ruangan set pemotretan karena tampak beberapa staff masih ada di sana termasuk Adellia. “Hei. Perlu Gue bantu?” Tanya Yuno mendekati Adellia. “Eh Yun! Gak usah deh. Mending Loe pulang aja. Pemotretan udah selesai kok” Ucap Adellia. “Beneran?” Tanya Yuno memastikan Adellia tidak memerlukan bantuannya. “Iya. Ini udah tugas Gue sama yang lainnya. Loe balik aja gih. Mumpung masih Nampak tuh matahari” Ucap Adellia. “Okey lah, Gue duluan ya” Ucap Yuno berpamitan. Yuno segera menuju keluar dari kantor JMonteg. Merasa hari masih sore, Yuno memilih untuk melipir ke salah satu café yang tak jauh dari kantor JMonteg. Saat memasuki café tampak banyak yang menatap kagum pada Yuno. Wajah tampan dengan tinggi badan 178cm dan tubuh yang atletis itu tentu menjadi daya tarik bagi para kaum hawa. “Selamat datang di café Arari. Silakan mau pesan apa Kak?” Ucap pelayan yang berada di dekat kasir itu. Café dengan konsep pesan dan langsung bayar itu tampak cukup ramai. “Americano-nya satu” Ucap Yuno sambal tersenyum kepada si pelayan. “Okey, Americano-nya satu. Ada tambahan lainnya? Mungkin kue atau snack-nya?” Tanya pelayan itu lagi menawarkan. ‘ Ganteng juga untuk ukuran pelayan café ‘ Batin Yuno memperhatikan penampilan si pelayan. “Cheese cake-nya 1 deh” Ucap Yuno. “Baik. Saya ulangi pesanannya ya Kak. 1 Americano dan 1 Slice Cheese Cake-nya. Totalnya 89.500” Ucap pelayan itu dengan ramah dan murah senyum. Ugh! Rasanya Yuno ingin sekali mengecup bibir manis pelayan itu. Yuno segera menyerahkan uang pecahan 100.000 kepada si pelayan. “Uang-nya saya terima ya Kak. 100.000. Ini kembaliannya 10.500 dan ini nomor pesanannya juga setruknya” Si pelayan menyerahkan uang kembalian beserta struck dan nomor pesanan Yuno. Yuno hanya mengambil nomor pesanan juga struck. Melihat hal itu si pelayan menatap Yuno memastikan kalau memang Yuno tidak mau menerima uang kembalian itu. “Untuk Loe aja. Tips” Ucap Yuno sambil tersenyum manis yang membuat pelanggan lain yang sedang mengantre turut terpukau. Memang Yuno semenarik itu menurut Pria maupun Wanita dengan segala usia dan status sosial. “Makasih banyak Kak” Ucap pelayan itu dengan senyum semringah. Yuno segera mencari tempat duduk di dekat sudut ruangan. Tanpa Yuno sadari di seberang - nya juga ada Juan yang sedang bersama dengan seorang Wanita. Yuno tampak asyik memotret café itu untuk di upload ke media sosialnya dengan caption : NGOPI BENTAR YUK! Tampak banyak sekali like dan comment yang masuk menanggapi posting-an Yuno. Dan tentunya banyak dari kaum hawa yang berkomentar. Ada pula komentar dari beberapa kaum adam dan Yuno langsung melihat satu persatu profile yang mengomentarinya. Tak lama pelayan yang berjaga di meja kasir itu datang mengantarkan pesanan Yuno. Biasanya café akan menampilkan serta memanggil nomor pesanan dan pelangganlah yang akan menuju ke meja depan untuk mengambil pesanannya. “Ini pesanannya Kak” Pelayan itu menyajikan secangkir americano juga cheese cake untuk Yuno. “Loh. Kenapa diantar?” Tanya Yuno heran. “Service Kak. Selamat menikmati” Ucap pelayan itu. Yuno tersenyum pada pelayan itu. Pintar sekali dia membuat pelanggan cafe nyaman. Yuno mengacungkan jempol untuk pria itu. Yuno kembali asyik dengan ponselnya. Sayup-sayup terdengar suara orang di seberang - nya berbicara cukup keras hingga terdengar Yuno. “Kenapa ditunda? Kita sudah lama tunangan” Ucap Wanita itu terdengar kesal. “Gue sibuk” Suara pria yang bersama Wanita itu terdengar tidak asing di telinga Yuno. “Loe kapan gak sibuknya?? Sampai lebaran monyet juga sibuk mulu!” Ucap Wanita itu dengan kasar. “Bisa diam?” Tanya pria itu dengan nada tegas. “Selalu aja Loe begini. Mau sampai kapan Gue tunggu Loe?” Tanya Wanita itu tidak sabar. “Kalau gak bisa tunggu, mundur aja” Ucap pria itu dengan dingin. Wanita itu tampak kesal lalu pergi meninggalkan pria-nya itu. Yuno yang mendengar dan memperhatikan perdebatan dua insan itu hanya tersenyum tipis. “Memang repot kalau berhubungan dengan kaum hawa” Gumam Yuno. Tiba-tiba pria di seberang-nya itu menoleh kea rah Yuno saat Yuno selesai bergumam kecil. Deg! ‘ Eh. Si CEO ganteng ‘ Batin Yuno terkejut. Pantas saja dia merasa mengenali suara pria itu. Ternyata dia adalah si CEO JMonteg yang tampan dan menggoda iman Yuno untuk mengecup bibir seksinya itu. Juan menatap sekilas pada Yuno lalu kembali focus pada minumannya. ‘ Gila. Dingin banget sih. Nyapa kek sebentar. Ish! ‘ Gerutu Yuno dalam hatinya. Juan tampak memainkan ponselnya dan membuka sebuah aplikasi dating. Aplikasi dating khusus para kaum gay. Mata Juan terpaku ke salah satu profile orang yang berada dalam pencarian terdekat. Walau hanya setengah wajah yang tampak tetap saja Juan mengenali pria itu. Di saat yang bersamaan Yuno juga sedang membuka aplikasi yang sama. Ya, Yuno-lah yang memasang foto setengah wajahnya di aplikasi. Yuno tampak terkejut melihat pencarian terdekatnya. ‘ Bear? ‘ Batin Yuno melihat profile bernama Bear itu dengan foto boneka salju. Yuno iseng menekan tombol pertemanan dan mulai menyapa si Bear melalui aplikasi itu. ‘ Hai Bear. Senang berkenalan dengan mu ‘ -tulis Yuno- ‘ Hai ‘ -balas Bear- ‘ Kau ada di dekat sini? ‘ -tulis Yuno- ‘ Ya ‘ -balas Bear- Yuno tampak terheran membaca chat balasan dari si Bear yang sangat singkat. “Sumpah. Ini mah Beruang Kutub. Dingin banget” Keluh Yuno tanpa sadar. Dan sialnya Yuno tidak tahu jika Juan juga mendengar umpatan Yuno tentang Beruang Kutub. Juan tersenyum kecil lalu keluar dari café itu. Sedangkan Yuno masih bersabar mencoba mengajak si Bear untuk berbagi informasi. Hal yang selalu dilakukan para gay untuk memastikan teman kencan mereka aman untuk di ajak ONS alias One Night Stand alias bersenang-senang satu malam tanpa ikatan apa pun. ‘ Loe asli mana? Boleh share pic? ‘ -tulis Yuno- Namun tunggu punya tunggu tidak ada balasan dari si Bear itu. “ Dasar aneh “ Ucap Yuno lalu menutup aplikasi itu. Yuno langsung segera menikmati americano juga cheese cake-nya yang belum tersentuh sejak tadi. “ Baiklah kalau begitu mungkin hari ini Gue memang harus istirahat dan perawatan aja” Ucap Yuno lalu segera kembali menuju rumah kontrakan kecilnya. Yuno menaiki bis menuju ke halte yang tak jauh dari daerah rumah kontrakannya. Dia merasa lebih nyaman menaiki bis hitung-hitung lebih hemat juga bisa sambil berolahraga jalan kaki. Tiba di depan kontrakan tampak Bibi pemilik rumah sedang menyapu pekarangan di kontrakan itu. Kontrakan yang terdiri dari 5 pintu dan salah satunya di tinggali si Bibi pemilik rumah. “Hallo Bik” Sapa Yuno dengan ramah. “Hallo. Wah baru pulang Nak Yuno? Gimana pekerjaannya? Lancar?” Tanya Bibi pemilik rumah. Yuno terkenal sebagai anak yang ramah dan sopan juga suka membantu Bibi pemilik rumah itu bersih-bersih. Maka dari itu si Bibi pemilik rumah sudah menganggap Yuno sebagai anaknya sendiri. “Lumayan Bik. Capek juga harus gonta-ganti pakaian berkali-kali. Tapi seru kok Bik!” Ucap Yuno bersemangat menceritakan tentang pekerjaannya. “Baguslah kalau Kamu nyaman bekerja di sana. Semangat ya! Bibi mau lihat kamu masuk majalah besar!” Ucap Bibi pemilik rumah menyemangati Yuno. “Hehe. Pasti Bi. Ah ya, Yuno masuk dulu ya Bi. Mau mandi, badan rasanya lengket” Ucap Yuno. “Ya - ya - ya. Sana masuk dan istirahat lah” Ucap si Bibi pemilik rumah. Yuno segera masuk ke dalam rumah kontrakannya dan membuka seluruh pakaian menyisakan boxer yang menutupi Bonnie-nya. Ya Yuno menamai benda pusaka kebanggaannya itu sebagai Bonnie. “Mandi ah” Ucap Yuno. Ting.. Bunyi ponsel Yuno terdengar pesan masuk. Langkah Yuno terhenti dan mengambil ponselnya. Ada pesan masuk dari aplikasi dating gay-nya. ‘ Gue Bear. Gue gak suka foto ‘ -balas Bear- “Hah? Gini doang? Astaga. Ck! Ah sudahlah mending Gue mandi aja!” Keluh Yuno lalu meninggalkan aplikasinya itu dalam keadaan terbuka. Yuno segera masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower. Sedangkan di sisi lain, Juan tampak menatap profile Yuno di aplikasi itu. “ Dia gak boleh tau “ Ucap Juan dingin. Pintu ruangan Juan terbuka perlahan. Tampak Scarletta masuk ke dalam ruangan. “Tuan Muda. Tuan Besar mencari Tuan” Ucap Scarletta yang membuat Juan tersadar dari lamunannya. “Ada masalah?” Tanya Juan terdengar datar. “Tidak ada Tuan. Dan pria yang kemarin mencoba meneror Tuan sudah saya urus” Ucap Scarletta. Hingga saat ini hanya Scarletta yang tau kelainan orientasi seksual dari Juan selama ini. Bahkan Scarletta yang menutupi semua permasalahan Juan yang hamper ketahuan public. “Okey. Thanks. Besok pergilah berbelanja dengan kartuku. Anggap itu bonus untuk mu” Ucap Juan lalu tersenyum. Senyuman yang sangat tampan dan ramah yang mampu membuat Wanita mana pun jatuh hati, bahkan pria yang sama sepertinya juga pasti akan terpesona. Jarang sekali Juan mau menunjukkan senyuman itu. Tapi bagi Scarletta yang sudah bekerja dan mengenal Juan sejak kecil, itu hanya hal biasa. Dan rasa percaya Juan pada kinerja Scarletta yang profesional selama ini membuat Juan hanya mau berdekatan dengan satu perempuan yaitu Scarletta. “Tidak perlu Tuan. Sudah tugas saya menjaga Anda dengan baik” Ucap Scarletta dengan sopan. Juan hanya menganggukkan kepala dan keluar dari ruangan menemui sang Eyang. . . . Next Ep 3...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD