Menagih Wasiat Pernikahan
Wanita muda itu duduk di depan sebuah kotak besi tua yang sudah lama tak terbuka. Dengan tatapan penasaran, dia memutuskan untuk membuka kotak tersebut, memperhatikan setiap gerakan yang dilakukannya.
Sepucuk surat usang tampak berada di dalamnya, menyiratkan usia yang sudah lama.
Dia memutuskan untuk mengambilnya, tangannya gemetar sedikit karena penasaran dan juga karena waktunya yang semakin sedikit untuk segera pergi dari rumah itu.
Wanita itu masih duduk bersimpuh di depan lemari kayu tua di ruangan kecil itu.
Tercipta suasana yang hening sebelum akhirnya ia membuka surat tersebut. Tinta hitam di atas kertas putih tampak pudar, tetapi kata-kata yang tertulis tetap jelas.
Surat itu dibaca dengan seksama, seakan mengajaknya berkenalan dengan cerita lama yang terlupakan.
Isi surat menceritakan tentang perjodohan yang diatur oleh keluarga Kingsford. Wanita itu merenung mendalam ketika nama keluarga itu sama sekali tak pernah diketahuinya namun nama itu terdengar familiar.
Kingsford, sebuah nama yang terasa akrab meskipun dia tak pernah benar-benar mengenalnya.
Surat itu berbicara tentang sebuah perjodohan keluarga yang kaya dan terpandang.
Mereka mengusulkan perjodohan sebagai cara untuk melindungi Cyril di mana keluarga mereka sudah berjanji pada Cindy—ibu Cyril yang telah meninggal—untuk ikut menjaga Cyril dengan cara menjodohkannya dengan anak sulungnya Denzel Kingsford.
Pada awalnya, dia berpikir untuk mengabaikan surat itu, karena dia harus cepat meninggalkan rumah dan negara itu.
Tapi, semakin dia membaca, semakin wanita itu merasa tertarik dengan sejarah antara kedua keluarga itu.
Di kotak besi itu juga terdapat sebuah foto di mana ada beberapa orang berfoto dengan seorang wanita yang menggendong bayinya.
“Mengapa dia menunjukkan hal ini padaku? Haruskah aku mengikuti drama ini agar aku selamat?” gumam wanita muda itu dan kemudian memasukkan kembali surat dan foto itu ke dalam kotak besi.
Kemudian kotak itu dimasukkannya ke dalam tas ransel berwarna hitam yang berbahan karung goni.
Setelahnya, wanita itu berlari keluar dari rumah tua itu dan berjalan masuk ke area semak-semak yang ada di dekat rumah untuk melewati hutan kota.
Dia melakukan itu karena ada segerombolan orang yang mengejarnya saat ini dan satu-satunya pilihan baginya saat ini adalah lari dari sana.
*
*
LONDON
Malam itu, langit di kota itu terhampar indah dengan gemerlap bintang yang menyaksikan kehidupan keluarga Kingsford.
Seorang pelayan tampak membukakan pintu mansion karena ada tamu yang datang.
CEKLEK
“Halo, aku Cyril Eleanor Rosendale. Bisakah aku bertemu dengan Nyonya Lea Kingsford?” tanya wanita muda yang kini berdiri di depan pelayan.
“Ya, masuklah, Nona. Aku akan memanggilkannya,” jawab pelayan dengan ramah dan menyuruh wanita itu masuk ke dalam.
Wanita muda itu tampak mengedarkan pandangannya di mansion yang sangat megah itu lalu duduk di salah satu sofa yang ada di sana.
Sang pelayan berjalan ke arah ruang makan di mana keluarga besar Julian Kingsford sedang makan malam bersama saat ini.
“Nyonya, ada tamu untuk anda,” kata Pelayan pada sang nyonya besar—Lea Kingsford.
“Siapa, Bi?” tanya Lea yang menghentikan gerakan pisaunya di atas makanannya.
“Namanya Cyril Rosendale,” jawab pelayan.
Lea otomatis melihat ke arah Julian. “Honey, aku tak salah mendengar, bukan?” tanya Lea pada Julian.
“Tidak, aku juga mendengar nama Cyril disebutkan,” jawab Julian.
Lalu Lea beranjak dari kursinya dan berlari menuju ruang tamu. Denzel dan adik-adiknya yang lain tampak melihat ke arah Julian.
“Jodohmu datang, Kak,” celetuk Lilian pada sang kakak pertama.
Denzel melihat ke arah Lilian. “Kau bicara apa?”
“Tanyakan saja pada Daddy,” sahut Lilian.
“Waw, ada apa ini? Apakah Kak Denzel dijodohkan?” tanya Killian—saudara kembar Lilian.
“Dad, ini hanya lelucon kan?” sela Denzel.
“Kita bicarakan nanti. Daddy akan menemui Cyril dulu,” jawab Julian dan beranjak dari kursinya.
Namun Denzel tak bisa menunggu nanti dan langsung mengikuti sang ayah ke ruang tamu.
Kelima adiknya yang lain juga mengikutinya karena penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Lilian tadi.
*
*