Makan malam yang hanya di isi oleh dua orang, berbalut keheningan yang terasa canggung untuk mereka berdua. Setelah kejadian dimana, Bryan seenaknya saja menganggu aktivitas mereka berdua dan tanpa bersalahnya juga, Bryan pergi dengan senyuman puas melihat Kelvin frustasi. Ara yang memperhatikan Kelvin dibalik tatapan nya yang merasa pria itu terlihat gelisah dan ingin berbicara.
"Ehm!"Ara memecah keheningan dan menarik perhatian dari tadi pria tampan dihadapannya.
Kelvin tersentak kaget dan melihat kearah Ara, yang sedang memperhatikan dirinya. "Apa?" tanya Kelvin dengan suara yang dibuat senormal mungkin. Ia masih kesal akan kelakuan Bryan yang selalu menganggu dirinya dengan Ara, seharusnya sekarang mereka sekarang masih didalam kamar menikmati keromantisan.
Tapi, semuanya hancur gara-gara Bryan, dan terpaksa Ara maupun dirinya mencari kesibukan sendiri-sendiri di siang hari sampai makan malam ini. Dia yang seharian ini menghabiskan waktunya diruang kerjanya dengan memeriksa berbagai surat dan kiriman dari email. Sedangkan Ara menghabiskan waktunya dengan tiduran dan juga melihat jadwal-jadwal pemotretan yang akan dimulainya besok, cuti pernikahan tak mereka ambil lama karena pekerjaan yang menumpuk. Bulan madu ke Korea Selatan pun mereka batalkan akibat pekerjaan.
Ara menegakkan tubuhnya, menarik nafas secara perlahan dan mencari akal untuk berkilah menjawab pertanyaan dari suaminya. "Nothing!" Ara merutuki dirinya hanya menjawab seperti itu pada Kelvin. Dan tak memikirkan jawaban yang lebih berkelas atau setidaknya, yang bisa membuat suasana tak canggung seperti ini.
Suasana dimeja makan malahan tambah canggung. Tadinya Ara berharap akan bercanda ria ataupun berharap akan menceritakan pengalaman masing-masing dan sifat masing-masing. Dan, ini malah tambah saling diam dan lirik sana sini.
"Malam,"
"Malam," jawab Kelvin dan Ara bersamaan. Dan melihat ke arah pintu masuk dapur yang sudah berdiri Bryan dengan senyuman manisnya, mata yang dikedip-kedipkan bagaikan orang sakit mata.
Kelvin melihat Bryan berdiri dengan senyuman manis, plus mata seperti orang sawan hanya merutuk kesal dan ingin membunuh Bryan detik ini juga. Karena Bryan lah membuat suasana meja makan ini secanggung ini.
"Kamu bukannya lembur?" Ara bertanya dengan nada lembutnya. Dan mempersilahkan Bryan untuk duduk disamping Kelvin dan mengambilkan pria tersebut sepiring nasi beserta lauk pauknya.
Bryan menerima piring yang berisi nasi dari Ara dengan senyuman manisnya. Dia belum menjawab pertanyaan Ara, rasa haus lebih melanda dirinya sekarang dan sudah dua gelas lebih air putih dihabiskan olehnya.
"Aku hanya melakukan operasi satu kali, sebab Calia tak mau dioperasi malam ini. Dikarenakan malam ini adalah ulang tahun Calia," jelas Bryan dan mengambil sendok beserta garpu. Dia menyuapkan satu sendok nasi kedalam mulutnya dan menganggukkan kepalanya merasakan rasa nikmat yang di nasi, satu hari ini dia hanya bertemu dengan nasi tadi pagi di hotel dan tak sempat makan dirumah sakit. Dikarenakan jadwalnya yang padat dan membuat rasa laparnya ditahan dahulu.
Kemarin rumah sakit memberikan izin cuti selama 3 hari, yang nyatanya dia baru izin 2 hari dan sudah masuk kembali hari ini. Dengan prihal para anak kecil tersebut tak mau diperiksa oleh Dokter lain selain dirinya.
"Sepertinya kau kelaparan sekali?" sindir Kelvin dengan nada sinisnya.
Bryan hanya menanggapinya dalam diam dan tak menjawab pertanyaan Kelvin. Dia sadar kalau Kelvin pasti kesal karena tadi siang dirinya menganggu acara pria itu dengan Ara, baginya masa bodoh dengan itu semua. Lagian dia senang menganggu Kelvin setiap saat.
"Calia umur berapa?" tanya Ara penasaran. Dia termasuk gadis yang sangat menyukai anak kecil dengan tingkah lucu yang mengemaskan.
"Tujuh tahun, dia anak perempuan yang sungguh mengemaskan dan sungguh lucu dengan tingkah narsisnya. Calia bercita-cita ingin menjadi seorang model sekaligus artis yang bisa mendapatkan suami tampan katanya." Bryan menceritakan dengan antusiasnya dan diiringi oleh tawanya. Membayangkan tingkah lucu dari Calia yang selalu membuat dirinya tertawa.
Ara ikut tertawa mendengarkan perkataan dari Bryan. "Oh ya? Memangnya dia sudah tau pria tampan?" tanya Ara.
Bryan tertawa kecil mendengarkan pertanyaan dari Ara.
"Jangan salah! Kecil-kecil seperti itu. Dia sudah tau siapa itu Manu Rios, Sehun EXO, dan aktor pria tampan lainnya." jawab Bryan tertawa kencang.
"Aku ingin berjumpa dengannya, menanyakan kenapa harus jadi model dulu ingin memiliki suami tampan."
"Karena dia salah satu fans kamu, dan dia juga punya banyak majalah dan foto-foto mu." ujar Bryan menaruh piringnya yang telah tandas dan tak berisi lagi.
"Memangnya Calia gadis kecil seperti apa?" kali ini Kelvin yang bertanya, dari tadi dirinya hanya mendengarkan dan tak niat untuk bertanya. Tapi, senjak topik pembicaraan tentang anak kecil bernama Calia tersebut. Membuat dirinya penasaran akan sosok Calia yang sepertinya menyenangkan.
Bryan mengeluarkan ponsel pintarnya, dan mencari foto Calia yang dimintanya dari orangtua Calia beberapa hari yang lalu. Dengan alasan bahwa dirinya menganggap Calia sebagai adiknya.
"Ini foto Calia, dia begitu cantik dan mengemaskan." Bryan menunjukkan foto Calia pada Ara dan Kelvin secara bergantian sekaligus memuji Calia.
"Dia sangat cantik! Pantas saja, dia ingin menjadi seorang model nantinya.” puji Ara.
"Kalau dia sudah besar pasti banyak laki-laki naksir pada dirinya." timpal Kelvin.
"Dia sebenarnya sudah pantas menjadi model, maksudnya model pakaian anak seusianya." lanjut Bryan dan memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celana.
"Dia sakit apa?" tanya Ara penasaran. Tadi kalau tidak salah Bryan mengatakan Calia tak jadi operasi malam ini, dan berarti penyakit Calia cukup serius.
Bryan menghela nafasnya berat, dan merasa sedih akan membayangkan penyakit yang diderita oleh Calia.
"Dia sakit Tumor didalam otaknya, dan malam ini sebenarnya operasi pengangkatan tumor itu." jawab Bryan.
"Kasihan sekali. Masih kecil harus menderita penyakit tumor diotaknya. Dan untungnya dia tak mengidap penyakit kanker ataupun penyakit berbahaya lainnya." ucap Kelvin merasa prihatin akan nasib Calia gadis kecil yang begitu cantik.
"Sudahlah. Itu sudah nasib setiap anak manusia. Dia juga anak yang kuat dan membuatku selalu tersenyum melihat tawa dan senyuman darinya," Bryan menengahi dan bangkit dari posisi duduknya.
"Kau mau kemana?"tanya Ara memperhatikan setiap gerak gerik dari Bryan.
Bryan tersenyum mendengar pertanyaan dari Ara. "Aku mau mandi dulu, dan berisitirahat. Besok pagi jadwalku lebih padat dari ini," jawab Bryan dan melangkahkan kakinya menuju lantai dua.
***
Hari ini Ara sudah kembali kedalam dunia modelling-nya, yang membesarkan namanya. Malam tadi dia juga tak melakukan hubungan suami istri dengan Kelvin, pria itu sedang sibuk dengan kantornya dan membuat Kelvin mengerjakan beberapa tugasnya sampai tengah malam.
"Hay! Kau sudah kembali bekerja? Bukannya pengantin baru harus berbulan madu?"
Ara tersenyum mendengar pertanyaan dari temannya Vanya. Ara menaruh tasnya dimeja didepannya dan memperhatikan sekelilingnya yang sudah banyak para model melakukan pemotretan dengan berbagai gaya.
"Aku harus menyelesaikan kontrak secepatnya." Jawab Ara sekenanya.
"Kau ingin berhenti dari dunia model?" Vanya bertanya dengan nada sedikit tak relanya.
Ara menganggukkan kepalanya, sebagai jawaban dari Vanya.
"Aku tak mungkin bekerja didunia model selamanya, dan membiarkan kedua pria itu terus mengoceh untuk menyuruhku berhenti." kata Ara sembari tertawa kecil.
"Tapi, kedua pria itu sangat tampan dan hot," ucap Vanya membayangkan Kelvin dan Bryan. Yang begitu tampan dan hot, dia dulunya sangat bermimpi bisa berkencan dengan Kelvin sang idola dari model-model wanita.
Kelvin memang terkenal dengan ketampanannya dikalangan para model, dan membuat setiap model bisa memiliki Kelvin ataupun berkencan satu malam dengan Kelvin. Kalau Bryan mungkin mereka sedikit tau tentang Dokter tampan yang jarang disorot oleh publik, dikarenakan Bryan yang tak suka dengan keramaian ataupun dipotret oleh wartawan. Tapi, tak jarang para wanita berharap menjadi kekasih atau menjadi istri dari Bryan.
"Jangan diembat suami orang! Ini istrinya lagi duduk disamping kamu." ucap Ara pura-pura garang.
Vanya mengangkat tangannya berbentuk V dan berkata 'vis' "Aku bercanda Ra, lagian mana mau sama suami orang. Walaupun sekarang lagi musim Pelakor di mana-mana, dan aku tak akan menjadi w************n yang merusak rumah tangga orang," ucap Vanya diiringi tawanya.
Ara memeluk Vanya sekilas, sebelum pergi keruang ganti. Setelah mendengar instruksi dari fotografer yang mana sekarang adalah giliran dirinya melakukan pemotretan.
Ara mendengarkan intruksi dari fotografer dan melakukan berbagai gaya yang disuruh oleh Fotografer bernama Rendy tersebut. Rendy terus menyuruh Ara melakukan berbagai gaya dan menanti Ara berganti pakaian. Hari ini Ara mengenakan semua pakaian serba hitam.
Cahaya dari blizt kamera tak menghambat Ara melakukan pekerjaannya. Matanya sudah terbiasa akan blizt kamera yang berkilau dan membuat mata orang yang tak terbiasa akan sakit.
"Okey! Hari ini sudah cukup, dan kamu boleh pulang Ra. Dan jangan lupa besok kita ke Central Park melakukan pemotretan dengan tema goals Couple," ucap Rendy yang diangguki oleh Ara.
Ara melirik arlojinya yang masih menunjukkan pukul 15:08. Yang berarti dia masih punya kesempatan untuk memasak makan malam dan membeli bahan masakan di minimarket terdekat.
Senjak menikah Ara akan membagi waktu sebisa mungkin. Untuk melayani kedua suaminya dengan baik dan memberikan menjadi istri yang baik, malam ini juga dirinya meminta izin pada Kelvin dan Bryan untuk pergi kepuncak besok pagi, dan kemungkinan akan pulang malam. Sehingga dia tak sempat masak untuk makan malam mereka.
Ara mengusahakan untuk menyelesaikan semua kontraknya sekitar 3 bulan ini. Yang harus bekerja ekstra dan melakukan pemotretan sampai larut malam, untungnya hari ini dia bisa melakukannya dengan cepat.