bc

Sempiternal Man

book_age18+
71
FOLLOW
1K
READ
dark
possessive
witch/wizard
drama
bxg
werewolves
vampire
small town
another world
supernatural
like
intro-logo
Blurb

Penyihir dan Hybird (setengah serigala-vampire) dua makhluk yang disatukan akan menjadi sekutu yang kuat. Dua makhluk, dua tujuan dan mengarah ke satu titik yaitu Syahquita dan Albert.

Kebahagian di dalam pernikahan Syahquita dan Albert bukanlah kebahagian selamanya seperti cerita dongeng. Pernikahan keduanya ternodai dengan berbagai tipu muslihat dari orang terdekat dan seluruh musuh yang bersekutu. Bah rumah tangga meretakan cinta dua sejoli yang terikat janji pernikahan.

Syahquita bertekad memberantas seluruh musuh di jalan pernikahannya, sedangkan Albert hanya mengedepankan ego-nya saja. Satu atap dengan dua tujuan? Sangat tidak mungkin. Dengan musuh yang lebih kuat darinya, akankah Syahquita berhasil memusnahkan seluruh musuh dari pernikahannya?

Akankah perjuangan istrinya mampu melunakan ego suaminya? Dengan dua tujuan yang berbeda, akankah Syahquita dan Albert mampu mempertahankan pernikahannya? Atau justru kedua musuh mereka yang memenangkan permainan takdir?

chap-preview
Free preview
Prolog (1)
            Kehadiran Oliver di tengah-tengah hidup Syahquita membuat sisi keibuannya keluar begitu cepat, ia merasakan kebahagian yang luar biasa ketika mengasuh anak itu. Di saat beberapa anggota keluarganya meragukan keputusannya, Syahquita justru sangat yakin bahwa Oliver adalah kebahagian yang diberikan oleh Tuhan untuk dirinya melalui Yashita dan Devian. Dan juga untuk menyatuhkan seluruh mantan musuhnya menjadi keluarganya.             Tak peduli seberapa jahat Yashita ataupun Devian terhadap dirinya, bagi Syahquita anak itu terlahir seputih kertas tanpa membawa dosa sedikitpun. Tidak ada alasan bagi Syahquita untuk membenci anak itu, ia akan memberikan segala kasih sayang dan cintanya hanya untuk Oliver. Bahkan rasa sayang Syahquita terhadap anak itu dua kali lipat lebih besar dari rasa sayangnya terhadap suaminya sendiri, Albert.             Hari ini tepat enam bulan Oliver menjadi anak adopsi Syahquita dan Albert, setiap harinya mereka di lelahkan oleh baby Oliver yang menyita begitu banyak waktu kedua orang tua barunya. Bagi Syahquita semua kelelahan yang ia rasakan setiap malam atau kapanpun hanya untuk menjaga Oliver merupakan sebuah tantang  menjadi seorang ibu yang terbaik bagi anaknya.             Kebahagian Syahquita datang bukan hanya dari Oliver melainkan juga kedamaian dan ketengangan yang ia dapatkan setelah berbagai macam masalah ia lalui bersama keluarganya jauh sebelum menikah dengan Albert. Musuh-musuh Syahquita yang telah membawa masalah ke dalam hidupnya pun kini tidak lagi mengusik kehidupannya dan kebahagiannya. Selain Yashita dan Devian, kini Drake-pria dibalik segala penderitaan hidup Syahquita telah terbuka jalan pikirnya. Pria itu menyesali segala perbuatannya pada Syahquita dan meminta agar wanita itu dan seluruh keluarganya mau memaafkannya.             Tentunya sikap yang ditujukan oleh Drake menimbulkan tanda tanya besar bagi siapapun yang telah mengenal pria itu. Termasuk Syahquita sendiri yang sangat bingung dan ragu saat pertama kali bertemu dengan Drake setelah sekian lama, pria itu dengan berani menemui Albert dan Syahquita di kastil perbatasan untuk meminta maaf dan mengibarkan bendera putih tanda menyerah atau berdamai. Kemunculan Drake membuat keributan di kastil perbatasan sama seperti saat Yashita dan Devian datang, semua penjaga bersiap di posisi mereka masing-masing, namun tujuan Drake datang ke sana sangat mencengangkan. Tidak terduga sama sekali.             Syahquita begitu ragu dengan perubahan sikap Drake akan tetapi ia tetap memberikan kesempatan kedua pada pria itu. Terdapat sebuah ketulusan yang Syahquita lihat dari mata Drake saat pria itu mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas kesalahannya. Dan itulah alasan utama Syahquita memberikan kesempatan kedua pada Drake, ia meyakinkan hatinya bahwa setiap orang memiliki kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya. Keputusan Syahquita untuk memberikan kesempatan kedua tidak dapat diterima oleh semua pangeran termasuk suaminya. Namun, Syahquita bersikeras meminta pada para pangeran agar tidak ada satupun di antara mereka memulai kembali peperangan ini karena ia ingin kedamaian dan ketenangan yang ia rasakan bertahan selamanya.             “Syah, aku tidak tahu apa yang ada dipikiramu setelah kejadian dua hari lalu. Tapi yang harus kau tahu bahwa pria itu adalah Drake. Pria yang telah menyebabkan banyak penderitaan di hidupmu.” ucap Dawin sedikit khawatir di tengah-tengah sarapan pagi.             Syahquita tersenyum kecil, ia hendak menjawab perkataan Dawin akan tetapi suara Keenan menghentikannya.             “Mengapa semua orang berubah menjadi baik setelah menghilang tanpa jejak?” gerutu Keenan seakan terpancing oleh perkataan yang Dawin lontarkan.             Syahquita menundukkan pandangan dan tersenyum getir, “Mungkin mereka sudah menyadari kesalahan mereka. Anggap saja mereka takut menghadap Tuhan ketika mereka mati dalam keadaan jahat dan masih menyimpan dendam.”             Keenan terdiam dengan tatapan geram bercampur tak percaya. “Aku tidak tahu terbuat dari apa hati perempuan ini? Kau terlalu baik dan begitu mudah percaya terhadap seseorang, Syah. Aku mohon ubahlah pola pikirmu.” keluhnya.             “Okee, aku akan merubah pola pikirku menjadi jahat. Itukah yang kalian inginkan? Sejujurnya aku bisa lebih jahat dan licik dari siapapun yang pernah menyakitiku termasuk, kau.” kata Syahquita menunjuk diri Keenan dengan tatapan horor.             Keenan menelan saliva-nya kasar lalu mengusap tengkuk saat melihat tatapan dari Syahquita, “Tidak, tidak. Aku hanya bergurau saja.”             “Kau sendiri yang memintaku untuk merubah pola pikiranku, bukan? Mengapa kau merubah keputusanmu? Kau bukanlah tipe pria yang tidak berpegang teguh pada keputusanmu, bukan?” tanya Syahquita begitu serius menatap Keenan.             Keenan terdiam, ia tidak mempunyai alasan yang pas untuk menjawab pertanyaan dari Syahquita setidaknya membuat Syaqhuita mengalihkan pandangan dari dirinya.             Syahquita menghela nafas pelan, melipat kedua tangannya di atas meja makan, “Dengar, kita semua pernah berbuat salah termasuk diriku. Kalian berlima pernah menyakitiku secara langsung ataupun tidak langsung. Dan aku yakin kalian menyadari hal itu.”             “Keenan dan Joven, apa kalian mengingat hari di mana kalian dan Alfaz merusak semua hal dari hidupku? Sejujurnya berat bagiku untuk memaafkan kalian tapi aku tahu kalian menyesali apa yang kalian lakukan dan tidak ada salahnya memberi kalian kesempatan kedua, bukan?” tambah Syahquita.             “Tapi, Syah itu..” protes Joven.             Syahquita mengangguk paham akan apa yang akan Joven katakan, ia menyela perkataan Joven yang baru terucap tiga kata saja, “Iya, aku paham. Kejadian itu sudah sangat lama. Tidakkah kalian belajar dari hal itu? Semua orang pasti pernah berbuat kesalahan termasuk diriku dan setiap orang juga mempunyai kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka, tak peduli seberapa jahat dirinya. Termasuk Yashita dan Drake.”             “Kita harus memberikan mereka kesempatan kedua dan membiarkan mereka memperbaiki kesalahan mereka. Sebagai orang yang baik dan anggota kerajaan tentunya kalian harus bijaksana, jika di antara kalian memiliki kejahatan yang sama seperti Yashita dan Drake apa kalian tidak mau membantunya keluar dari jurang kegelapan? Kalian sama saja seperti mereka jika kalian tidak mau membantunya. Hanya cahaya yang dapat menghilangkan kegelapan.” lanjut Syahquita begitu lembut.             Kelima pria itu terdiam menundukan pandangan mereka saat mendengar apa yang Syahquita katakan, mereka setuju dengan apa yang Syahquita katakan akan tetapi hati mereka ragu untuk memberikan kesempatan kepada dua makhluk j*****m itu terutama Drake.             “Syah, kau tidak tahu seperti apa Drake itu.” celetuk Robert.             “Dia bukan sekedar Vampire biasa, Syah. Dia jauh lebih dari itu, kau belum mengetahui siapa dia sebenarnya.” timpal Joven.             Syahquita mengangkat kedua bahunya pelan, “Well, sejauh ini aku memang tidak tahu siapa Drake sebenarnya. Tapi yang jelas aku yakin sejahat apapun seseorang pasti mempunyai sisi baik. Percaya atau tidak, lihat saja pada diri kalian masing-masing.”             Syahquita memperhatikan satu per satu para pria itu, mereka terlihat termenung setelah mendengar perkataan Syahquita. “Sungai yang keruh memerlukan waktu untuk menjernihkan airnya dan itu membutuhkan bantuan dari makhluk disekitarnya. Jika kalian memang tidak bisa sepenuhnya percaya dan tidak mau membantu Drake setidaknya berikan ia waktu untuk memperbaiki segalanya. Aku sangat menghargai sedikit kebaikan dari hati kalian.”             Joven mengangkat pandangannya, matanya bertemu dengan mata Syahquita. Pantulan mata Syahquita mengharapkan sesuatu yang sangat berarti. “Baiklah, aku akan memberinya kesempatan. Tapi jika semua ini hanya kepalsuan dari dirinya dan k*****t itu kembali berulah maka aku tak akan segan menghabisinya.”             Syahquita tersenyum lega mendengar ketersedian Joven memberikan kesempatan kedua pada Drake. Ia tidak membutuhkan opini dari adik-adiknya karena Joven sebagai kakak tertua memegang kendali penuh atas adik-adiknya.             “Kali ini aku akan mendengarkan perkataanmu tapi jika ia bertindak yang tidak benar dan mengusik kebahagian kita, aku tidak akan mengampuninya.” sahut Albert angkat bicara menganggapi keputusan Joven.             Syahquita mengangguk mantap dengan perkataan Albert. “Aku serahkan semuanya pada kalian jika ia kembali berulah.”             “Okee, sudah cukup perbincangan pagi ini. Kita harus segera berangkat ke kantor.” kata Joven beranjak dari duduknya yang diikuti oleh keempat adiknya.             Joven melangkahkan kakinya pergi dari ruang makan, Syahquita menahan tangan Albert saat suaminya itu hendak melangkah. Albert menoleh ke arah lengan kanannya dan Syahquita secara bergantian.             “Terima kasih kau telah percaya pada keputusanku.” ucap Syahquita sangat lembut.             “Aku mempercayaimu bukan k*****t itu.” jawab Albert.             Syahquita tersenyum hangat dengan mengangguk paham, apapun alasan Albert setidaknya ia mau memberi kesempatan dan membantu Drake memperbaiki kesalahannya. Syahquita merapikan dasi di kerah baju suaminya lalu melayangkan ciuman hangat ke pipi kiri Albert.             “Terima kasih telah percaya padaku.” ujar Syahquita.             “I always trust you, Love.” balas Albert lalu mencium hangat kening istrinya.             Albert memandang wajah istrinya sejenak, “Baiklah, aku pergi dulu. Jaga dirimu selama aku bekerja.  l love you.”             “I love you too, Honey.” sahut Syahquita.             Albert tersenyum bahagia mendengar perkataan istrinya, ia membalikan tubuhnya dan berjalan menjauh dari Syahquita.             “Be safe, Honey.” teriak Syahquita sembari memandangi punggung suamiya yang menjauh dari pandangannya.             “I will, Love.” jawab Albert menghentikan langkahnya sejenak untuk menjawab suara istrinya. Ia kembali melangkah setelah menjawabnya.             Syahquita menghela nafas lega setidaknya ia berhasil meyakinkan para pangeran untuk melakukan satu kebaikan kecil yang mengubah segalanya. Ia tidak ingin kehidupan Oliver dipenuhi pertengkaran dan kebencian maka dari itu ia memilih untuk berdamai dengan Drake. Syahquita menginginkan kehidupan Oliver hancur karena dendam yang tidak berujung jika ia tidak berdamai.             “Syah, apa yang kau pikirkan? Mengapa kau melamun?” tanya seseorang sangat mengejutkan Syahquita.             Syahquita menoleh ke arah belakangnya, “Hii, Arla. Aku tidak memikirkan apapun. Oh iya, di mana Ollie?”             “Ia baru saja tertidur setelah aku memberinya makan.” jawab Arla.             “Oke, baiklah. Aku akan menemaninya. Terima kasih telah menjaganya.” ucap Syahquita.             Arla tersenyum dan mengangguk pelan, “Ya, pergilah. Tidak ada yang menjaga Ollie, biar aku yang bereskan meja makan.”             Syahquita memeluk Arla karena sikap pengertiannya dan kebaikan hatinya. “Thanks a lot, Arla. Kau memang yang terbaik.”             “Tidak perlu seperti itu, ini sudah menjadi tugasku. Sekarang pergilah, biarkan aku bekerja.” kata Arla.             “Okee. sampai nanti.” Syahquita melenggang pergi dari ruang makan menuju kamarnya dan membiarkan Arla serta pelayan lainnya menyelesaikan pekerjaan mereka. Note: Sebelum baca ini disarankan untuk baca cerita pertamaku "Protect Her For Vampire Prince". Thank you so much. And don't forgot to give love and comment.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Just Friendship Marriage

read
511.3K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
118.4K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
91.5K
bc

Mrs. Rivera

read
47.1K
bc

Everything

read
281.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
148.5K
bc

Rewind Our Time

read
164.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook