Ara menatap bibir Jade yang terus mengeluarkan darah. Jade menunduk, merebahkan kepala di ceruk leher Ara. Penyesalan yang dalam tampak nyata di wajah Jade yang tidak pernah merasa bersalah. "Aku minta maaf, aku tidak sengaja. Semua ini terjadi karena aku sangat merindukanmu. Aku rindu semua tentangmu. Aku tidak tau apa alasannya. Setiap hari aku marah tanpa sebab yang jelas. Maaf Adaline." Bisik Jade. "Bibir pak Jade berdarah. Kita harus menghentikan darah yang keluar." ujar Ara. "Biarkan saja. Aku pantas mendapatkan hukuman atas apa yang sudah ku lakukan. Adaline, aku benar-benar minta maaf." Ara mendorong tubuh Jade agar menjauh dari tubuhnya. Jade bergulir ke samping dengan tangan menutup mata. "Aku tidak tau mengapa jadi gila seperti ini. Aku kesal melihatmu yang baik-baik saja