"Kenapa aku jadi plin-plan? Kenapa aku tidak tega memanfaatkan pak Jade? Seperti keluarganya yang begitu kejam, harusnya aku bisa lebih kejam." gumam Ara setelah Jade pergi.
Saat sedang berpikir, ponsel Ara berbunyi. Nomor tidak di kenal menghubunginya. Ara menghela napas dalam sebelum mengangkat telepon.
"Kita harus bertemu." perintah suara di ujung telepon.
Dari suara yang tegas dan penuh penekanan, Ara tau suara itu milik siapa. Hanya hitungan jam setelah Ara bertemu Jade, Vanya langsung menghubungi wanita itu. Ara yakin Vanya menempatkan seseorang untuk mengawasi Jade Damon atau dirinya.
"Kita memang harus bicara." tegas Ara.
"Sekarang kau jadi sangat berani dan semakin kurang ajar. Aku menunggumu di rumah keluarga Damon. Rumah yang sangat kau idam-idamkan." Ejek Vanya.
"Baiklah,
