Elis kembali ke restoran tempat dia makan bersama Andreas tadi malam , kebetulan restoran itu baru buka, gadis itu menoleh kesana kemari, seperti sedang mencari seseorang, hingga seorang pelayan wanita berlalu di hadapannya.
"Maaf Mbak, kenapa pelayan laki-laki di sini sepertinya nggak ada yang datang ya?" tanya Elis kepada pelayan perempuan itu.
"Bukannya nggak ada yang datang Mbak, di sini memang nggak ada pelayan laki-laki, tapi semua pelayan adanya perempuan. Permisi Mbak, saya mau lanjutin kerja."
"Oh, ya. Silahkan ...," ucap Elis mempersilakan wanita itu.
Elis nampak Frustasi, ternyata pria yang tadi malam hanyalah suruhan seseorang yang bermaksud untuk menjebaknya. Tiba-tiba saja seseorang menyeret tangan Elis untuk keluar dari restoran itu.
"Andreas ... a—ada apa?" tanya Elis gugup.
"Percuma kamu mencari laki-laki tadi malam, karena sudah pasti dia menghilang. Ayo ikut aku sekarang Sayang ..." Andreas tetap menyeret tangan Elisa, tidak peduli dengan gadis itu yang terlihat bingung.
"Kemana? " Elis masih tersipu malu mengingat rekaman adegannya tadi malam.
"Ikutlah denganku. Kamu nanti akan tau kemana kita pergi. Tanpa persetujuan dari Elis, Andreas langsung menarik lengan wanita itu. Membawanya pergi dari sana.
Andreas melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat yang Elis sendiri tidak tau. Yang jelas, dia sudah keluar dari Jakarta. Kemudian pria itu membelokkan mobilnya menuju kesebuah kompleks perumahan elit.
"Kita mau kemana An?" Elisa masih terlihat bingung.
"Kamu lihat aja nanti." Kembali Andreas fokus mengemudikan mobilnya.
Andreas menghentikan mobilnya di sebuah pekarangan rumah yang begitu megah dan besar, Ternyata letak rumah itu berada di kota Bandung, dengan bangunan lain yang berada di sekitarnya. Kemudian seorang penjaga yang lengkap berbaju hitam, membukakan pintu untuk mereka, dan semuanya terlihat begitu hormat kepada Andreas.
"Turunlah ..." Andreas membukakan pintu untuk Elis. Elisa hanya mengikuti kata-kata Andreas. Beberapa saat kemudian, pria itu bertanya kepada salah satu anak buahnya.
"Apa semuanya sudah siap?" tanya Andreas pada salah satu penjaga itu.
"Sudah Tuan. Semua sudah siap seperti yang Anda inginkan." Andreas tersenyum penuh misteri terhadap Elis.
"Tolong antarkan nona Elis ke dalam kamarnya!" perintah Andreas.
"Mari nona. Saya antar nona ke kamar nona," ucap salah satu pria yang berbadan tegap.
Elis hanya mengikuti pria itu, sesuai perintah Andreas.
Elis masuk ke dalam sebuah lift yang terletak di salah satu ujung ruangan itu, dalam hati dia bingung. Berbagai pertanyaan berkecamuk di angan-angannya, rumah siapa sebenarnya ini? setahu dia, Andreas sekaligus teman sepermainannya hanya mempunyai perusahaan yang dia dirikan dengan jerih payahnya sendiri, tapi dia benar-benar tidak tau, kalau Andreas sekaya ini. Andreas yang notabene adalah anak dari teman dekat mamanya sekaligus tetangga kompleksnya, adalah anak yang cemerlang, dan bonusnya adalah, ketampananya itu yang selalu bikin kaum hawa klepek-klepek di buatnya.Tapi sayang ... hubungannya dengan Elis, sengaja mereka berdua rahasiakan dari semua orang.
Sesampainya di lantai 2 rumah itu, Elis dibuat lebih terkejut lagi dengan tatanan ruangan yang begitu indah dan modern. Kemudian pria yang sedari tadi mengikuti Elis menyuruhnya masuk ke dalam sebuah ruangan, ternyata di sana ada dua waria yang menurut Elis adalah tukang rias.
"Ceile ... cantok bingit sih. Jadi gemes deh," ucap salah satu waria dengan gaya khas bahasanya yang membuat Elis geli.
"Oh ya, sana pak pung dulu, entar eike dandoni ye jadi tambah cantok. Biar si handsome Andreas klepong klepong," ucap yang satunya lagi, membuat Elis ingin katawa terbahak-bahak di buatnya.
"Nona silakan mandi dulu, dan turuti saja arahan kedua gadis cantik ini, seperti yang tuan Andreas arahkan," ucap pria berbadan tegap itu.
"Ya ampyun, si agen rahasia 007 ini, emang paling tau deh kalau kita berdua paling caem," ucap waria yang satunya yang membuat Elis pengin muntah mendengarnya.
Padahal si pria tegap itu juga pengin muntah mengucapkan kata-kata tadi.
Elis segera masuk kedalam kamar mandi, sesuai arahan 2 orang tadi. Di dalam kamar mandi dia tertegun, memandangi tubuhnya di depan cermin yang berada di dalam kamar mandi, dengan perasaan jijik dan marah dia bergumam, "Kenapa aku sampai bisa melakukan itu dengan Andreas? apa yang akan dia lakukan di tempat ini?" Berbagai pertanyaan memenuhi kepala Elis. Setelah beberapa menit berada di dalam kamar mandi, akhirnya Elisa keluar dari dalam kamar mandi, karena ritual mandinya sudah selesai.
Tanpa pikir panjang kedua waria itu langsung merias wajah Elis, hingga beberapa menit kemudian Elis terlihat sangat cantik dengan riasan di wajahnya. Kemudian mereka berdua memaksa Elis untuk memakai kebaya putih modern. Elis hanya mengikuti permintaan ke dua waria itu.
"Liat Bo. Kamu cakep banget, pasti tuan Andreas klepong-klepong di buatnya," ucap waria itu sembari mengantar Elis keluar dari kamar itu, yang ternyata masih di tunggui oleh pria berbadan tegap yang tadi mengantarnya. Kemudian laki laki berbadan tegap itu, membawa Elis ke bawah melalui lift tadi.
Disana Elis di buat lebih tercengang lagi, karena di sebuah meja telah duduk Andreas dengan setelan jas layaknya pengantin pria, dan sialnya lagi tingkat ketampanan pria itu naik 1.000 persen.Adreas sesaat terpesona melihat Elis yang begitu cantik. Elis yang masih diam di tempatnya, mengangkat kedua pundaknya, seolah tanya ada apa ini. Andreas memberikan kode kepadanya untuk mendekat.
"Duduklah disampingku," ucap Andreas.
"Ada apa ini An. Kenapa kita seperti pasangan pengantin?" Elis benar-benar terlihat sangat bingung.
"Iya, kamu betul. Kita akan menikah hari ini juga," ucap Andreas tenang.
"Whattt!!" Elis terlonjak kaget mendengar kata kata Andreas.
"Sudah ku bilang 'kan. aku akan mempertanggung jawabkan segalanya," kata Andreas cuek.
"Tapi gimana dengan orang tua kita An. Mereka semua harus tau, ini adalah hak yang sangat sakral dalam hidupku." Andreas hanya tersenyum penuh misteri menanggapi omongan Elis.
"Sudahlah, turuti saja semua kata-kataku. Pak Penghulu, tolong mulai saja acara ijab kobulnya." Elis benar-benar tidak punya pilihan lain, kenapa dia merasa, jika Andreas menyembunyikan sesuatu darinya.
Tidak selang beberapa saat, penghulu mengucapkan ijab qobul, yang disahut oleh beberapa anak buah Andreas yang hadir di situ. Kini Andreas dan Elis sudah resmi menjadi sepasang suami istri.
Setelah berbasa basi dengan pak penghulu, Andreas membawa Elis ke lantai dua, Elis hanya mengikuti Andreas dengan berbagai seribu pertanyaan.
Sekarang mereka berdua sudah sampai di depan sebuah ruangan, yang entah itu adalah ruangan apa. Andreas membuka ruangan itu, dan betapa terkejutnya Elis, sebuah kamar yang begitu luas dan besar, dengan berbagai perabot mewah. Dengan sedikit memaksa, Andreas membawa Elis ke kamar tersebut.
"Masuklah, aku hanya ingin membuat kesepakatan denganmu," ucap Andreas. Dan lagi-lagi Elis di buat bingung dengan semua kata kata Andreas, bahkan sekarang laki-laki yang baru beberapa menit resmi menjadi suaminya, bersikap kasar dan tidak memanggilnya lagi dengan sebutan sayang.
"Apa maksud semua ini An. Apa yang kamu inginkan?" tanya Elis dengan wajah penasarannya.
"Aku tidak ingin basa-basi. Aku harap kamu merahasiakan pernikahan kita kepada siapapun, termasuk keluarga besar kita dan teman teman kita. Atau—"
"Atau apa?" potong Elis penasaran.
"Atau aku akan menyebarkan video hot kamu," ucap Andreaa. Elis seperti disambar petir, tidak menyangka Andreas yang selama ini terlihat sangat menyayanginya berkata sekejam itu.
"Apa kamu tidak tau malu? bukan hanya aku saja di video itu, tapi ada kamu juga. Kita berdua An." Andreas hanya tersenyum miring menanggapi kata kata Elis.
"Tidak. Karena di vidio itu, wajahku tidak terlihat sama sekali, jadi hanya kamu yang akan dirugikan."
"Apa maksud semua ini An. Apa salahku padamu? sampai kamu begitu tega melakukan ini, atau jangan- jangan kejadian tadi malam, itu semua rencana busuk kamu"
"Kamu memang gadis yang cerdas El, dan asal kamu tau, keperawananmu adalah bonus bagiku, tubuh yang selama ini di impikan banyak laki-laki diluar sana, sudah tidak ada artinya lagi, bahkan dengan liar nya kamu menyerahkannya padaku, " ucap Andreas seraya mendekat ke arah Elis.
"Brengsekk! brengsekk kamu An. Kenapa kamu tega menjebak aku seperti ini, apa maumu sebenarnya?" tanya Elis geram.
"Mau ku, menghancurkanmu. Membuat mu hidup seperti di neraka," Ucap Andreas dengan nada penuh kebencian terhadap Elis..