"Keren, bro," puji Ardan usai mengitari isi ruko lantai tiga milik Adit. Adit tersenyum kecil. "Kerenan elo lah," tuturnya. Ardan berdesis mendengarnya. "Itu sih punya bokap gue," sahutnya. Adit terkekeh. Lelaki itu baru saja menaruh secangkir kopi di depan Ardan. "Mau punya bokap kek, yang jelas tetep keren lah. Bokap lo usaha mati-matian biar elo sebagai anaknya gak mulai dari nol untuk melakukan sesuatu. Itu hal yang sangat wajar menurut gue." Ardan terkekeh. Ia tahu sih Kalau Papanya bekerja hingga perusahaan mereka sebesar ini memang sangat patut diapresiasi. Meski perusahaan itu juga warisan dari kakek dari Papanya. Tapi sebelum jatuh ke tangan Papanya, perusahaan itu tak sebesar sekarang. Papanya berhasil mengembangkannya dengan sangat jitu diusia muda dulu sebelum menikahi M