Chapter 16

1017 Words
Felix mengikut kemanapun Lucy menariknya. Dari mulai jajanan ringan sampai berat dan macam macam permainan sudah mereka coba. "Lucy coba lihat kesini" seru Felix. Lucy menurut dan.. Cekrek.. "Ih kok kamu iseng ambil foto aku yang lagi makan sih. Pasti jelek deh sini hapus gak" Lucy meraih mencoba merebut hp Felix. Cowok itu mempertahankan hp nya dan mengangkatnya tinggi tinggi. "Gak papa jelek lagian cuman buat kenang kenangan kok kalo aku punya temen yang rakus kayak kamu" celetuk Felix. Lucy cemberut sambil memakan makanannya lagi. Felix tertawa dan melihat hasil jepretannya. "Cantik kok hasilnya. Coba lihat ini" Cowok itu menunjukan layar hp ke depan Lucy. Lucy memanyunkan bibirnya sambil tetap melanjutkan makan makanan nya. "Udah malam nih pulang yuk" Ajak Felix. "Tapi kan masih banyak yang belum di kunjungi" Gerutu Lucy. Felix berdecak lidah sebelum merengkuh leher Lucy dan membawanya menuju parkiran. "Aku sih maunya di sini sampai selesai tapi aku kan harus jaga image kalau aku ini anak baik baik buat jaga anak orang. Bahaya kalo anak orang yang kubawa kenapa napa. Rusak dong reputasi baik gue" ucap nya. Lucy tersenyum. Tapi kemudian dia sangat kaget ketika merasa ada yang di lupa "Felix bonekanya!" Seru Lucy. Felix menepuk dahinya kemudian segera menelfon supir pribadinya untuk datang. Sekitar lima belas menit mobil jazz berwarna hitam berhenti sepuluh meter dari mereka. Lucy sudah membawa bonekanya kembali. Felix sendiri memberikan kunci motornya ke supir pribadinya tadi sedangkan dia pulang naik mobil bareng Lucy karena tidak mungkin dia membonceng boneka segede itu naik motor. Bisa di tilang pakpol nanti apa lagi sim nya belum jadi. Di sepanjang jalan Lucy memeluk boneka unicorn yang sangat lembut itu bahkan lebih memilih duduk di belakang dan menjadikan felix supirnya. "Seneng banget neng sama boneka nya" celetuk Felix. Lucy tersenyum "Makasih ya bonekanya" ucap Lucy. "Iya sama sama tapi aku agak kecewa sih" jawab Felix. "Kecewa kenapa?" tanya Lucy. "Ya gara gara boneka itu perhatian kamu bukan ke aku lagi" kekeh Felix. Lucy memukulkan kaki unicorn nya ke lengan Felix yang sedang menyetir. "Sekali doang lah ya. Kan gak papa" seru Lucy. Felix tertawa pelan hingga tidak lama kemudian mereka tiba di rumah Lucy. Papa lucy berdiri di teras. "Loh bukannya kalian tadi naik motor?" tanya Desta- papa Lucy. Lucy berjalan membawa boneka unicorn besarnya di sampingnya ada Felix. "Tadi memang naik motor om cuman masa mau bawa boneka segede ini naik motor kan bahaya jadi tadi minta tolong pak supir buat bawa mobil deh ke festival" Papa lucy tertawa "Ya udah yang penting selamat sampai rumah. Maaf ya nak felix, Lucy udah ngerepotin kamu" "Gak kok om. Felix senang punya teman kaya lucy. Oh ya om karena sudah malam aku pamit duluan ya om" pamit Felix. Desta mengangguk. "Hati hati bawa kendaraan soalnya udah malam" Pesan papa Lucy. Felix tersenyum ke arah Lucy "Jangan lupa mimpiin aku loh ya jangan unicorn nya" ujar nya sebelum pergi. Papa Lucy tertawa. "Ayo masuk udah malam" ucap Desta saat mobil Felix sudah tidak terlihat lagi. Ke esokan harinya Gama yang sedang mencuci motor nya di depan rumah melihat Lucy yang sudah siap berangkat sekolah. Gadis itu berdiri di tepi jalan seperti menunggu seseorang hingga tak lama terdengar suara deruan motor. "Pagi bawel!" Seru Felix ceria. "Pagi juga camel" seru Lucy tak kalah ceria. Mereka tertawa pelan sebelum Lucy menerima helm yang felix berikan. Sekilas Felix melihat dengan ujung pupil matanya Gama tengah menatap dirinya dan Lucy. Bersikap seolah tak melihat Felix sengaja membantu Lucy memakai helm. "Sudah siap?" ucap Felix. "Udah dong. Sekarang goo.." Jawab Lucy riang dan gembira. Gama menghela nafas rendah setelah kedua remaja tadi tidak terlihat. Gama sadar dengan apa yang sedang ia pikirkan saat selang yang dia pegang menyiprat mengenai wajahnya. Akhir akhir ini Gama tidak lagi pernah mengantar Lucy ke sekolah sejak munculnya cowok tadi. Gama jadi penasaran apa hubungan Lucy dan cowok yang selalu Gama lihat tertawa bersama Lucy di setiap kesempatan. 'Apa sekarang Lucy sudah punya pacar?' Harusnya Gama senang. Itu artinya cewek itu tidak lagi mengganggu nya bahkan sejak pulang dari acara fani kemarin pun Lucy jadi jarang kerumah nya lagi. Tapi apa yang terjadi dengan apa yang Gama rasakan saat ini 100% berbeda. Dia tidak suka Lucy dekat dengan pria lain. Gama menggeleng dan melanjutkan mencuci motornya berusaha membuang pikiran yang melintas di pikirannya tiba tiba. 'kalau mau pacaran ya pacaran aja. Aku gak peduli' batin Gama yang 80 persen dari kata katanya berkebalikan dengan yang dia rasakan. Selesai membersihkan motornya Gama masuk ke dalam rumah sampai tiba tiba hp dia berdering. "Ya Nadh ada apa?" Jawab Gama. "Oke nanti aku jemput. Jam 2 kan?" kemudian Gama menyimpan hp nya lagi sambil bersiul dia menaiki tangga menuju kamar nya. Di sisi lain Felix dan Lucy berjalan beriringan menunggu kelas mereka, seperti biasa selalu bercanda dan tertawa. Bahkan mereka sering di sebut sebut sebagai pasangan teromantis di sekolah itu. Padahal mereka tidak tau jika Felix dan Lucy hanya berteman. Saat tengah hari di jam istirahat kedua Felix dan Lucy duduk di kursi kantin sambil berbincang. Teman yang Lucy punya hanya Felix jadi tak heran selama sma dia menghabiskan sebagian besar waktunya bersama Felix. Belajar bersama Felix, satu bangku dengan Felix dan hampir semua kegiatan tidak luput dari Felix. Bagi Lucy Felix adalah sahabat terbaik yang pernah dia miliki. Drrtt drrrttt.. Felix meletakkan gelas soda nya ke meja dan mengangkat panggilan masuk. "Iya om ada apa? Felix lagi di sekolah. APA!" Seru Felix di akhir kalimatnya. "Ada apa Fel?" Tanya Lucy. Felix langsung berdiri dari duduk nya. "Lucy, bantu aku minta izin ke guru ya. Aku absen dulu soalnya ada keadaan darurat" Felix menyimpan hp nya di saku celana dan cowok tinggi itu langsung berlari buru buru. Lucy mengerutkan dahinya. berusaha mengejar Felix yang langkahnya dua kali lipat dari miliknya. Begitu berhasil mengejar Felix Cowok itu sudah menaiki motornya dan pergi. "Keadaan darurat apa ya kok dia gak ngomong apa apa sama aku. Wajahnya juga kayak kaget" gumam Lucy. TRIIIIINNNGGGG... Lucy menghela nafas rendah saat bel sudah berbunyi. "Nanti aku tanya deh. Bikin aku penasaran aja" Ucap Lucy dan cewek itu langsung berlari menuju kelasnya. _________ To be continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD