When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Mau pergi kemana kau?" tanya seorang pria yang membuat Samran terdiam mematung. Samran dengan perlahan membalikkan badannya, dan mencoba untuk tetap terlihat tenang, meski sebenarnya Samran tidak bisa begitu tenang. "Pa-pak Roni!!" lirih Samran takut, takut kalau sampai dirinya akan dibunuh karena melihat adegan ranjang Roni. Roni yang melihat wajah ketakutan Samran langsung tersenyum mengejek. "Pak Adi benar-benar beruntung. Memiliki istri yang pintar mengelola sebuah kebohongan, dan bahkan sibuk mengurusi harta peninggalan Pak Adi. Hebat!" ujar Roni mengejek Samran, membuat emosi Samran terpancing. Samran berusaha untuk tetap tenang, dan memperlihatkan wajah santainya untuk menghadapi ujian Roni, agar Roni tidak berpikir buruk tentangnya. "Ahh, Pak Roni bisa saja. Saya hanya menuruti