BAB 03. Sepuluh Juta!

1530 Words
Celine menatap pada D ean yang menyetir di sampingnya. Celine tidak menyangka, kalau Dean akan memberi uang sebanyak itu pada tukang bubur tadi. Padahal Celine hanya bercanda tadi, dan mau membuat Dean risih pada dirinya. Namun, ternyata tidak berhasil, dan malah Dean dengan gampangnya mengiakan apa yang dikatakan oleh Celine. Ada yang tidak beres pada Dean. Celine harus mempertanyakannya, dan memeriksa suhu tubuh pria itu. Tapi, melihat Dean santai dan tidak ada beban sama sekali. Sepertinya yang harus diperiksa adalah Celine sekarang. Karena otak Celine yang bermasalah sekarang bukan otaknya Dean. “Kamu yakin kasih duit sepuluh juta itu tadi?” tanya Celine. Dean menoleh ke arah Celine mengangkat sebelah alisnya. “Iya. Memangnya ada apa?” tanya Dean bingung dengan apa yang ditanyakan oleh Celine pada dirinya. Celine menggeleng, “bukannya apa. Itu sepuluh juta bukan sepuluh ribu! Kamu orang kaya?! Pastinya orang kaya, lihat mobil kamu yang mewah kayak gini aja, aku udah nebak kamu orang kaya. Emak dan bapak aku beneran mau jodohin aku sama orang kaya ternyata. Padahal aku bisa cari jodoh sendiri,” kata Celine tersenyum sinis pada pria di sampingnya. Dean mendengarnya tertawa kecil. “Kamu yakin mau cari jodoh sendiri? Untuk apa mencari? Kalau sudah ada di sini.” Dean tersenyum tipis dan terus menyetir mobil dengan tatapan fokusnya. Celine tidak salah mendengar, apa yang dikatakan oleh pria yang dijodohkan dengannya sekarang bukan? Kalau dia adalah jodoh yang dikirim oleh Tuhan untuk dirinya. Celine ogah nikah! Celine itu suka kebebasan! “Aku nggak mau nikah sama kamu. Dan aku nggak akan pernah menikah!” ucap Celine sedikit menaikkan nada suaranya. Dean mendengarnya menepikan mobilnya, lalu melepaskan sabuk pengamannya, Dean memajukan tubuhnya mendekati Celine membuat Celine menahan napasnya dan menelan ludahnya secara kasar dengan apa yang dilakukan oleh Dean pada dirinya sekarang. “A-apa yang akan kau lakukan?!” tanya Celine takut, kalau hal buruk akan dilakukan oleh Dean padanya. Dean tersenyum sinis, dan membelai pipi Celine. Celine memang cantik dan unik. Membuat Dean tertarik pada gadis ini sekarang. Dean memajukan wajahnya, dan mencium sudut bibir Celine, membuat Celine melotot dan langsung mendorong Dean menjauh darinya. Apa-apaan pria sialan ini. Dengan beraninya mencium dirinya. Padahal mereka baru saja kenal! “APA YANG KAU LAKUKAN?!” teriak Celine. Dean meringis merasakan telinganya pengang dengan teriakan Celine yang begitu keras dan tidak ada kelembutan. “Kau tidak bisakah tidak berteriak? Dan apa yang aku lakukan? Aku hanya mencium sudut bibir calon istriku. Aku jamin, ibuku dan ibumu akan mengatur pertunangan kita sebentar lagi, kau seharusnya bersyukur, karena aku sebagai pria kaya dan juga tampan mau menerima perjodohan ini,” ucap Dean, dan baru kali ini dirinya bicara panjang dengan orang lain dan tidak terlalu dekat dengannya. Dean seperti tak mengenal dirinya semenjak berdekatan dengan Celine. Gadis ini mengubah segalanya. Tak pernah ada yang menolak dirinya, dan malah terus mengejar dirinya. Baru Celine yang menolak dirinya. Dan itu membuat Dean tertantang untuk menakhlukan hati Celine. Dan dia semakin tertarik pada Celine. “Aku tidak sudi bertunangan denganmu. Aku tidak mau dijodohkan! Aku masih tidak mau menikah dengan siapa pun, dan tidak mau terlibat hubungan dengan seseorang,” ucap Celine melihat ke luar jendela mobil. Dean tertawa sinis. “Kau yakin sekali tidak mau bertunangan denganku. Apakah dirimu yakin dengan tekadmu itu untuk bisa bebas dari perjodohan ini? Apalagi ibumu itu terlihat senang melihat aku tadi, dan dia seolah menyuruhku untuk menikahimu detik itu juga. Kalau tidak mau tunangan, bagaimana kalau kita menikah saja?” tanya Dean terlalu santai dan tidak memiliki beban mengatakan kata nikah. Untuk apa memiliki beban. Dia mampu untuk menafkahi Celine. Bahkan sampai tujuh turunan pun dia mampu. Celine tidak akan menyesal menikah dengannya. Malahan Celine akan merasakan kemakmuran menikah dengan dirinya. “Aku yakin! Aku akan bebas dari dirimu. Kau tidak perlu percaya diri dengan aku yang akan tunangan denganmu. Aku akan menggagalkan pertunangan ini, dan bilang pada ibuku untuk membatalkan perjodohan gila dan tidak ada otak ini!” kata Celine kasar. Dean tidak terpancing dengan kata-kata kasar yang dilayangkan oleh Celine padanya. Malahan Dean semakin tertarik pada Celine. Melihat wajah cantik, penolakan, dan tidak ada kata Celine tertarik padanya. Wanita luaran sana malah dengan senang hati telanjang di depannya, untuk menarik perhatiannya. Tapi, berbeda dengan Celine. Awal bertemu dengan gadis itu, malah Celine memakai pakaian unik sekali. “Coba saja kalau bisa. Kau mau kemana lagi? Mau ke hotel?” tanya Dean. Celine melotot. Pria ini m***m! Dan semakin melunjak ternyata. Hotel katanya! Celine tidak akan pernah mau diajak ke tempat itu oleh seorang pria. Dirinya memiliki harga diri setinggi langit. Dan selama ini tak pernah ada yang menyentuh dirinya. Celine selalu berhasil untuk menjaga dirinya sebaik mungkin. “Jangan kurang ajar! Aku tidak akan pernah mau diajak ke hotel oleh dirimu. Aku akan menjaga harga diriku sebaik mungkin!” kata Celine membuat Dean mengangguk. “Kau terlalu berpikiran buruk padaku. Aku mengajakmu ke hotel bukan untuk melakukan itu. Aku ada pertemuan di sana. Di hotel yang baru siap aku bangun beberapa bulan yang lalu,” Oh! Tentu saja ini sebuah kebohongan. Dean mengatakan itu hanya untuk menguji Celine. Kalau Celine setuju dengan usulannya untuk ke hotel, berarti Celine ada kesamaan dengan wanita yang lain. “Aku tidak mau! Walau itu bertemu dengan klienmu atau siapa pun itu aku tidak mau! Kalau kau mau ke hotel. Sebaiknya kau antarkan aku pulang ke rumah. Aku ingin rebahan dan memeluk bantal gulingku!” ucap Celine tidak mau diajak ke tempat itu, walau pria di sampingnya mengatakan untuk bertemu dengan klien-nya. Dean tersenyum tipis, tidak disadari oleh Celine sama sekali. Celine semakin menarik dan membuat dirinya semakin ingin mendapatkan Celine. Melihat wajah angkuh Celine berada di bawahnya sepertinya sangat menyenangkan. Perempuan angkuh seperti Celine, kalau di atas ranjang pasti ganas dan membuat kepuasan yang menyenangkan di atas ranjang. “Baiklah. Kita tidak jadi ke hotel. Aku tidak mau mengantarmu pulang. Kita jalan saja bagaimana? Tidak apa kita keliling kota dan di dalam mobil terus. Asalkan aku terus berada di sampingmu dan kau berada di sampingku. Itu tampak sangat romantis sekali Celine!” ucap Dean semangat, dan mulai melajukan mobilnya kembali membelah jalanan dan tanpa arah tujuan. Celine ngeri dengan kelakuan Dean. Bagaimana cara membuat Dean jijik padanya. Apakah Celine harus pura-pura memiliki kekuatan indihome? Maksudnya indigo! Dirinya akan pura-pura melihat hantu, dan bilang kalau dirinya sudah berpacaran dengan hantu. Celine kebanyakan baca n****+ horror romance. Di mana seseorang berpacaran dengan hantu dan menjalin hubungan kasih dengan hantu. “Kau tidak kepanasan dan lelah kalau menyetir mengelilingi kota?” tanya Celine. Dean menoleh ke arah Celine. “Perhatian heh?” tanya Dean menyebalkan. “Babi! Gue nggak perhatian! Cuman nanya!” ucap Celine kasar. “Jangan kasar-kasar sayang. kalau di atas ranjang kamu kasar tidak masalah. Aku malahan senang. Tapi, kalau di sini jangan kasar. Aku takut membawa mobil ini ke tempat sepi, dan kita akan melakukan hal menyenangkan dalam mobil,” ujar Dean tersenyum m***m. Celine mendengarnya mendesis. “Anjing! Lo nggak bisa bersikap normal! Gue yakin, lo nggak nikah-nikah karena lo itu m***m dan buat cewek-cewek jauhin lo!” tuduh Celine, dan lagi Dean menepikan mobilnya dan menatap tajam pada Celine yang menuduh dirinya. “Kau berpikir seburuk itu padaku? Aku normal! Karena aku normal, makanya aku tertarik padamu. Aku tidak menikah bukan karena wanita luaran sana lari lihat diriku. Tapi, aku yang tidak mau dengan mereka. Aku hanya akan menikah dengan wanita yang mampu membuatku tertarik dan merasa nyaman!” kata Dean masih menatap tajam pada Celine. Celine menelan salivanya. Celine mau minta tolong pada ibunya sekarang, karena ia tak sanggup melihat tatapan tajam dari Dean untuk dirinya. “Kau terlalu tajam menatapku…” ucap Celine gugup dan mau menangis. Dean menghela napasnya, dan berusaha untuk mengatur emosinya sebaik mungkin. Dia tidak boleh membuat Celine takut pada dirinya. “Maaf. Aku tidak bermaksud membuat dirimu takut padaku. Aku hanya mau mengatakan hal yang sebenarnya. Aku tidak menikah, bukan aku tidak laku. Tapi, aku tidak mau menikah dengan sembarangan wanita! Kau seharusnya sudah tahu kalau aku termasuk pria yang menjadi rebutan banyak perempuan, dengan mereka berlomba-lomba untuk menarik perhatianku,” tutur Dean. Celine tercenung mendengarnya. Lalu mencerna apa yang dikatakan oleh Dean pada dirinya. Apa yang dikatakan oleh Dean memang benar. Dean itu tipe pria yang banyak digilai oleh wanita. Dan bukan hanya wanita saja sepertinya. Laki-laki juga bisa menggilai Dean. Dean itu kaya. Tampan. Mapan. Dan bisa menarik semua perhatian orang padanya. Kecuali Celine tentunya. Celine tidak tertarik pada Dean. Dia tidak mempan dengan tampang mapan dan kaya. Dia itu berbeda dengan para wanita di luaran sana. “Aku minta maaf. Aku tidak akan mengatakan itu lagi, yang buat dirimu tersingung. Aku mau pulang! bisakah kau mengantarku pulang?” tanya Celine dengan nada lembutnya, dan mau muntah dirinya bersikap lembut seperti ini pada Dean. Dean mengangguk dan kembali melajukan mobilnya menuju rumah Celine, mengantar gadis itu pulang ke rumah. Dean kesal pada dirinya sendiri. Kenapa dirinya sampai merusak suasana dan membuat Celine takut pada dirinya. Tentu saja gadis itu takut padanya, tadi Dean menatap tajam dan seolah ingin menyakiti Celine detik itu juga. Dean harus bersikap lembut pada Celine, agar Celine terpikat padanya, dan mau menerima dirinya. Dan tidak menolak dirinya terus menerus.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD