Perasaan Sina

1214 Words

"Grazilda semakin dekat dengan Felix dan Jefri!" Kevano menyampaikan fakta ini dengan kemarahan terpendam. Tiara, yang duduk di depannya, hanya bisa tersenyum kecut. "Dari dulu Jefri terobsesi dengan wanita itu. Jika tetap begini, mungkin aku hanya bisa bermain licik!" "Bukannya dari dulu kamu selalu bermain licik?" Kevano menyindir Tiara, mengingatkan siapa sebenarnya wanita itu. Jika keadaan tidak memburuk seperti ini, Kevano tak akan sudi bergandengan tangan dengan Tiara. Wanita ular itu sudah berhasil membuat Kevano mual dan jijik. Sayangnya, takdir sepertinya sedang tidak berpihak pada Kevano. Satu-satunya kubu yang Kevano temukan saat ini adalah Tiara. "Ah, ya! Jika ingin bertahan demi beberapa tujuan, kita perlu bermain licik. Ya kan?" Tiara hanya tersenyum kecil, sengaja ta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD