Bab.44 Akhir Pertemanan

2505 Words

Saat ujung runcing gunting operasi itu makin mendekat ke wajahnya, Lena pun semakin brutal meronta berusaha melepaskan diri. Sifa begitu menikmati raut ketakutan di wajah Lena. Bukannya dia tidak punya hati, tapi wanita berhati iblis dan pengkhianat seperti Lena memang sudah sepantasnya mendapat balasan setimpal. “Aku pikir kamu sudah tidak takut apapun, makanya berani menantang maut mencari masalah dengan kami. Ternyata baru melihat gunting saja kamu sudah takut. Lihat ini, bagus kok! Cocok buat menggunting kulit mukamu yang tebal tidak tahu malu itu.” Sifa tertawa lebar memamerkan ujung guntingnya, tepat di atas mata Lena hingga membuatnya reflek terpejam rapat. Pasti dia takut Sifa akan menancapkan gunting itu ke matanya. Tak disangka-sangka Sifa menarik perban yang menutup luka di mu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD