terbongkarnya rahasia
Mas” teriakku kepada mas revan ketika dia melangkah pergi menjauh dariku dan juga camelia
“ Selesaikan masalah kalian, nanti aku akan kembali lagi” ucapnya
Akupun menatap kepergian camelia kesal dan kembali mengejar mas revan “ mas dengarkan dulu penjelasanku” ucapku sambil menarik tangan mas revan dan membuatnya terhenti
“ Apa lagi yang ingin kamu jelaskan, bukankah semuanya sudah jelas selama ini kamu Cuma berpura pura buta!” Ucap mas revan dengan lantangnya.
Aku yang sudah satu tahun hidup bersamanya walaupun dia bersikap dingin ini kali pertamannya dia berkata dengan lantangnya kepadaku, membuat jantungku berdetak kencang dan nyaliku menciut
“ mas semuanya tidak seperti yang kamu fikirkan, aku punya alasan melakukan itu semua!” ucap ku sambil menunduk karena tidak bisa menatap bola mata kemarahan dari pria yang sudah menjadi suamiku itu.
Mas revan melangkahkan kakinya mendekat kepadaku membuatku mundur perlahan “ Alasan kamu bilang!” Revan tersenyum picik kepadaku
“alasan untuk menghianatiku maksud kamu, hah, dengar baik baik bagiku penghianatan tetap penghianatan” bentaknya hingga membuatku berdiri mematung.
Mas revan pun pergi begitu saja meninggalkanku, ku tatap punggung pria itu dengan nanar hingga punggung itu hilang.
“ Apa yang sudah ku lakukan, kenapa aku lupa diri dengan kebutaan yang ku buat sendiri” ucapku dalam hati.
Ku langkahkan kakiku menuju ke dapur mencari air mineral untuk membasuh tenggorokan ku yang kering sekaligus menenangkan pikiran kacau ini.
Glek glek glek
Air mineral itu habis ku minum tanpa sisa, ku mainkan gelas yang ada di depanku sambil berpikir cara membuat mas revan memaafkan kesalahan bodohku ini. Kulangkahkan kakiku perlahan lahan menuju kamar utama diman mas revan berada, setelah tiba di depan kamarku ku kuatkan hati untuk masuk kedalam sana, perlahan lahan ku buka pintu itu ku intip apa yang sedang di lakukan mas revan, namun setelah mataku menyusuri ruangan itu tidak ada siapapun
“ kemana dia perginya?” tanya ku dalam hati
Ku langkahkan kakiku menuju ke kamar mandi dan ruangan ganti semuanya kosong
“ mungkin dia di balkon” pikirku
Akupun berjalan menuju ke balkon, ku berjalan perlahan layaknya seorang pencuri yang takut ketahuan, ku hentikan langkahku ketika melihat sosok orang yang ku cari sedang melesap sebatang rokok di mulutnya, hingga sosok itu membalikkan tubuhnya dan menatap tajam ke arahku.
“ Siapa menyuruhmu kemari?” tanyanya sambil menjatuhkan rokok itu dan menginjaknya
“ A- aku ingin bicara!” jawabku sambil terbata bata
“ pergi lah, melihatmu membuatku ingin marah” ucapnya sambil berjalan masuk
Aku terdiam sesaat melihatnya berjalan melewatiku begitu saja bahkan tanpa melirikku, “ sekarang aku harus bagaimana!” batinku
Ku balikkan tubuhku berjalan kembali masuk ke kamar itu, ku dengar suara air berdecik dari kamar mandi “ dia sedang mandi, lebih baik aku pergi dari sini!” ucapku
Aku pun berjalan keluar dari kamar menuju ke ruang tv, mencoba berpikir jernih “ lebih baik aku diam dulu menunggu dia sedikit mendingin” ku hidupkan tv yang ada di hadapanku sampai berulang kali ku pindah pindahlan siarannya tidak ada satupun yang menarik untuk di tonton.
“ Sudah bisa menonton kamu rupanya” terdengar suara berat dari arah belakangku
Ku tolehkan wajahku ke arah suara itu, namun orang yang tadi bersuara telah pergi menjauh
“ mas!” ku panggil mas revan yang sudah berjalan menjauh , sambil berlari kecil ku pacu jalannya dan berhenti tepat di hadapannya
“ mas aku mohon dengarkan aku dulu, dengarkan ceritaku dan alasan kenapa aku sampai berpura pura buta!” aku memohon sambil menggenggam tangan mas revan
Dengan cepat dia menghentakkan tanganku, “ Berapa kali harus aku katakan aku tidak butuh penjelasan, apa kau tidak dengar apa yang aku katakan tadi atau sekarang kau berpura pura tuli, hah!” ucap revan dengan kasarnya
Bagaikan petir yang menyambar di cuaca cerah ungkapan itulah yang bisa aku katakan untuk menjelaskan situasiku saat ini, aku memilih diam dan melihat mas revan yang pergi meninggalkanku begitu saja.
Ku jatuhkan tubuhku ke lantai pikiranku teringat kejadian setahun lalu yang membawaku harus berpura pura buta